Sabtu, 22 Juli 2023

UAS Psikologi Sosial

Moh Ammar Farhan M (22310410021)

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 

TRADISI NYUMBANG

 

Tradisi nyumbang merupakan kebiasaan masyarakat pada pelaksanaan hajatan atau pesta untuk memberikan bantuan dan pertolongan yang didalamnya terdapat suatu keyakinan bahwa kewajiban untuk membalas balik apa yang sudah diberikan. Oleh sebab itu resiprositas (pertukaran) dapat mengatur perilaku seseorang dalam tradisi nyumbang, sehingga masyarakat yang menyumbang dan disumbang dapat menyesuaikan diri dalam norma pertukaran. Proses dalam penyelenggaraan hajatan, tuan rumah akan mengundang banyak orang dari berbagai lapisan mulai dari keluarga, saudara, tetangga, kerabat, teman dan orang-orang yang mereka kenal untuk menjalankan acara hajatan tersebut. Dengan mengundang banyak orang, secara otomatis maka pengeluaran untuk acara akan lebih besar tetapi disisi lain yang diperoleh juga akan semakin besar. Modal yang paling besar bagi seorang yang menggelar pesta atau hajatan adalah kemampuan untuk menarik sumbangan dari orang lain.

 

1.      Permasalahanya penduduk desa sangat banyak sehingga kita menjadi keseringan untuk mengikuti hajatan atau pesta dan lainya. Dampak dari itu kita menjadi terbebani karena waktu atau urusan yang lain menjadi terganggu keuangan juga terganggu karena sering memberi amplop

2.      Yang saya lakukan adalah saya akan mengurangi partisipasi saya ke acara tersebut saya hanya akan memilih saya akan pergi ke acara yang menurut saya orang terdekat atau saya akan menghadiri apabila saya memiliki waktu senggang

3.      Situasi tersebut menunjukan perilaku bergotong royong karena warga desa membantu orang yang punya hajatan untuk kelancaran acara, adanya ketakutan akan dampak dari perilaku tidak conformnya adalah karena didesa tersebut sangat sering mengadakan hajatan

4.       Sesuai teori Albert Bandura yang menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan. Alasanya supaya anak tetap bisa belajar hal baru meski tidak melakukannya secara langsung. Syaratnya, anak sudah pernah melihat orang lain melakukannya, terlepas apapun medianya.

5.      Sesuai dengan niccolo Machiavelli yang menekankan pentingnya sebuah pencitraan.karena perilaku menyumbang merupakan Upaya mendapat kepercayaan. Kebanyakan manusia menilai lebih lewat mata dari pada tangan mereka. Setiap orang dapat melihat anda, tapi hanya sedikit yang dapat menyentuh anda. Seorang penguasa tidak perlu untuk menjadi ramah, dermawan, adil, pro-rakyat, taat, dan segala sikap baik lainnya dalam saat yang bersamaan. Hanya saja seorang penguasa harus memiliki keinginan untuk dianggap murah hati dan tidak kejam

Daftar pusaka

https://pgsd.binus.ac.id/2021/07/08/implementasi-teori-belajar-sosial-dalam-pandangan-albert-bandura-dan-lev-vygotsky/

http://repository.uin-suska.ac.id/13703/7/7.%20BAB%20II_201894PSI.pdf


0 komentar:

Posting Komentar