Kamis, 20 Juli 2023

UAS : Psikologi Sosial “ Tradisi Nyumbang “ _ Ade Setiawan _ 22310410066 _ Psikologi SP

 Resiprositas Dalam Masyarakat Pedesaan di Yogyakarta

Ujian Akhir Psikologi Sosial 

Dosen Pengampu : Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA MA

Ade Setiawan 

(22310410066)

Psikologi (SP)


Jawaban Soal  :

  1. Kegiatan yang sudah menjadi tradisi dimana kita harus saling memberi atau menyumbang karena suatu hal yang dikhuskan atau di sakralkan menjadi sangat penting bagi masyarakat setempat. Hal ini terjadi biasanya karena sudah terjadi secara turun-temurun dan seolah menjadi kegiatan yang diwajibkan karena apabila kita tidak melakukan hal itu otomatis konsekuensi dari masyarakat seolah mengintimidasi, seperti di cemooh, digunjing atau bahkan menjadi obrolan topik sekampung yang menyudutkan orang yang tidak conform. Permasalahannya adalah, yang pertama apabila saya tidak bisa menyumbang karena faktor ekonomi atau memang tidak memiliki makanan apapun yang harus saya bagi, maka secara otomatis hal ini akan membuat saya sangat tertekan dan berada dalam situasi yang membingungkan. Yang kedua, karena saya tidak menerima sumbangan dari yang lain, bisa karena memang saya tidak sedang membutuhkan makanan tersebut, atau karena  seringnya tidak berada dirumah sehingga makanan tersebut tidak tersampaikan ke saya. 

  2. Apabila saya sendiri yang mengalaminya, saya secara sadar akan melakukan komunikasi dengan ketua atau sesepuh di desa kami dan berkata sejujur-jujurnya mengenai kondisi ekonomi keuangan yang tidak memungkinkan untuk menyumbang sehingga saya harap akan ada solusi untuk membantu saya sehingga kegiatan tersebut tetap dilaksanakan secara khidmat. Meskipun, berhutang mungkin bisa saja menjadi alternative selama itu tidak memberatkan.

  3. Kegiatan menyumbang dan menerima seperti ini bagi saya merupakan bentuk atau cara yang dilakukan agar tali persaudaraan antar tetangga tercipta dan semakin erat, karena dengan adanya hal-hal seperti ini memerlukan intensitas rasa kepedulian antar tetangga. Namun, hal ini juga terkadang tidak selamanya berjalan dengan baik karena ada beberapa kejadian atau masalah yang timbul seperti yang sudah saya sebutkan diatas. Selain itu, keterpaksaan juga bisa muncul karena adanya intimidasi atau trigger dari masyarakat yang mana apabila tidak melakukan kegiatan tersebut dapat merugikan diri sendiri.

  4. Untuk itu, konformitas dalam perilaku menyumbang juga perlu kita ajarkan kepada anak-anak kita dengan berbagai macam kelebihan dan kekurangan yang ada di dalamnya. Penting juga untuk memberi arahan bagaimana pentingnya perilaku konformitas dalam bersyarakat agar tidak mudah melanggar karena tau konsekuensinya. Bayangkan bila anak kita diberi 

pemahaman yang berbeda dengan apa yang ada di dalam masyarakatm tentunya si anak akan mengalami keterasingan, sikap acuh dari sekitar dan masih banyak lagi hal-hal negatif merugikan yang harus di terimanya. 

  1. Pendapat  Niccollo Machiavelli yang diccokkan dengan kebiasaan menyumbang dan kebiasaan kepentingan untuk pemilihan kepala daerah sepertinya tidak match karena menurutnya kepentingan itu harusnya dirasakan oleh semua individu bukan perorangan. menyumbang dalam kegiatan masyarakat dan menyumbang untuk kepentingan politik jelaslah tidak sama tujuannya. Karena menyumbang yang diadakan untuk pemilihan kepala daerah itu bermaksud untuk menarik para pencoblos agar memilih orang tersebut, sedangkan menyumbang dalam kegiatan masyarakat tentu untuk kepentingan bersama yakni membangun masyarakat yang saling peduli.

0 komentar:

Posting Komentar