Kamis, 20 Juli 2023

UAS_PSIKOLOGI SOSIAL_DINAMIKA TRADISI NYUMBANG PADA MASYARAK_Aditya Nur Ihsan (22310410133)

UJIAN AKHIR PSIKOLOGI SOSIAL

Nama                          : Aditya Nur Ihsan

NIM                            : 22310410133

Mata kuliah               : Psikologi Sosial

Dosen Pengampu      : Dr., Dra. Arundati Shinta MA

Program Studi Psikologi

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

DINAMIKA TRADISI NYUMBANG PADA MASYARAKAT (STUDI KASUS: DESA PEMATANG GANJANG, SERDANG BEDAGAI)

Ujian Akhir Psikologi Sosial

Pengampu Arundati Shinta

Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang masih terjaga. Keberagaman suku, adat istiadat dan budaya yang ada di Negara Indonesia menjadikan Indonesia kaya akan budaya nasional, terlebih lagi banyak masyarakat yang memelihara budaya yang diwariskan oleh nenek moyang pada saat ini. Budaya adalah cara hidup yang dikembangkan dan dibagikan oleh sekelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang mereka gunakan untuk memahami pengalamannya dan berfungsi sebagai kerangka kerja untuk terwujudnya perilaku _x0007_(Soerjono & Sulistyowati, 2013).

Masyarakat di desa mempunyai hubungan yang lebih erat dan mendalam antar sesama warganya. Sistem kehidupan biasanya berkelompok, atas dasar kekeluargaan _x0007_(Setiadi, 2017). Masyarakat desa memiliki konsep dasar hidup bersama yang penuh kesadaran dan tanggung jawab. Kehidupan secara berkelompok menyebabkan terjalinnya hubungan yang semakin dekat satu dengan lainnya, sehingga sikap saling menolong merupakan sebuah keharusan dan menjadi sebuah kebutuhan. Bahkan dengan segala cara masyarakat desa akan ikut membantu ada diantara mereka yang mengalami masalah dalam hidupnya.

Tradisi adalah keseluruhan benda material dan gagasan yang berasal dari msa lalu namun benar-benar masih ada kini, belum dihancurkan, dirusak, dibuang, atau dilupakan. Tradisi hanya berarti bagian-bagian warisan sosial khusus yang memenuhi syarat saja yakni yang tetap bertahan hidup di masa kini, yang masih kuat ikatannya dengan kehidupan masa kini _x0007_(Martono, 2011). Di dalam tradisi diatur bagaimana manusia berhubungan dengan manusia lain, bagaimana manusia bertindak bertindak terhadap lingkungan sekitar, dan bagaimana perilaku manusia terhadap alam yang berkembang menjadi suatu sistem yang memiliki pola dan norma dan juga ketentuan hukum dan peraturan serta penyimpangan.

Tradisi nyumbang merupakan kebiasaan masyarakat pada pelaksanaan hajatan atau pesta untuk memberikan bantuan dan pertolongan yang didalamnya terdapat suatu keyakinan bahwa kewajiban untuk membalas balik apa yang sudah diberikan. Oleh sebab itu resiprositas (pertukaran) dapat mengatur perilaku seseorang dalam tradisi nyumbang, sehingga masyarakat yang menyumbang dan disumbang dapat menyesuaikan diri dalam norma pertukaran _x0007_(Santoso, 2017).

Pola kehidupan masyarakat di Desa Pematang Ganjang sangat erat antara satu individu dengan individu lainnya, berbagai tradisi dan kegiatan sosial dilakukan secara bersama-sama. Salah satu kegiatan sosial yang masih dilakukan oleh masyarakat adalah kegiatan sosial yang dikenal dengan Nyumbang. Kegiatan Nyumbang merupakan bentuk kerjasama antara satu komunitas dengan komunitas lainnya.

Hal ini dilakukan karena menurut masyarakat yang ada di Desa Pematang Ganjang melihat bahwa kegiatan Nyumbang dapat membantu masyarakat ketika akan mengadakan suatu pesta dan menjadikan hubungan persaudaraan serta menumbuhkan suatu wujud kepedulian masyarakat begitu tinggi dengan sesamanya. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti ditemukan bahwa sumbangan yang dilakukan masyarakat di Desa Pematang Ganjang terlihat dari rasa bekerja sama dan saling percaya yang terjadi diantara orang yang menyumbang dan orang yang disumbang.

Bentuk kepercayaan diartikan sebagai bentuk saling percaya antar masyarakat melalui interaksi sosial dalam melakukan Nyumbang yang didasari dengan adanya ikatan persaudaraan, saling memberi, dan atas dasar kesepakatan bersama sehingga saling menguntungkan baik dalam hal moril maupun materil. Kegiatan Nyumbang merupakan salah satu kegiatan yang paling positif dan bermanfaat bagi sesama. Kegiatan sumbang menyumbang mengandung unsur kerjasama resiprositas (hubungan timbal balik) antara masyarakat yang turut terlibat di dalam acara hajatan. Resiprositas dianggap sebagai strategi yang dilakukan masyarakat desa untuk tetap melestarikan tradisi yang dimiliki agar tetap bertahan hingga sekarang _x0007_(Putri, 2012).

