Kamis, 20 Juli 2023

UAS PSIKOLOGI SOSIAL " TRADISI NYUMBANG DI DAERAH PERDESAAN DI YOGYAKARTA"

 

Tradisi Nyumbang di Daerah Pedesaan di Yogyakarta

 

Nama : Akeng Arbi Putra

Nim : 22310410130

Kelas : Reguler A1

Dosen pengampuh : Dr., Dra. Arundati Shinta, MA



Pendahuluan

Yogyakarta, sebagai salah satu provinsi di Indonesia, memiliki kekayaan budaya dan tradisi yang kaya. Salah satu tradisi yang masih terjaga dengan baik di daerah perdesaan Yogyakarta adalah tradisi "nyumbang." Tradisi nyumbang merupakan bentuk gotong-royong masyarakat untuk memberikan bantuan dalam bentuk apapun kepada warga yang membutuhkan, terutama dalam konteks pedesaan. Essay ini akan membahas tentang tradisi nyumbang di daerah perdesaan Yogyakarta, menggambarkan nilai-nilai, praktik, dan pentingnya tradisi tersebut bagi masyarakat setempat.

Nilai-nilai Tradisi Nyumbang

Tradisi nyumbang muncul dari semangat gotong-royong yang tinggi di masyarakat pedesaan Yogyakarta. Gotong-royong merupakan konsep dimana masyarakat saling membantu satu sama lain tanpa mengharapkan imbalan. Semangat ini melekat kuat dalam kehidupan sehari-hari, dan tradisi nyumbang menjadi manifestasi konkret dari nilai gotong-royong tersebut. Tradisi nyumbang juga mencerminkan rasa kasih sayang dan kepedulian antara sesama anggota masyarakat. Melalui aksi nyata memberikan bantuan kepada yang membutuhkan, hubungan sosial di antara warga menjadi lebih erat dan harmonis. Nyumbang di daerah perdesaan Yogyakarta tidak hanya mengandung makna materiil, tetapi juga mencerminkan kebersamaan dalam kesederhanaan. Masyarakat berbagi apa yang mereka miliki, tak peduli seberapa sedikit itu. Keterbatasan sumber daya tidak menghalangi semangat untuk berbagi.

Praktik Tradisi Nyumbang

Salah satu bentuk praktik tradisi nyumbang yang sering terlihat adalah dengan memberikan makanan kepada tetangga yang sedang mengadakan acara, seperti perkawinan, sunatan, atau acara keagamaan. Masyarakat akan membawa makanan dari rumah mereka untuk berbagi dengan orang lain. Tradisi ini biasa terlihat dalam kegiatan bersih-bersih lingkungan, perbaikan infrastruktur, atau kegiatan pertanian. Masyarakat akan berkumpul dan bekerja bersama-sama tanpa ada pamrih, hanya demi kesejahteraan bersama. Masyarakat yang lebih mampu juga sering menyumbangkan barang-barang bekas yang masih layak pakai atau memberikan sumbangan uang untuk membantu warga yang kurang beruntung, seperti orang tua yang hidup sendiri, anak yatim, atau fakir miskin.

Pentingnya Tradisi Nyumbang

Tradisi nyumbang membantu menjaga solidaritas sosial dan keharmonisan di masyarakat pedesaan. Semangat gotong-royong dan saling membantu memperkuat ikatan antarwarga, sehingga masalah yang dihadapi oleh satu anggota masyarakat akan menjadi tanggung jawab bersama. Di daerah perdesaan, sumber daya seringkali terbatas, dan bantuan dari pemerintah tidak selalu dapat mencukupi. Tradisi nyumbang menjadi solusi untuk mengatasi keterbatasan ini dengan cara saling berbagi dan mendukung. Tradisi nyumbang turut berperan dalam mendidik generasi muda tentang nilai-nilai sosial, etika, dan kepedulian. Dengan melihat aksi nyata dari masyarakat dewasa, generasi muda akan terdorong untuk meneruskan tradisi tersebut dan membawa nilai-nilai positif ke dalam kehidupan mereka kelak.

