Kamis, 20 Juli 2023

Ujian Akhir Semester Psikologi Sosial "TRADISI NYUMBANG MASYARAKAT DI JAWA"

Ujian Akhir Semester Psikologi Sosial

Nama  : Sillvi Yunia Anggraeni

Nim     : 22310410019

Prodi   : Psikologi A1

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, MA

"TRADISI NYUMBANG MASYARAKAT DI JAWA"


Pendahuluan

     Istilah nyumbang lebih berkonotasi pada tradisi masyarakat pedesaan. Seperti halnya tradisi buwuh (nyumbang) atau yang sering dikenal oleh masyarakat Indonesia adalah kondongan atau menyumbang. Tradisi nyumbang berbeda dengan kondangan, perbedaannya terletak pada pemberian yang diberikan kepada yang mengadakan hajatan. Kondangan yang diberikan berupa sejumlah uang, berbeda dengan nyumbang yang diberikan berupa uang atau bahan makanan pokok yang dimasukkan ke dalam baskom atau wadah tertentu.

     Tradisi nyumbang dalam masyarakat perdesaan di Jawa merupakan wujud kegiatan tolong menolong dan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam menjaga harmonisasi sosial. Nyumbang dimaksudkan untuk membantu meringankan beban orang yang menggelar hajatan, agar beban yang dipikul tidak terlalu berat. Nyumbang merupakan pranata sosial yang menunjuk kepada kebersamaan perasaan moral dalam komunitas. Sekaligus simbol ikatan sosial masyarakat desa yang memiki fungsi resiprositas dengan cara saling memberi dan saling tolong menolong sekaligus memberikan gambaran dinamika interaksi komunitas warga desa. Hubungan timbal-balik tersebut berlangsung terus menerus dan diwariskan dari generasi ke generasi. Sudah menjadi kebiasaan dan mendapat pengesahan cukup lama dalam masyarakat perdesaan. Nyumbang merupakan tindakan afektif karena mengandung berbagi unsur kebersamaan sebagai tetangga, kerabat, yang menyangkut etika moral dalam hidup bermasyarakat. Nyumbang bagian dari rasionalitas nilai yang menyangkut tujuan untuk menjunjung prinsip-prinsip resiprositas dalam masyarakat, sekalipun dalam kondisi ekonomi terbatas.

Permasalahan 

1) Permasalahan Dari Kasus Tradisi Nyumbang

Permasalahannya adalah bahwa tradisi menyumbang memaksa orang-orang untuk memberikan sumbangan kepada kelompok tertentu tanpa memperhatikan kemampuan finansial mereka. Hal ini menyimpang dari keadaan ideal karena seharusnya sumbangan bersifat sukarela dan didasarkan pada kemampuan masing-masing individu. Pada seiring perkembangannya zaman dengan perkembangan ekonomi pasar, pengeluaran yang harus ditanggung rumah tangga desa ini semakin berat, karena segalanya menggunakan uang sebagai alat tukar ekonomi dan juga alat tukar sosial seperti nyumbang. Kalau sebelumnya nyumbang dapat menggunakan produk pertanian, namun sekarang lebih banyak menggunakan uang tunai. Dengan demikian setiap warga desa membutuhkan lebih banyak uang dalam rangka memenuhi kebutuhan di luar konsumsi harian, ini menyebabkan uang lebih penting dalam setiap transaksi sosial

2) Jika Anda Mengalami Permasalahan Dalam Tradisi Nyumbang?

Saya akan mencoba melakukan komunikasi dan menjelaskan kondisi finansial saya kepada kelompok yang mengadakan tradisi menyumbang. Saya akan berusaha untuk membuat mereka memahami bahwa tidak semua orang memiliki kemampuan finansial yang sama dan bahwa sumbangan seharusnya bersifat sukarela tanpa memaksa.

3) Apakah Situasi Tradisi Nyumbang Termasuk Perilaku Gotong Royong Atau Adanya Ketakutan Akan Dampak Dari Perilaku Tidak Conform?