Dalam pertukaran sosial, menurut Homans dalam (Ritzer, 2012) menjelaskan perilaku individu-individu di dalam kelompok. Menurut Homans pola pertukaran harus dianalisis dengan mempehatikan motif individu yang terlibat dalam transaksi tersebut. Individu memberikan dan menerima memberikan atas dasar adanya kewajiban dan rasa tanggung jawab. Persembahan untuk korban apa yang telah diberikan individu lainnya.

Dalam masyarakat tradisional dikenal pertukaran dengan sistem barter. Sementara itu, karakteristik pertukaran yang berubah dalam ekonomi tradisional dan berurusan dengan sistem pertukaran komersial memunculkan istilah timbal balik. Teori timbal balik yang pertama kali dikemukakan oleh Malinowski mengenai sistem perdagangan antara penduduk Kepulauan Trobriand atau Boyowa yang terletak di sebelah tenggara Papua Nugini. Benda yang diperdagangkan dengan cara ditukar (barter) adalah berupa berbagai macam bahan makanan, bahan kerajinan, dan alat tangkap, perkebunan, dan rumah tangga _x0007_(Koentjaraningrat, 2014).

Kebiasaan saling tukar menukar ini melibatkan seluruh anggota masyarakat, dengan adanya pertukaran ini maka mereka memeroleh keuntungan. Keuntungan dari suatu pertukaran tidak selalu berupa uang, barang atau jasa, melainkan berupa kasih sayang, kehormatan, kecantikan dan komunikasi yang baik. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk melihat ada tidaknya terjadi perubahan tradisi nyumbang pada masyarakat serta melihat cara masyarakat dalam mempertahankan tradisi yang diturunkan ke generasi selanjutnya. Agar hubungan yang terjalin selama ini tetap baik dan rasa saling menghormati semakin kuat.

Sebuah tindakan pertukaran tidak akan terjadi apabila dari pihak-pihak yang terlibat ada yang tidak mendapatkan keuntungan dari suatu transaksi pertukaran. Tidak mungkin suatu pertukaran sosial terjadi kalau satu pihak saja mendapatkan keuntungan, sedangkan yang lain tidak mendapatkan apa-apa. Hubungan yang terjalin saat ini tidak mungkin terjadi kalau ada pihak yang tidak memperoleh keuntungan _x0007_(Damsar, 2011).

Mempertahankan tradisi Nyumbang pada masyarakat di Desa Pematang Ganjang, Serdang Bedagai merupakan salah satu cara agar tradisi Nyumbang tidak hilang atau tergeser oleh perkembangan jaman. Tradisi Nyumbang merupakan bentuk kerjasama antara satu komunitas dengan komunitas lainnya. Nyumbang adalah kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat secara sadar dengan memberikan bantuan berupa uang, barang atau tenaga yang kemudian dapat dilakukan pertukaran kepada orang yang disumbang dan orang yang menyumbang dan diberikan ketika salah satunya akan mengadakan pesta atau acara secara bergilir. Kegiatan ini dilakukan dengan mengedepankan kesadaran sosial masyarakat di desa dan bertujuan untuk menjaga hubungan persaudaraan.

 

Tradisi Nyumbang di Desa Pematang Ganjang, Serdang Bedagai dilakukan ketika salah satu dari mereka akan mengadakan acara, baik acara pernikahan, acara khitanan, acara kematian dan lain-lain. Hal ini dilakukan karena kegiatan Nyumbang dapat membantu masyarakat saat akan mengadakan acara sehingga dapat menjalin silaturahmi yang lebih erat dan menumbuhkan wujud kepedulian yang tinggi antar sesama. Tradisi Nyumbang di Desa Pematang Ganjang Serdang Bedagai terlihat dari tingginya rasa kerjasama dan rasa saling percaya antara orang yang menyumbang dengan orang yang sedang disumbang. Bentuk kepercayaan diartikan sebagai bentuk rasa saling percaya antar masyarakat melalui interaksi sosial dalam melaksanakan kegiatan yang dilandasi oleh adanya ikatan persaudaraan, saling memberi, dan atas dasar kesepakatan bersama sehingga saling menguntungkan baik dalam hal moral dan material.

