“Dinamika
Tradisi Nyumbang Di Masyarakat Kampung,Ujian Akhir Psikologi Sosial Dengan
Dosen Pengampu Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA MA”
Disusun
Oleh
Elia
Putri Utami
22310410111
Psikologi
SP
Permasalahan
Pada kasus ini yaitu tradisi nyumbang di masyarakat perkampungan pastinya ada
beberapa hal yang terjadi.Mengingat perkampungan adalah mayoritas orang suka
bertegur sapa keluar kedepan rumah bertemu tetangga,mau pergi bertemu
tetangga,ada kesusahan kesedihan Bersama tetangga, bahkan ada kegiatan apapun
di masyarakat perkampungan ini dilakukan Bersama tetangga yang berada di
kampung tersebut.Tentunya kita tidak bisa hidup tanpa orang lain dalam hal
apapun sedikit dan sesederhana apapun kita memerlukan orang lain yaitu yang
terdekat adalah saudara satu kampung.Contoh pada kasus ini adalah ada acara
syukuran disetiap keadaan yang terjadi seperti pernikahan,khitanan,bahkan
kematian.dengan beberapa keadaan tersebut kita memerlukan bantuan orang lain
untuk rewang atau bahasa lain adalah membantu kesulitan kita kerepotan kita
menjadi ringan dan dapat terlaksana dengan baik.Pada daerah perkampungan
seperti ini tidak hanya membantu dalam bentuk tenaga saja untuk membantu
memasak atau gotong royong menyiapkan segala sesuatunya yang dibutuhkan.Namun
juga membantu dengan materi,seperti sejumlah uang ataupun bahan pokok sembako
seperti minyak,gula pasir,gula jawa,terigu,telur,the,kopi,buah buahan,ataupun
dalam bentuk lainnya.Nama lainnya adalah Nyumbang,Nyumbang ini dimaksudkan untuk membantu
meringankan beban orang yang menggelar hajatan. Sumbangan berupa barang atau
jasa diberikan kepada warga yang menggelar hajatan agar beban yang dipikul
penyelenggara hajatan tidak terlampau berat. Nyumbang merupakan wujud solidaritas
sosial di masyarakat dan sudah berlangsung sangat lama.Namun jangan
salah pada situasi seperti ini ada permasalahan yang timbul dapat di sampaikan
permasalahan tersebut datang tidak hanya dari tuan rumah saja namun juga
tetangga orang yang memiliki hubungan dengan tuan rumah tersebut,orang yang
yang memiliki hajat tersebut.Permasalahan nya yaitu,Ada tetangga yang tidak
conform terhadap tetangga yang lainnya,seperti tidak peduli dengan tradisi yang
dijunjung pada kampung tersebut.Sehingga tidak hadir ikut membantu rewang
apalagi nyumbang,Memberikan amplop kosong,Membuang buang makanan,Datang ke
hajatan dengan membawa banyak anggota keluarga.
Namun
pada permasalahan tersebut penulis dapat menciptakan solusi,jika penulis
menjadi seorang yang memiliki hajat,dapat dilakukan dengan tanpa mengharap
imbalan atau sumbangan dari orang lain,dan jika penulis seorang yang menyumbang
atau ada tetangga yang sedang memiliki hajatan,baiknya tetap hadir untuk ikut
serta membantu walau bukan materi namun tenaga yang dapat missal seperti
membantu memasak ataupun memabntu belanja perlengkapan untuk keperluan saat
hajatan tersebut terlaksana.karena perlunya guyub rukun di masyarakat daerah
perkamoungan yang identik dengan gotong royong dalam situasi kondisi apapun. Juga
disaat menghadiri hajatan lebih etis jika seperlunya datang dan tidak membawa
seluruh anggota keluarga.sebagai orang yang memiliki pemikiran yang luas dengan
adanya situasi tersebut hajatan yang melibatkan banyak orang entah membantu
ataupun tamu yang hadir,supaya tetap memiliki pikiran yang jernih yaitu dengan
selalu befikir positif,tidak menggosip dan tidak mencibir.
Menurut
penulis pada kasus ini mayoritas di daerah perkampungan memang memiliki
solidarias yang tinggi,memiliki empati dan rasa gotong royong.namun ada saja
juga orang yang hanya ingin bersikap tidak conform dan ketakutan tidak conform
pada tetangga.seperti contoh ,1) Orang lain saja ikut menyumbang masa aku
tidak, 2) mending berhutang daripada tidak ikut menyumbang kepada tetangga yang
sedan gada hajatan ,3) takut diomongin dibelakang pokonya harus nyumbang.Hal
yang seoerti itulah menjadi berbagai permasalahan yang tidak kasat mata.namun
ada juga yang terlihat jelas seperti ,1) membawa seluruh anggota keluarga saat
ada hajatan,2) memberikan amplop kosong saat menyumbang supaya terlihat tidak
tangan kosong.
Sesuai
dengan teori Albert Bandura,dimana anak akan meniru kebiasaan orang tua nya
atau orang yang dia lihat.tentu saja penulis akan mengajarkan kepada anak hal
yang perlu dan sanggup dilakukan silakan dilakukan dalam hal menyumbang ini
penulis kelak akan mengajarkan untuk tidak berlebihan,menjadi warga msyarakat
kampung yang menjunjung tradisi sebagai mana tradisi di kampung
tersebut,sederhana saj jika ada tetangga yang membutuhkan bantuan dapat
dibantu,jika memiliki harta ataupun sesuatu yang lebih dapat Sebagian diberikan
kepada orang yang membutuhkan,menengok tetangga yang sedang sakit.
Kesimpulannya
pada kasus ini jadilah orang yang ramah dimanapun khususnya lingkup
kampung,menjadi seorang yang memiliki jatidiri dan bijak dalam mengambil
keputusan.
Daftar Pustaka :
- Adhitya,
Suryana Dan Grendi Hendrastomo. 2017. Pemaknaan Tradisi Nyumbang Dalam
Pernikahan Di Masyarakat Desa Kalikebo, Trucuk, Klaten. Jurnal: Fakultas Ilmu Sosial.
Universitas Negeri Yogyakarta
- Sairin,
Sjafri dkk.2002.Pengantar Antropologi Ekonomi.Yogyakarta.PUSTAKA PELAJAR
- 3
Kebiasaan Buruk dalam Hajatan yang Masih Kerap Terjadi di Masyarakat
(suara.com)
0 komentar:
Posting Komentar