Sabtu, 08 Juli 2023

 

ESSAY PENGABDIAN MASYARAKAT

“MENJADI NARA SUMBER DALAM EDUKASI STUNTING DI SATUAN PAUD”

DIANA WIDIASTUTI

NIM : 22310410034

Mata Kuliah : Psikologi Sosial

Dosen Pengampu : Dr. Dra. Arundanti Shinta, MA.

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta



Topik

Edukasi Pencegahan Stunting di Satuan PAUD

Pelaksanaan Kegiatan

11 Maret 2023

Latar Belakang

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia dibawah lima tahun (balita) akibat kekurangan asupan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan.

Stunting ditentukan oleh indeks antropometri yang menggunakan data panjang badan berdasarkan umur (PB/U) untuk anak usia dibawah 2 tahun dan menggunakan data tinggi badan berdasarkan umur (TB/U) untuk anak usia 2 tahun ke atas.

Berdasarkan data WHO, suatu negara dikatakan mengalami masalah stunting bila jumlah kasusnya berada di atas 20%. Sementara itu, berdasarkan data tahun 2018, jumlah kasus stunting di Indonesia adalah sebanyak 30,8%, atau tiga dari sepuluh anak Indonesia. Oleh karena itu, stunting masih menjadi masalah yang harus segera ditangani.

Postur tubuh anak dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti genetik, hormonal, dan asupan nutrisi. Oleh karena itu, ada anak yang berperawakan pendek karena orang tuanya juga berpostur tubuh pendek. Akan tetapi, stunting berbeda dengan perawakan pendek. Anak dengan stunting pasti memiliki tubuh yang pendek, tetapi anak dengan perawakan pendek belum tentu mengalami stunting.

Penyebab utama stunting adalah kadar gizi buruk, kurang ASI dan MPASI, masalah kebersihan makanan dan air, lingkungan tidak higienis, masalah pengasuhan, dan anak tidak mendapatkan ASI eksklusif.

Gejala yang menunjukkan anak mengalami stunting adalah:

  • Tubuh anak lebih pendek dibandingkan standar tinggi badan anak seusianya
  • Berat badan anak bisa lebih rendah untuk anak seusianya
  • Pertumbuhan tulang terhambat
  • Mudah sakit
  • Gangguan belajar
  • Gangguan tumbuh kembang

Bila menderita penyakit kronis, anak dengan stunting bisa mengalami sejumlah gejala berikut:

  • Tidak aktif bermain
  • Batuk kronis, demam, serta berkeringat pada malam hari
  • Tubuh anak membiru ketika menangis (sianosis)
  • Sering lemas
  • Sesak napas
  • Ujung jari berbentuk seperti tabuh (clubbing finger)
  • Bayi tidak dapat menyusu dengan baik

https://www.alodokter.com/stunting


SPS Tunas Harapan V adalah salah satu satuan PAUD di kelurahan Kricak, Kemantren Tegalrejo, Kota Yogyakarta, dimana peserta didiknya adalah anak-anak usia 4 bulan hingga 4 tahun. Pengelola PAUD tersebut merasa ada beberapa peserta didiknya yang stunting, namun orangtua dan keluarga anak tersebut tidak tahu dan merasa bahwa anaknya normal-normal saja. Dengan keterbatasan pengetahuan dan keahlian dari pengelola PAUD itu sendiri, beliau meminta saya untuk memberikan edukasi tentang stunting kepada orangtua/wali peserta didiknya dalam kegiatan parenting, mengingat saya adalah salah satu tim pelatih diklat bagi pendidik PAUD dalam upaya pencegahan stunting.

Bentuk Pengabdian Masyarakat

Menjadi nara sumber dalam kegiatan pertemuan orangtua/wali peserta didik dengan tema “Anak Sehat Bebas Stunting”

 

Dalam kegiatan tersebut, saya menyampaikan pengertian stunting, bagaimana ciri-cirinya, apa penyebabnya, apa akibatnya, dan apa yang harus dilakukan orangtua jika anaknya sudah terlanjur stunting. Saya mengajak peserta untuk melakukan deteksi anak-anaknya sendiri menggunakan aplikasi SiCenting, yaitu aplikasi untuk untuk mendeteksi stunting yang telah dibuat oleh Sinta Fitriani, dosen STIKes Respati. Aplikasi ini bisa diinstal dari playstore. Mengingat para peserta yang terdiri dari orangtua peserta didik dan pendidik PAUD memiliki android dan cenderung akan lebih tertarik jika mengutak atik ponselnya. Melalui aplikasi tersebut, mereka bisa lebih mudah mengetahui bagaiman status gizi anaknya. Dalam aplikasi tersebut juga terdapat media informasi stunting dan informasi kebutuhan gizi anak yang mudah difahami oleh penggunanya.

Permasalahan

Setelah melakukan edukasi, wawancara, dan tanya jawab, ditemukan beberapa permasalahan yang ada di SPS Tunas Harapan V, antara lain :

1.   Orangtua peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan SPS Tunas Harapan V masih sangat minim pengetahuannya tentang stunting.

2.   Ditemukan 3 peserta didik SPS Tunas Harapan V yang dicurigai mengalami masalah gizi.

Solusi

1.   Satuan PAUD harus bekerja sama dengan Puskesmas dan Kelurahan untuk menambah kompetensi PTK PAUD agar ‘melek’ stunting, minimal bisa melakukan deteksi awal.

2.   Ketiga anak yang dicurigai stunting, bisa dilaporkan kepada Puskesmas dan pemerintahan terdekat agar segera bisa ditindak lanjuti dengan pemantauan, pemberian vitamin tambahan, dan penambahan asupan gizi bagi anak.

 


0 komentar:

Posting Komentar