Kamis, 20 Juli 2023

Ujian Akhir Semester Psikologi Sosial_Elia Putri Utami

 

“Dinamika Tradisi Nyumbang Di Masyarakat Kampung,Ujian Akhir Psikologi Sosial Dengan Dosen Pengampu Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA MA”

Disusun Oleh

Elia Putri Utami

22310410111

Psikologi SP


Permasalahan Pada kasus ini yaitu tradisi nyumbang di masyarakat perkampungan pastinya ada beberapa hal yang terjadi.Mengingat perkampungan adalah mayoritas orang suka bertegur sapa keluar kedepan rumah bertemu tetangga,mau pergi bertemu tetangga,ada kesusahan kesedihan Bersama tetangga, bahkan ada kegiatan apapun di masyarakat perkampungan ini dilakukan Bersama tetangga yang berada di kampung tersebut.Tentunya kita tidak bisa hidup tanpa orang lain dalam hal apapun sedikit dan sesederhana apapun kita memerlukan orang lain yaitu yang terdekat adalah saudara satu kampung.Contoh pada kasus ini adalah ada acara syukuran disetiap keadaan yang terjadi seperti pernikahan,khitanan,bahkan kematian.dengan beberapa keadaan tersebut kita memerlukan bantuan orang lain untuk rewang atau bahasa lain adalah membantu kesulitan kita kerepotan kita menjadi ringan dan dapat terlaksana dengan baik.Pada daerah perkampungan seperti ini tidak hanya membantu dalam bentuk tenaga saja untuk membantu memasak atau gotong royong menyiapkan segala sesuatunya yang dibutuhkan.Namun juga membantu dengan materi,seperti sejumlah uang ataupun bahan pokok sembako seperti minyak,gula pasir,gula jawa,terigu,telur,the,kopi,buah buahan,ataupun dalam bentuk lainnya.Nama lainnya adalah Nyumbang,Nyumbang ini dimaksudkan untuk membantu meringankan beban orang yang menggelar hajatan. Sumbangan berupa barang atau jasa diberikan kepada warga yang menggelar hajatan agar beban yang dipikul penyelenggara hajatan tidak terlampau berat. Nyumbang merupakan wujud solidaritas sosial di masyarakat dan sudah berlangsung sangat lama.Namun jangan salah pada situasi seperti ini ada permasalahan yang timbul dapat di sampaikan permasalahan tersebut datang tidak hanya dari tuan rumah saja namun juga tetangga orang yang memiliki hubungan dengan tuan rumah tersebut,orang yang yang memiliki hajat tersebut.Permasalahan nya yaitu,Ada tetangga yang tidak conform terhadap tetangga yang lainnya,seperti tidak peduli dengan tradisi yang dijunjung pada kampung tersebut.Sehingga tidak hadir ikut membantu rewang apalagi nyumbang,Memberikan amplop kosong,Membuang buang makanan,Datang ke hajatan dengan membawa banyak anggota keluarga.

Namun pada permasalahan tersebut penulis dapat menciptakan solusi,jika penulis menjadi seorang yang memiliki hajat,dapat dilakukan dengan tanpa mengharap imbalan atau sumbangan dari orang lain,dan jika penulis seorang yang menyumbang atau ada tetangga yang sedang memiliki hajatan,baiknya tetap hadir untuk ikut serta membantu walau bukan materi namun tenaga yang dapat missal seperti membantu memasak ataupun memabntu belanja perlengkapan untuk keperluan saat hajatan tersebut terlaksana.karena perlunya guyub rukun di masyarakat daerah perkamoungan yang identik dengan gotong royong dalam situasi kondisi apapun. Juga disaat menghadiri hajatan lebih etis jika seperlunya datang dan tidak membawa seluruh anggota keluarga.sebagai orang yang memiliki pemikiran yang luas dengan adanya situasi tersebut hajatan yang melibatkan banyak orang entah membantu ataupun tamu yang hadir,supaya tetap memiliki pikiran yang jernih yaitu dengan selalu befikir positif,tidak menggosip dan tidak mencibir.

Menurut penulis pada kasus ini mayoritas di daerah perkampungan memang memiliki solidarias yang tinggi,memiliki empati dan rasa gotong royong.namun ada saja juga orang yang hanya ingin bersikap tidak conform dan ketakutan tidak conform pada tetangga.seperti contoh ,1) Orang lain saja ikut menyumbang masa aku tidak, 2) mending berhutang daripada tidak ikut menyumbang kepada tetangga yang sedan gada hajatan ,3) takut diomongin dibelakang pokonya harus nyumbang.Hal yang seoerti itulah menjadi berbagai permasalahan yang tidak kasat mata.namun ada juga yang terlihat jelas seperti ,1) membawa seluruh anggota keluarga saat ada hajatan,2) memberikan amplop kosong saat menyumbang supaya terlihat tidak tangan kosong.

Sesuai dengan teori Albert Bandura,dimana anak akan meniru kebiasaan orang tua nya atau orang yang dia lihat.tentu saja penulis akan mengajarkan kepada anak hal yang perlu dan sanggup dilakukan silakan dilakukan dalam hal menyumbang ini penulis kelak akan mengajarkan untuk tidak berlebihan,menjadi warga msyarakat kampung yang menjunjung tradisi sebagai mana tradisi di kampung tersebut,sederhana saj jika ada tetangga yang membutuhkan bantuan dapat dibantu,jika memiliki harta ataupun sesuatu yang lebih dapat Sebagian diberikan kepada orang yang membutuhkan,menengok tetangga yang sedang sakit.

Kesimpulannya pada kasus ini jadilah orang yang ramah dimanapun khususnya lingkup kampung,menjadi seorang yang memiliki jatidiri dan bijak dalam mengambil keputusan.

 

 

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka :

 

-       Adhitya, Suryana Dan Grendi Hendrastomo. 2017. Pemaknaan Tradisi Nyumbang Dalam Pernikahan Di Masyarakat Desa Kalikebo, Trucuk, Klaten. Jurnal: Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Yogyakarta

-       Sairin, Sjafri dkk.2002.Pengantar Antropologi Ekonomi.Yogyakarta.PUSTAKA PELAJAR

-       Dinamika Tradisi Nyumbang pada Masyarakat (Studi Kasus: Desa Pematang Ganjang, Serdang Bedagai) | Jurnal Indonesia Sosial Teknologi (publikasiindonesia.id)

-       3 Kebiasaan Buruk dalam Hajatan yang Masih Kerap Terjadi di Masyarakat (suara.com)



0 komentar:

Posting Komentar