Kamis, 20 Juli 2023

UAS "Pemaknaan Tradisi Nyumbang Di Dalam Masyarakat Pedesaan" Nelsa Ayuantika_22310410070_Psikologi SJ

UJIAN AKHIR PSIKOLOGI SOSIAL
PEMAKNAAN TRADISI NYUMBANG DI DALAM MASYARAKAT PEDESAAN
Dosen Pengampu : Arundati Shinta





NAMA / NIM : NELSA AYUANTIKA / 22310410070
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
2023
1. Permasalahan dari kasus diatas tersebut merupakan Pada perkembangannya
seiring dengan perkembangan ekonomi pasar, pengeluaran yang harus
ditanggung rumah tangga desa ini semakin berat, karena segalanya
menggunakan uang sebagai alat tukar ekonomi dan juga alat tukar sosial seperti
nyumbang. Kalau sebelumnya nyumbang dapat menggunakan produk pertanian,
namun sekarang lebih banyak menggunakan uang tunai. Dengan demikian setiap
warga desa membutuhkan lebih banyak uang dalam rangka memenuhi
kebutuhan di luar konsumsi harian, ini menyebabkan uang lebih penting dalam
setiap transaksi social (Husken & White 1989, Abdullah 1990).
Konsep pemberian dan saling tukar hadiah (pemberian) adalah konsep yang
bersifat universal di berbagai belahan dunia, di kota maupun di desa. Istilah yang
digunakan juga sangat beragam yang sekaligus menggambarkan stratifikasi
sosial masyarakat. Konsep "tradisi nyumbang" adalah konsep saling tukar
pemberian yang dilekatkan untuk masyarakat di pedesaan Jawa.

2. Perdesaan Jawa yang selama ini identik dengan kemiskinan, masih ada tradisi
yang masih bertahan, yaitu tradisi nyumbang. Sebagaimana yang terjadi pada
masyarakat kuno pada masa lampau dan turun menurun (Tamara, Waluyati, &
Kurnisar, 2018). Istilah nyumbang lebih berkonotasi pada tradisi masyarakat
pedesaan. Seperti halnya tradisi buwuh (nyumbang) atau yang sering dikenal
oleh masyarakat Indonesia adalah kondongan atau menyumbang. Tradisi
nyumbang berbeda dengan kondangan, perbedaannya terletak pada pemberian
yang diberikan kepada yang mengadakan hajatan.
Tradisi nyumbang dalam masyarakat perdesaan di Jawa merupakan wujud
kegiatan tolong menolong dan merupakan salah satu kegiatan yang sangat
penting dalam menjaga harmonisasi sosial. Nyumbang dimaksudkan untuk
membantu meringankan beban orang yang menggelar hajatan, agar beban yang
dipikul tidak terlalu berat (Prasetyo, 2010). Nyumbang merupakan pranata sosial
yang menunjuk kepada kebersamaan perasaan moral dalam komunitas.
Sekaligus simbol ikatan sosial masyarakat desa yang memiki fungsi resiprositas
dengan cara saling memberi dan saling tolong menolong sekaligus memberikan
gambaran dinamika interaksi.

3. Nyumbang merupakan kegiatan gotong-royong karena didalamnyaterdapat unsur
tolong-menolong, namun kegiatan nyumbang juga terdapat unsur resiprositas
dimana ada unsur pertukaran dalam kegiatan nyumbang. Masyarakat

mempercayai bahwa berapapun uang atau barang serta tenaga yang dikeluarkan,
maka suatu saat akan kembali seperti yang sudah dikeluarkannya.Resiprositas
merupakan hubungan timbal balik dan pertukaran antara individu dengan individu
atau antara kelompok dengan kelompok. Resiprositas memiliki posisi sosial
yang sama diantara mereka meskipun mereka memiliki status sosial, dan tingkat
kekayaan yang berbeda (Damsar, dkk. 2009: 104).