 

Nilai dan makna dari kegiatan Nyumbang adalah dimana terdapat rasa persatuan, senasib-sepenanggungan, pertolongan, dan gotong royong yang mereka junjung tinggi dan tetap mereka jalankan. Tradisi Nyumbang merupakan salah satu tradisi lama masyarakat Jawa yang masih diterapkan hingga saat ini. Nyumbang dilakukan pada saat acara perkawinan, khitanan atau puputan (penambalan nama anak yang baru lahir). Jika penyumbang memberikan barang belanjaan, maka orang yang disumbang wajib mengembalikan atau mengembalikan barang belanjaan sesuai dengan nilai nominal atau beratnya kepada penyumbang saat si penyumbang akan mengadakan pesta juga.     

Namun, jika penyumbang belum mengadakan acara, maka itu menjadi hutang bagi yang menerima sumbangan, penyumbang dan penerima sumbangan diharuskan memiliki catatan (buku) yang berisi barang-barang tertulis tentang bahan makanan atau uang yang telah disumbangkan dan yang belum dikembalikan. Tidak hanya sembako tapi ada juga yang berbentuk sumbangan uang maupun tenaga.

Apabila tradisi Nyumbang ini dilaksanakan oleh masyarakat dan ternyata salah satu dari mereka telah meninggal dunia dan meninggalkan hutang, maka anak atau ahli warisnya wajib untuk melanjutkan sumbangan orang tuanya. Hal inilah yang menjadikan tradisi Nyumbang dapat diwariskan secara turun-temurun dan masih dilakukan hingga saat ini oleh masyarakat Desa Pematang Ganjang, Serdang Bedagai. Disinilah peran orang tua atau keluarga yang mengajarkan atau menanamkan pemahaman pada anak-anaknya untuk melanjutkan tradisi tersebut guna menjaga silaturahmi persaudaraan yang telah dibina selama ini. Sejak kecil anak-anak telah mengenal dan melihat tradisi Nyumbang sehingga memiliki rasa tanggung jawab untuk melanjutkan tradisi Nyumbang. Inti dari tetap mempertahankan tradisi Nyumbang ini adalah rasa saling percaya.

Terbentuknya rasa saling percaya satu sama lain terjalin karena adanya ikatan saudara dan ikatan antar masyarakat desa yang terbentuk karena adanya interaksi sosial diantara mereka. Adanya tradisi ulem-ulem (memberi secara lisan) yang dilakukan ketika berpesta dapat menciptakan kesepakatan bersama dalam hal pemberian bantuan. Selain itu rasa saling percaya juga tumbuh karena pentingnya perasaan orang lain, sifat harmonis dan saling berkomunikasi dalam melaksanakan setiap kegiatan asokan yang dilakukan secara bersama, serta adanya rasa saling menghargai dan jujur ​​dalam melaksanakan kegiatan asokan.

Sumbangan bagi yang menerima atau yang menggelar acara memberikan pemahaman bahwa orang yang Nyumbang menunjukkan bahwa dia memiliki nilai kerukunan yang baik dan hubungan sosial yang terbina antar sesama masyarakat tetap terjalin baik. Sumbangan dapat menjadi tandaa bahwa individu itu mempunyai nilai kerukunan yang baik dan hubungan yang harmonis dalam menjalankan kehidupan antar sesama masyarakat. Sehingga masyarakat yang masih menjalankan tradisi Nyumbang memiliki rasa kekeluargaan yang kuat dan solidaritas yang kuat antar sesama masyarakat. Nyumbang yang dimaknai sebagai bentuk keinginan untuk membantu sesama tidak dianggap sebagai hal yang mempengaruhi hubungan sosial antar sesama. Karena Nyumbang itu adalah bentuk keikhlasan hati kita dalam memberikan sesuatu barang atau uang yang tidak dibebankan besaran nominalnya dengan keinginan untuk membantu sesama saudara.    

Tradisi Nyumbang dalam acara-acara hajatan di masyarakat Desa Pematang Ganjang merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan dan sebagai upaya untuk mempertahankan budaya yang telah turun menurun dilakukan dalam masyarakat. Kegiatan Nyumbang sudah menjadi kebiasaan dan sudah menjadi kewajiban jika seseorang tersebut mendapatkan undangan. Karena kewajiban itu terkadang masyarakat rela melakukan apapun untuk menyumbang sekalipun mereka berada dalam kondisi ekonomi yang sedang lemah. Karena mereka memiliki kewajiban untuk membayarkan kembali apa yang sudah disumbangkan oleh seseorang itu.

 

JAWABAN PERTANYAAN

1.  Apa permasalahan dari kasus tersebut di atas? Ingatlah, yang disebut dengan            permasalahan adalah segala sesuatu yang menyimpang dari keadaan ideal.