1. Apa permasalahan dari kasus tersebut di atas? Ingatlah, yang disebut dengan permasalahan adalah segala sesuatu yang menyimpang dari keadaan ideal.

Di daerah perdesaan, terutama yang kurang berkembang, keterbatasan sumber daya menjadi permasalahan yang sering terjadi. Bantuan yang diberikan melalui tradisi nyumbang mungkin belum mencukupi untuk memenuhi semua kebutuhan masyarakat yang membutuhkan, seperti bantuan kesehatan, pendidikan, atau infrastruktur. Meskipun tradisi nyumbang mencerminkan semangat gotong-royong, ada kemungkinan bahwa tradisi ini tidak merata dalam distribusi manfaatnya. Beberapa keluarga atau individu mungkin lebih banyak menerima bantuan daripada yang lain, menyebabkan kesenjangan sosial dan perasaan ketidakadilan di masyarakat. Meskipun tradisi nyumbang bertujuan membantu mereka yang membutuhkan, dalam beberapa kasus, tradisi ini bisa menciptakan ketergantungan pada bantuan luar. Jika masyarakat terus bergantung pada bantuan dari pihak lain tanpa upaya untuk meningkatkan kemandirian, pola kemiskinan bisa berlanjut tanpa ada perubahan yang signifikan. Di era modern dengan perubahan sosial dan budaya yang cepat, tradisi nyumbang mungkin terancam menghilang atau terabaikan. Nilai-nilai gotong-royong dan kepedulian sosial yang kuat yang terkandung dalam tradisi ini perlu dijaga agar tetap relevan dan diwariskan kepada generasi selanjutnya. Dalam masyarakat yang semakin maju dan berubah, tradisi nyumbang perlu menghadapi tantangan dalam mengakomodasi perubahan sosial dan budaya. Misalnya, bagaimana tradisi ini beradaptasi dengan teknologi dan tren baru agar tetap relevan dan efektif.

2. Bila Anda tinggal di daerah itu dan mengalami permasalahan pada nomor 1 tersebut, apa yang akan Anda lakukan? Ingatlah, pindah tempat tinggal adalah sangat sulit, karena butuh biaya yang luar biasa banyak.

Jika saya tinggal di daerah perdesaan di Yogyakarta dan mengalami permasalahan terkait keterbatasan sumber daya dalam tradisi nyumbang, saya akan mencoba mengambil beberapa langkah untuk mengatasi permasalahan tersebut. Meskipun pindah tempat tinggal sulit dan mahal, ada beberapa pendekatan yang bisa diambil untuk mencari solusi dalam lingkup daerah tersebut. Saya akan berusaha untuk membangun jaringan sosial yang kuat dengan tetangga dan masyarakat sekitar. Dengan adanya kolaborasi dan kerjasama yang baik, kita dapat berbagi sumber daya dan membantu satu sama lain dalam situasi darurat atau kebutuhan mendesak. Melalui pengelolaan yang bijaksana, kita dapat mengoptimalkan sumber daya yang ada dalam lingkungan kita. Misalnya, melakukan pengelolaan pertanian yang efisien, memanfaatkan sumber air secara berkelanjutan, atau mengoptimalkan infrastruktur yang ada untuk kepentingan bersama.

3. Apakah situasi tersebut menunjukkan perilaku bergotong royong atau adanya ketakutan akan dampak dari perilaku tidak conform pada tetangga? Alasan Anda? 