4. Dalam kehidupan masyarakat perdesaan Jawa tidak bisa dilepaskan dari
serangkaian tradisi, budaya yang berkaitan dengan siklus daur hidup manusia,
salah satunya tradisi nyumbang. Nyumbang merupakan wujud solidaritas sosial
dimaksudkan untuk membantu meringankan beban orang yang menggelar
hajatan, mengandung nilai resiprositas. Hubungan timbal balik berlangsung terus
menerus seiring perkembangan zaman, namun terdapat pergeseran yang
membuat tradisi nyumbang berubah. Menggunakan metode penelitian kualitatif
dengan pendekata paradigma konstruktivis dan mengambil setting lokasi sub
budaya di Desa.

5. Hubungan timbal balik memandang kekuasaan bukanlah semata – mata untuk
kepentingan diri sendiri, akan tetapi itu semua adalah untuk kehormatan dan
kesejahteraan negara, itulah prinsip Machiavelli.
Di sisi lain, karakteristik Mach yang kompetitif dan fokus pada tujuan-tujuannya
mungkin dapat memberi dampak positif pada kesuksesan berkarir. Seseorang
dianggap mampu menemukan sumber daya dan kesempatan dari lingkungan
serta lebih dapat membuat keputusan yang baik karena dapat
mengesampingkan emosi. Perilaku ini dapat membantu mereka dengan
kepribadian Mach terlihat lebih cakap, sehingga dapat membantu mempercepat
perkembangan karir.


KESIMPULAN
Berbagai tradisi nyumbang tetap dilestarikan dan dilaksanakan terkait siklus
kehidupan manusia (kelahiran, perkembangan, kematian). Pada awalnya tradisi
nyumbang sebagai wujud toleransi dari kehidupan sosial masyarakat
berdasarkan solidaritas mekanik. Sumbangan pada masa sekarang bukan lagi
berfungsi untuk meringankan orang yang mempunyai hajat saja, tetapi karena
kepentingan yang bersifat transaksional. Aktivitas transaksional tersebut
memiliki implikasi yang sudah mengarah pada kepentingan yang bersifat
ekonomi maupun sosial.
Masyarakat juga memaknai tradisi nyumbang sebagai nilai kerukunan.
Nyumbang merupakan suatu kegiatan untuk menjalin silaturahmi dengan orang
lain sehingga kerukunan akan terjalin dalam masyarakat. Bagi orang yang
menerima sumbangan menganggap bahwa orang yang memberikan sumbangan
telah menunjukkan tali katresnan atau kekeluargaan dengannya melalui
sumbangan tersebut.
Nyumbang juga merupakan suatu wujud solidaritas seseorang kepada orang lain.
Solidaritas sosial ditunjukkan dengan membantu orang lain tanpa adanya pamrih
dan harapan resiprositas. Sehingga seseorang yang memaknai sumbangan itu
kegiatan sosial untuk membantu sebagai wujud solidaritasnya ditandai dengan
tidak dicatat oleh orang yang memberikan sumbangan. Selain itu juga
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan seseorang. Orang yang memiliki tingkat
pendidikan tinggi mempunyai pola pikir bahwa nyumbang itu kegiatan sosial
yang bertujuan untuk membantu tanpa adanya pamrih dan tidak mengaharapkan
akan pertukaran atu resiprositas.

DAFTAR PUSTAKA
Affandy, S.(2011).Makna Sosial Tradisi Nyumbang. Tersedia
di:http://news.detik.com/opini/16910 7makna-sosial-tradisi nyumbang.Diakses
pada 31 oktober 2016. Pukul 10:14
Damsar dan Indrayani. (2009). Pengantar Sosiologi Ekonomi Edisi Kedua. Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group.
Dewi, Puspa. (2015). Tradisi Rewang Dalam Adat Perkawinan Komunitas Jawa Di
Desa Petapahan Jaya, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar. Jurnal Fisip, Vol
2 (2), 1-15.
Hidayat, Dedy N. 2013. Paradigma dan Metodologi Penelitian Sosial Empirik
Klasik. Jakarta:

Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia.
Mauss, Marcell. (1992). Pemberian: Bentuk dan Fungsi Pertukaran di Masyarakat
Kuno. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

 

0 komentar:

Posting Komentar