Situasi tersebut menujukkan sebagai suatu bentuk kerukunan karena dalam kegiatan nyumbang terdapat suatu rasa dan Pemaknaan Tradisi Nyumbang ikatan yang kuat yaitu kekeluargaan dan kekompakan dalam bentuk bantuan dari orang lain yang membawa masyarakat pada suatu keadaan yang rukun. rukun merupakan ukuran ideal dalam hubungan sosial di masyarakat karena rukun berarti suatu keadaan yang serasi penuh dengan kerjasama dan gotong-royong. Meskipun lebih menunjukkan adanya ketakutan akan dampak dari perilaku tidak conform pada tetangga. Orang-orang mungkin merasa terpaksa untuk menyumbang karena takut dianggap tidak patuh terhadap tradisi dan dijauhi oleh komunitas mereka.

4) Apakah Saya Akan Mengajarkan Pada Anak Saya Tentang Konformitas?

Berdasarkan teori Albert Bandura, tentu saya akan mengajarkan pada anak saya karena tradisi menyumbang sudah di wariskan dari generasi ke generasi. Tetapi saya juga akan mengajarkan tentang pentingnya mempertimbangkan kemampuan finansial dan kesadaran diri dalam melakukan sumbangan. Saya akan mengajarkan bahwa sumbangan yang dilakukan dengan sukarela dan dalam kemampuan finansial kita adalah bentuk konformitas yang lebih sehat, daripada menyumbang hanya karena tekanan sosial.

5) Apakah Perilaku Menyumbang Sesuai Dengan Kebiasaan Seseorang Yang Ingin Menang Pilkada?

Secara makro, perilaku menyumbang dalam kasus ini mungkin tidak sesuai dengan kebiasaan seseorang yang ingin menang di Pilkada. Menurut teori Niccolo Machiavelli, seorang pemimpin seharusnya menjadi strategis dan pragmatis dalam mengambil keputusan politik. Dalam konteks ini, pemimpin yang ingin menang di Pilkada mungkin akan menghindari perilaku menyumbang yang dapat membebani finansialnya dan lebih fokus pada strategi politik yang dapat meningkatkan popularitasnya di mata pemilih.

Solusi Tradisi Nyumbang

Solusinya adalah mengubah pandangan masyarakat tentang tradisi menyumbang dan mengedukasi mereka tentang pentingnya sumbangan yang sukarela dan sesuai dengan kemampuan finansial. Nyumbang juga merupakan suatu wujud solidaritas seseorang kepada orang lain. Solidaritas sosial ditunjukkan dengan membantu orang lain tanpa adanya pamrih dan harapan resiprositas. Sehingga seseorang yang memaknai sumbangan itu kegiatan sosial untuk membantu sebagai wujud solidaritasnya ditandai dengan tidak dicatat oleh orang yang memberikan sumbangan.

Daftar Pustaka

Lestari, Soetji, dkk. 2012. Potret Resiprositas dalam Tradisi Nyumbang di Perdesaan Jawa di Tengah Monetisasi Desa. Jurnal Masyarakat, Kebudayaan dan Politik Vol 25, No 4

Prasetyo, Yanu Endar. (2010). Mengenal Tradisi Bangsa. Yogyakarta: Imu

Suryana, Aditya dan Grendi Hendrastomo. Pemaknaan Tradisi Nyumbang Dalam Pernikahan Di Masyarakat Desa Kalikebo, Trucuk, Klaten. Jurnal Pendidikan Sosiologi

Suyanto, E. (2017). Etika Moral Perempuan Desa Dalam Tradisi Nyumbang Di Tengah Monetisasi. Prosiding Seminar Nasional Dan Call for Paper “Pengembangan Sumber Daya Perdesaan Dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VII,” 7(1), 141–159. Retrieved from http://jurnal.lppm.unsoed.ac.id/ojs/index.php/Prosiding/article/view/364

Sumber Gambar 

 https://images.app.goo.gl/mukC9NjDvqBFMbP49



0 komentar:

Posting Komentar