Kamis, 20 Juli 2023

TRADISI NYUMBANG DI MASYARAKAT UJIAN AKHIR PSIKOLOGI SOSIAL DENGAN PENGAMPU ARUNDATI SHINTA

 

TRADISI NYUMBANG DI MASYARAKAT

Ujian Akhir Semester

Psikologi Sosial

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, MA

Disusun Oleh:

Endy Zhuans Saputra

22310410071

 

 

1.     Tradisi nyumbang memunculkan permasalahan berupa beban ekonomi dan sosial. Tradisi Nyumbang adalah wujud kegiatan tolong menolong dan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam menjaga harmonisasi sosial. Nyumbang dimaksudkan untuk membantu meringankan beban orang yang menggelar hajatan seperti (Kelahiran, Kematian, Khitanan, Pernikahan, dan membangun rumah.) agar beban yang dipikul tidak terlalu berat. Dalam kasus di atas terdapat permasalahan yaitu ;

- Dalam kasus tersebut tertulis bahwa Nyumbang dengan jumlah yang banyak tentu bisa menjadikan hal tersebut sebagai Beban finansial yang berat bagi penduduk desa. Apalagi yang sedang mengalami persoalan ekonomi yang tidak stabil hal ini dapat menyebabkan tekanan kepada keluarga tersebut entah tekanan keuangan dan status sosial. Jika tidak ada yang membantu dari kerabat atau tetangga, dan keluarga tersebut harus menyiapkan segalanya sendiri tentu sangat membebani. Apabila mengadakan Nyumbang karena kelahiran yang di mana kelahiran seorang anak tentu memerlukan biaya persalinan dan rumah sakit . hal tersebut pasti sulit bagi keluarga dengan finansial menengah kebawah.

- Tentunya bagi keluarga yang kurang dalam finansial akan kesulitan melaksanakan kegiatan nyumbang berbeda dengan keluarga yang mampu dalam finansial, hal tersebut sudah pasti akan menyebabkan kesenjangan sosial serta menimbulkan rasa kurang nyaman dan malu kepada keluarga yang kesulitan memenuhi kegiatan Nyumbang ini

- Kebiasaan Nyumbang juga dapat menciptakan kurangnya rasa tanggung jawab individu dalam menyelenggarakan acara keluarga sendiri, ketergantungan pada sumbangan dari kerabat dan tetangga dalam berbagai acara. Ini juga penyimpangan sifat individu akibat tradisi masyarakat.

2.    Jika permasalahan saya terletak di finansial yang sulit maka saya akan tetap melakukan tradisi nyumbang tersebut tetapi semampu atau secukup finansial yang saya punya. Tidak saya paksakan untuk cukup 120 keluarga di tempat saya tinggal dan saya akan membagikan kepada keluarga yang datang saja saya pastikan sebelum mengundang menyertakan permohonan maaf karena acara Nyumbang yang saya adakan tidak bisa menampung semua keluarga di desa ini. Saya pasti akan merasa malu karena tidak bisa menjalankan tradisi nyumbang ini dengan baik tetapi sebelumnya saya menyertakan alasan kepada keluarga yang saya undang jadi tidak masalah jika ada yang ngobrolin tentang Nyumbang yang saya adakan di belakang saya.

3.     Iya, Kegiatan Nyumbang adalah kegiatan yang bergotong royong saling membantu antar tetangga .Tetapi jika di lihat dari segi ekonomi keluarga yang tidak mampu akan kesulitan dalam menyumbang sehingga harus melebihkan tenaga dalam gotong royong untuk menutupi ketidak conform tersebut.

4.     Apabila saya memiliki anak tentu akan mengajarkan tentang tradisi NYUMBANG ini. Tradisi ini memiliki tujuan yang positif untuk mempererat tali silaturahmi dan saling memahami antar keluarga juga individu membudayakan tradisi ini juga penting karena ini adalah budaya yang kita punya tidak semua masyarakat di dunia yang memiliki tradisi seperti ini.Tetapi saya juga akan ajarkan untuk setiap kegiatan ada batas wajarnya dan tidak memaksakan jika keadaan tidak memungkinkan. Utamakan apa yang harus di utamakan dalam dirimu jangan terlalu berkorban dan merugikan diri sendiri.

5.   Dalam teori Niccolo Machiavelli seorang calon pemimpin mengutamakan tujuan untuk mempertahankan kekuasaan dengan berbagai cara ,maka Nyumbang termasuk dalam upaya calon pemimpin dalam memenangkan suara di pilkada. Dengan memberi sumbangan kepada orang untuk memilihnya di pilkada nantinya walaupun cara ini terkesan tidak jujur karena membayar suara rakyat.

 

Daftar Pustaka

Lestari, S., Sumarti, T., Pandjaitan, N. K., & Tjondronegoro, S. M. P. (2012). Potret Resiprositas dalam Tradisi Nyumbang di Pedesaan Jawa di Tengah Monetisasi Desa. Masyarakat Kebdayaan dan Politik.

Suryana, A., & Hendrastomo, G. Pemaknaan Tradisi Nyumbang dalam Pernikahan di Masyarakat Desa Kalikebo. Trucuk, Klaten,(Yogyakarta: Jurnal Pendidikan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial UNY, tt.).

Setiawan, E. (2022). Potret resiprositas tradisi nyumbang pada perempuan perdesaan di desa Kalipait Banyuwangi. Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak4(1), 1-12.

0 komentar:

Posting Komentar