Tradisi “NYUMBANG” Yang Tetap Ada Di Daerah-Daerah
Pedesaan. Ujian Akhir Psikologi Sosial dengan pengampu Dr., Dra. Arundati
Shinta, MA.
Tradisi “NYUMBANG” Yang Tetap Ada Di Daerah-Daerah
Pedesaan.
“Ujian Akhir Psikologi
Sosial”
Dosen Pengampu : Dr., Dra.
Arundati Shinta, MA.
I.
Pendahuluan
Tradisi "NYUMBANG" merupakan salah satu ciri khas dari kehidupan
masyarakat pedesaan di berbagai daerah di Indonesia. Meskipun zaman terus
berkembang dan modernisasi telah merambah ke sejumlah wilayah, tradisi nyumbang
ini tetap kuat dan tidak tergoyahkan. Dalam tradisi ini, saling membantu,
gotong royong, dan kepedulian terhadap sesama menjadi nilai yang dijunjung
tinggi oleh masyarakat pedesaan.
Kita akan melihat bagaimana
tradisi ini menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat pedesaan,
melampaui waktu dan perubahan zaman. Tetapi disamping itu pasti aka ada
permaslahan-permasalahan yang terjadi.Contohnya masalah finansial, dan perilaku
tidak conform pada sesama tetangga.
II.
Permasalahan
yang terjadi jika mempunyai tetangga yang banyak
Tradisi Nyumbang yang
terjadi saat ada peristiwa-peristiwa penting seperti, Menikah, meninggal dan
anak yang sudah melakukan khitan, oleh karena itu akan tercipta masalah tentang
finansial, karena membagi-bagi makanan ke seluruh tetangga juga memerlukan uang
yang banyak. Solusi dari permasalahan ini adalah harus ada komunikasi dari si
penyumbang yang membagikan makanan dan tetangganya tentang permasalahan
tersebut supaya tidak terjadi kecembuaruan antar tetangga yang memndapat
makanan dan yang tidak mendapat makanan.
III.
Perilaku
gotong royong dan Ketakutan akan dampak tidak conform
Situasi tersebut menunjukan perilaku gotong royong antar tetangga, dan
selama kita tidak melakukan hal-hal yang tidak wajar, perilaku conform tidak
akan terjadi.
IV.
Konformitas
terhadap perilaku menyumbang menurut teori Albert Bandura
Teori Albert
Bandura memberikan pemahaman tentang bagaimana perilaku menyumbang dapat
dipelajari dan dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan budaya. Tradisi nyumbang
yang lestari di pedesaan dapat dipahami melalui pendekatan pembelajaran sosial
ini, di mana konformitas terhadap perilaku menyumbang dianggap sebagai cara
untuk memperkuat ikatan sosial dan menjaga kesejahteraan bersama dalam
masyarakat.
Jadi saya akan mengajarkan teori ini pada anak saya karena menurut saya
pengetahuan ini sangat berguna kedepannya.
V.
Tradisi menyumbang
menurut teori Niccolo Machiavelli dan monetisasi desa
- Tradisi Menyumbang
Menurut Teori Niccolo Machiavelli: Dalam pandangan Machiavelli, tradisi
menyumbang atau kebaikan sosial tidak menjadi fokus utama dalam pemahaman
politiknya. Baginya, politik lebih diwarnai oleh kepentingan-kepentingan
pragmatis dan realitas kekuasaan. Dia berargumen bahwa penguasa harus
menggunakan berbagai cara untuk mempertahankan kekuasaan dan mencapai tujuan
politiknya, tanpa memedulikan prinsip moralitas atau tradisi sosial tertentu,
termasuk tradisi menyumbang.
- Monetisasi Desa: Pengertian "monetisasi desa" mengacu pada proses
di mana daerah pedesaan atau desa mengalami perubahan yang signifikan dalam
sistem ekonomi mereka, menuju lebih berorientasi pada uang dan transaksi
moneter daripada sistem barter atau pertukaran barang. Perubahan ini sering
terjadi akibat urbanisasi, modernisasi, atau globalisasi yang mempengaruhi pola
kehidupan dan ekonomi di desa.
Jadi menurut saya, perilaku menyumbang dan perilaku orang yang ingin
mempertahankan atau bahkan ingin memdapat kekuasaan itu berbeda, karena
perilaku menyumbang ini bersifat untuk memper erat tali silaturahmi kepada
tetangga lainya tanpa menginginkan kekuasaan sedikitpun.
VI.
Kesimpulan
Tradisi
“Nyumbang” adalah tradisi yang dapat memper erat hubungan antar warga dan dapat
menciptakan suasana yang harmonis, karena itulah tradisi tersebut tidak
tergeser oleh masa modernisasi. Dan tradisi Nyumbang dilakukan dengan
keikhlasan tanpa meminta imbalan apapun.
Daftar pustaka
Lestari, Soetji, dkk.
(2012). Potret Resiprositas dalam tradisi nyumbang di pedesaan Jawa Tengah:
Monetisasi Desa. Jurnal Masyarakat, Kebudayaan, dan Politik, Vol. 25, No. 4.
Setyawan, Eko. (2022).
Potret Resiprositas Tradisi Nyumbang pada Perempuan Pedesaan di Desa Kaliparat,
Banyuwangi. Jurnal Equalita, Vol. 4, Issue 1, Juni 2022.
Suryana, Aditya, dan Grendi
Hendrastomo. (Tahun tidak disebutkan). Pemaknaan Tradisi Nyumbang dalam
Pernikahan di Masyarakat Desa Kalikebo, Trucuk, Klaten. Jurnal Pendidikan
Sosiologi.
0 komentar:
Posting Komentar