Kamis, 20 Juli 2023

UAS PSIKOLOGI SOSIAL_Dinamika Tradisi Menyumbang Dalam Masyarakat_Andika Satria Surya Pamungkas (22310410068)

 

Nama                          : Andika Satria Surya Pamungkas

NIM                            : 22310410068

Mata kuliah               : Psikologi Sosial

Dinamika Tradisi Menyumbang Dalam Masyarakat

Ujian Akhir Psikologi Sosial

Pengampu : Arundati Shinta

 

Anda tinggal disuatu desa di Yogya, yang mana adat dan kebiasaan penduduknya sangat unik. Jumlah penduduk desa tersebut adalah sekitar 120 keluarga. Ketika Anda mempunyai anak maka sebagai tanda syukur adalah Anda harus menyumbang 120 kotak makanan untuk tetangga Anda. Ketika salah satu anggota keluarga Anda meninggal dan harus membuat upacara penghormatan bagi kerabat yang meninggal, maka Anda juga harus menyumbang 120 kotak makanan untuk tetangga Anda. Ketika salah satu anak Anda dikhitan (disunat) dan mengadakan syukuran, maka Anda harus mengirimkan 120 kotak makanan bagi tetangga. Kebiasaan-kebiasaan itu dilakukan oleh seluruh penduduk desa tersebut. Artinya, Anda sebagai salah satu penduduk di desa itu, maka Anda selain harus menyumbang, Anda juga akan sering menerima kotak makanan dari tetangga Anda.

1)   Masalah kutipan diatas adalah  kewajiban untuk menyumbangkan 120 kotak makanan kepada tetangga pada saat tertentu, terlepas dari kemampuan keuangan atau kebutuhan. Model mengklaim bahwa kewajiban ini berlaku untuk semua penduduk desa. Beberapa masalah potensial dapat diidentifikasi dalam konteks ini:

        Kewajiban menyumbangkan kotak sembako dalam situasi tertentu bisa menjadi beban bagi sebagian keluarga, apalagi jika mereka berada dalam situasi keuangan yang sulit.

       Beberapa keluarga merasa terbebani oleh tanggung jawab ini dan tidak dapat berpartisipasi dalam kegiatan sosial  desa karena tekanan keuangan.

       Kegiatan ini tidak fleksibel dan tidak memperhitungkan perubahan sosial. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan bagi beberapa keluarga untuk beradaptasi dengan keadaan yang berubah.

 

2)      Jika saya berada disituasi ini dan menghadapi permasalahan diatas, saya akan mencoba beberapa pendekatan:

Berbicara tentang beban keuangan yang berat. Kemudian membentuk kelompok yang mewakili beberapa keluarga dengan kesulitan keuangan yang sama. Memberikan saran yang membangun kepada tokoh masyarakat.

 

3)    Situasi menunjukkan perilaku gotong royong yang kuat di masyarakat desa. Dalam hal ini, masyarakat cenderung saling membantu pada saat tertentu. Gotong royong adalah aspek positif budaya desa, ketakutan atau tekanan sosial juga terkait dengan kewajiban untuk menyumbang. Individu yang  kesulitan memenuhi tanggung jawab ini mungkin mengalami ketakutan bahwa tetangga mereka akan menganggap mereka tidak peduli. Ketakutan ini mungkin berasal dari harapan sosial yang kuat dan kekhawatiran tentang konsekuensi sosial. Dengan demikian, ini mencerminkan keseimbangan antara perilaku positif dan ketakutan akan dampak perilaku yang tidak pantas pada tetangga.

 

4)    Saya akan mengajari anak saya untuk menyumbang tergantung pada beberapa factor. Jika kewajiban menyumbang makanan merupakan nilai penting dalam keluarga dan sejalan dengan keyakinan, maka mengikuti ajaran tersebut merupakan hal yang tepat untuk dilakukan. Menyumbangkan makanan adalah hal yang baik dan bermakna, tidak semua keluarga memiliki kemampuan yang sama untuk melakukannya. Pentingnya empati dan memahami keragaman dalam masyarakat.

 

5)    Secara makro, perilaku yang digambarkan dalam konteks menyumbang tidak selalu sesuai dengan strategi politik yang ingin dimainkan oleh pemenang Pilkada terutama ketika melihat masalah dari teori Niccolo Machiavelli. Dengan demikian, meskipun perilaku saling memberi dari masyarakat desa tidak selalu mencerminkan strategi dan nilai-nilai kooperatif yang dianjurkan oleh teori Machiavelli.

Solusi permasalahan diatas, yaitu warga desa harus melakukan diskusi terbuka untuk membahas permasalahan. Melalui dialog, mereka dapat memahami tantangan keuangan yang dihadapi oleh banyak keluarga dan menemukan solusi bersama yang lebih adil bagi semua pihak. Melakukan perubahan kewajiban pembayaran berdasarkan kemampuan ekonomi keluarga. Dengan kata lain, dimungkinkan untuk saling bekerja sama dalam kegiatan  yang tidak hanya terkait dengan sumbangan makanan.

 

 

 

Daftar Pustka

Lestari, S., Sumarti, T., Pandjaitan, N. K., & Tjondronegoro, S. M. P. (2012). Potret Resiprositas dalam Tradisi Nyumbang di Pedesaan Jawa di Tengah Monetisasi Desa. Masyarakat Kebdayaan dan Politik.

Setiawan, E. (2022). Potret resiprositas tradisi nyumbang pada perempuan perdesaan di desa Kalipait Banyuwangi. Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak, 4(1), 1-12.

Suryana, A. (2017). Pemaknaan Tradisi Nyumbang Dalam Pernikahan Di Masyarakat Desa Kalikebo, Trucuk, Klaten. E-Societas, 6(8).

 

0 komentar:

Posting Komentar