Jawaban: Pada Kasus tersebut di ketahui tradisi Nyumbang pada masyarakat di Desa Pematang Ganjang, Serdang Bedagai merupakan salah satu cara agar tradisi Nyumbang tidak hilang atau tergeser oleh perkembangan jaman. Tradisi Nyumbang merupakan bentuk kerjasama antara satu komunitas dengan komunitas lainnya. Nyumbang adalah kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat secara sadar dengan memberikan bantuan berupa uang, barang atau tenaga yang kemudian dapat dilakukan pertukaran kepada orang yang disumbang dan orang yang menyumbang dan diberikan ketika salah satunya akan mengadakan pesta atau acara secara bergilir. Kegiatan ini dilakukan dengan mengedepankan kesadaran sosial masyarakat di desa dan bertujuan untuk menjaga hubungan persaudaraan.

Tradisi Nyumbang dalam acara-acara hajatan di masyarakat Desa Pematang Ganjang merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan dan sebagai upaya untuk mempertahankan budaya yang telah turun menurun dilakukan dalam masyarakat. Kegiatan Nyumbang sudah menjadi kebiasaan dan sudah menjadi kewajiban jika seseorang tersebut mendapatkan undangan. Karena kewajiban itu terkadang masyarakat rela melakukan apapun untuk menyumbang sekalipun mereka berada dalam kondisi ekonomi yang sedang lemah. Karena mereka memiliki kewajiban untuk membayarkan kembali apa yang sudah disumbangkan oleh seseorang itu.

 

2.  Bila Anda tinggal di daerah itu dan mengalami permasalahan pada nomor 1         tersebut, apa yang akan Anda lakukan? Ingatlah, pindah tempat tinggal adalah                         sangat sulit, karena butuh biaya yang luar biasa banyak.

Jawaban : Itu semua disebabkan kondisi Desa Kalipait yang masih bersifat

Mempertahankan tradisi yang ada perdesaan dengan mayoritas penduduk yang bersifat heterogen, selaras dengan berbagai bentuk kerjasama, organisasi sosial kemasyarakatan, toleransi, kerukunan yang masih kuat keberadaannya. Sehingga menjadikan sentimen kelompok yang terdiri dari unsur seperasaan, sepenanggungan, saling membutuhkan. Seperasaan merupakan sikap dari individu yang saling menyelaraskan kepentingannya dalam kelompok sehingga kepentingan kelompok merupakan manifestasi kepenting

 

 

3.  Apakah situasi tersebut menunjukkan perilaku bergotong royong atau adanya     ketakutan akan dampak dari perilaku tidak conform pada tetangga? Alasan Anda?

Jawaban: Pola kehidupan masyarakat di Desa Pematang Ganjang sangat erat antara satu individu dengan individu lainnya, berbagai tradisi dan kegiatan sosial dilakukan secara bersama-sama. Salah satu kegiatan sosial yang masih dilakukan oleh masyarakat adalah kegiatan sosial yang dikenal dengan Nyumbang. Kegiatan Nyumbang merupakan bentuk kerjasama antara satu komunitas dengan komunitas lainnya.

4.  Sesuai dengan teori Albert Bandura, apakah Anda akan mengajarkan pada anak                 Anda tentang konformitas terhadap perilaku menyumbang tersebut? Alasan        Anda?

Jawaban: Yaitu salahsatu nya pemberdayaan psokologid anak dengan dampak yang membiasakan seperti perikalu menyumbang dan banyak hal-hal positi untuk pengaruh penyumbangan. Atau hala- hal yang biasa terjadi ada setiap prinsip kehedupan yang berbeda, Masyarakat dianalogikan seperti organisme dimana memiliki bagian-bagian terikat secara fungsional untuk mencapai tujuan bersama, bentuk nyumbang sebagai sistem dianalogikan seperti itu. Sumbangan terdiri dari beberapa unsur, seperti pemberi, penerima, benda yang diberikan atau diterima sehingga membentuk sistem yang kuat dengan segala konsekuensi yang harus dilaksanakan.

5.  Secara makro, apakah perilaku menyumbang ini sesuai dengan kebiasaan          seseorang yang ingin menang di Pilkada (pemilihan kepala derah)? Jawaban      hendaknya menggunakan teori dari Niccolo Machiavelli.

Jawaban : Nicolo Machiavelli memandang kekuasaan bukanlah semata – mata untuk kepentingan diri sendiri, akan tetapi itu semua adalah untuk kehormatan dan kesejahteraan, itulah prinsip Machiavelli. Baik penyumbang laki maupun perempuan memiliki arti penting dalam kehidupan masyarakat. Biasanya untuk perempuan nyumbang dengan membawa bahan pangan (beras, gula, minyak goreng, rokok), sedang laki-laki cukup menggunakan uang dalam amplop. Perbedaan yang mencolok setiap pulang dari acara nyumbang, perempuan biasanya mendapatkan bingkisan (makanan atau sembako) sedang laki-laki tidak mendapatkan bingkisan.

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

https://jist.publikasiindonesia.id/index.php/jist/article/view/127

 

0 komentar:

Posting Komentar