MENGULAS TENTANG TRADISI NYUMBANG DI
DALAM
MASYARAKAT PEDESAAN
"UJIAN AKHIR SEMESTER AKHIR
"
DOSEN PENGAMPU Dr.Dra,ARUNDATI SHINTA.,MA.
Disusun oleh
Ken Gelis Widiahapsari
22310410063
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
FAKULTAS PSIKOLOGI
TAHUN AJARAN 2023/2024
Tradisi nyumbang sudah menjadi kegiatan kebiasaan
yang terus di jaga sampai sekarang di dalam masyarakat pedesaan namun banyak
sekali permasalahan yang akan dihadapi seperti tidak bisa datang ataupun
berpatisipasi dalam tradisi ini dan konsekuensinya akan mendapat sanksi sosial
di masyarakat seperti di kucilkan ataupun menjadi bahan berbicaraan . Tidak
hanya itu permasalahan dalam Tradisi ini salah satunya akan memicu timbulnya
permasalah biaya dan ekonomi yang membludak sehingga memicu hutang piutang dan
masalah finansial lainnya. Tidak lama ini yang menjadi berita panas seorang
ayah dari pengantin wanita bunuh diri disaat prosesi akad pernikahan
anaknya,hal ini dicurigai karena si ayah stres akibat tagihan hutang yang
banyak guna pembiayaan resepsi pernikahan anaknya. Nyumbang sebagaian akan
menjadi beban masyarakat yang kurang mampu permasalahan juga dipicu karena gaya
hidup atau gengsi di masyarakat. Tidak sedikit warga masyarakat jika ada salah
satu anggota masyarakatnya mengadakan sumbangan maka mereka akan berpartisipasi
entah itu memberikan sejumlah bahan makanan pokok,ataupun sejumlah uang sesuai
nominal standar sumbangan yang ada di daerah tersebut
Solusi
dari permasalahan dapat di siasati dengan berbagai langkah seperti tidak confrom
selain jika kondisi finansial keluarga ataupun ekonomi kurang mumpuni sebaiknya
mengadakan acara kecil kecilkan jika itu diharuskan ada acara syukuran dengan
menghadirkan sejumlah keluarga inti dan apabila sudah memiliki tabungan yang
cukup baru akan mengadakan acara hajatan
yang melibatkan masyarakat. Tujuan utama dari tradisi nyumbang sendiri untuk
saling gotong royong dan untuk mempertahankan tradisi bukan untuk ajang
menjatuhkan seseorang dalam sebuah hajatan.
Banyak
permasalahan yang magacu pada adanya ketakutan akan dampak dari perilaku tidak
conform pada lingkungan masyarakat serta ketakutan akan adanya dampak perilaku
tidak conform banyak dijumpaj di lingkungan perdesaan. Karena hal kecil
akan berdampak besar jika tidak adil dalam pembagian sembako karena akan
menjadi takut gosipan panas dan di kucilkan lingkungan apabila tidak hadir
dalam acara desa. Dan jika apabila tidak menyumbang semabo kepada sejumlah
masyarakat yang ada maka akan menjadi kontra akibat jangka panjangnya
masyarakat enggan lagi untuk membantu atau bergotong royong,karena mereka
beranggapan keluarga tersebut pilih kasih pelit dan sebagainya,seperti contoh
yang ada di desa saya ada tamu yang dari luar Jawa mereka merupakan kerabat
dekat akan tetapi sembako yang diberikan tidak sebanding dengan sembako yang
telah di bagikan kepada masyarakat yang telah bergotong royong membantu acara
tersebut,dengan adanya masalah ini keluarga tersebut menjadi gunjingan dan
bahan pembicaraan dalam lingkungan masyarakat tidak hanya itu mereka melakukan
berbagai cara agar mereka bisa mengadakan acara syukuran ataupun sumbangan yang
besar hanya karena gengsi semata, banyak masyarakat yang memilih lebih baik
tidak mempunyai apa apa ketimbang tidak menyumbang. Hanya karena tidak
menyumbang pun seseorang yang tidak confrom akan terkena imbasnya dan didalam
Jawa ada istilah Ra srawung rabimu suwung
Menurut teori Albert Bandura, dimana setiap anak akan
menirukan apa yang kita lakukan, untuk mempelajari atau mengajari anak tentang
tradisi ini mungkin lebih mengajarkan anak untuk Perilaku berhemat karena jika
di total ataupun di rinci dengan kapasitas finansial setelah acara hajatan
masih banyak acara ataupun kebutuhan yang lebih penting lagi,kemungkinan saya
sendiri akan mengajarkan anak untuk bergaya sederhana sesuai dengan
kemampuan,lebih baik sederhana dari pada banyak hutang,menerapkan kegiatan
pribadi saja semisal acara hajatan dengan keluarga inti dan lain sebagainya
bukan tidak menyetujui tradisi nyumbang melainkan lebih efisien dalam penggunaan
yang untuk kehidupan yang lebih penting.
Menurut Niccolo Machiavelli yaitu menghalalkan semua
cara untuk mewujudkan suatu tujuan dan simpati dalam Masyarakat. Dengan adanya
sumbangan yang besar akan mendapat pengahargaan dalam bentuk citra positif
value yang baik dan pandangan yang sesuai apa yang diinginkan masyarakat.
Secara tidak langsung sumbangan yang besar dalam pilkada adanya unjuk gigi
kekuasaan dan kekayaan maupun kehormatan yang di milikinya dapat mempengaruhi
opini masyarakat dan meciptakan citra positif
untuk memilih tokoh di pilkada tersebut seperti Teori yang dikemukakan
oleh Niccolo Machiavelli. Ya, karna menyumbang kan 120 kotak termasuk jumlah
yang besar. teori Niccolo
Daftar
Pustaka
file:///C:/Users/INFINIX%20X2/Downloads/544-Article%20Text-1066-1-10-20200717.pdf
https://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/societas/article/view/9144/8815
http://www.detiknews.com/read/2011/07/28/082643/1691027/471/makna-sosial-tradisi-nyumbang
https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fcdn-image.hipwee.com%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F12%2Fhipwee-Untitled-design-21-750x422.png&tbnid=6urqwwof6Nrj7M&vet=1&imgrefurl=https%3A%2F%2Fwww.hipwee.com%2Fhiburan%2Fnikah-mewah-orang-desa%2F&docid=uLQRQsvciMDr6M&w=750&h=422&itg=1&hl=id-ID&gl=id&source=sh%2Fx%2Fim%2F4
0 komentar:
Posting Komentar