Perilaku bergotong royong dan adanya ketakutan akan dampak dari perilaku tidak konform. Situasi ini menunjukkan adanya perilaku bergotong royong dalam masyarakat perdesaan. Tradisi nyumbang merupakan bentuk gotong royong, di mana masyarakat saling membantu satu sama lain tanpa mengharapkan imbalan. Meskipun menghadapi keterbatasan sumber daya, tradisi ini tetap dijalankan dengan semangat membantu sesama warga yang membutuhkan. Perilaku bergotong royong ini tercermin dalam aksi saling berbagi sumber daya dan membantu masyarakat yang kurang beruntung. Meskipun ada semangat gotong royong, dalam situasi keterbatasan sumber daya, ada kemungkinan bahwa masyarakat juga menghadapi ketakutan akan dampak dari perilaku tidak konform pada tetangga. Ketakutan ini mungkin timbul karena adanya perasaan khawatir bahwa jika mereka tidak memberikan bantuan atau tidak kontributif dalam tradisi nyumbang, hubungan sosial dengan tetangga bisa terganggu atau menjadi kurang harmonis. Jika satu anggota masyarakat tidak berpartisipasi dalam tradisi nyumbang, hal itu dapat menciptakan ketegangan dalam hubungan sosial di lingkungan tersebut. Dalam konteks ini, baik perilaku bergotong royong maupun ketakutan akan dampak dari perilaku tidak konform merupakan dinamika yang kompleks yang dapat terjadi secara bersamaan. Tradisi nyumbang mengandung nilai-nilai gotong royong dan saling membantu, tetapi juga dapat menimbulkan tekanan sosial pada mereka yang kurang aktif dalam tradisi tersebut. Masyarakat perdesaan seringkali hidup dalam jaringan sosial yang sangat erat, sehingga keputusan individu dalam partisipasi nyumbang bisa berdampak pada hubungan mereka dengan tetangga atau kelompok sosialnya.

4. Sesuai dengan teori Albert Bandura, apakah Anda akan mengajarkan pada anak Anda tentang konformitas terhadap perilaku menyumbang tersebut? Alasan Anda?

Menurut teori Albert Bandura, anak-anak cenderung meniru perilaku orang-orang di sekitar mereka, terutama orang-orang yang dianggap sebagai model atau panutan. Dengan menjadi model yang menyumbang dan berpartisipasi dalam tradisi nyumbang, orang tua atau sosok dewasa lainnya dapat menjadi contoh yang kuat bagi anak untuk meniru perilaku yang positif dan bermanfaat. Dalam teori Bandura, penguatan positif (reward) atau penghargaan atas perilaku yang diinginkan dapat memperkuat kemungkinan anak untuk meniru perilaku tersebut. Jika anak berhasil menyumbang atau berpartisipasi dalam tradisi nyumbang, memberikan penguatan positif seperti pujian, pengakuan, atau apresiasi dapat meningkatkan kecenderungan anak untuk terus berperilaku sesuai dengan nilai-nilai positif tersebut. 

5. Secara makro, apakah perilaku menyumbang ini sesuai dengan kebiasaan seseorang yang ingin menang di Pilkada (pemilihan kepala derah)? Jawaban hendaknya menggunakan teori dari Niccolo Machiavelli.

Secara makro, perilaku menyumbang dalam konteks pemilihan kepala daerah (Pilkada) dapat dilihat dari perspektif teori dari Niccolò Machiavelli, terutama melalui kacamata pandangan politiknya yang diwakili dalam karya terkenalnya "The Prince." Machiavelli dikenal dengan teorinya yang realis dan pragmatis tentang politik, yang seringkali menekankan pada kekuasaan dan pengaruh untuk mencapai tujuan politik. Berikut adalah cara perilaku menyumbang dapat dipahami melalui lensa teori Machiavelli. Dalam teori Machiavelli, politik dianggap sebagai sarana untuk memperoleh dan mempertahankan kekuasaan. Dalam konteks Pilkada, seseorang yang mencalonkan diri sebagai kepala daerah mungkin menggunakan perilaku menyumbang sebagai alat politik untuk mencari dukungan dan simpati dari masyarakat. Melalui sumbangan, calon dapat menciptakan citra positif di mata pemilih dan memperkuat basis pendukungnya. 

Kesimpulan

Tradisi nyumbang di daerah perdesaan Yogyakarta adalah cerminan dari semangat gotong-royong, kebersamaan, dan kepedulian sosial yang tinggi dalam masyarakat. Melalui praktiknya, tradisi ini berhasil menjaga keharmonisan dan solidaritas sosial, serta membantu mengatasi keterbatasan sumber daya yang ada. Penting bagi masyarakat untuk terus melestarikan tradisi nyumbang ini, karena selain memberikan manfaat nyata, tradisi ini juga mengajarkan nilai-nilai mulia kepada generasi muda, yang akan menjadi penerus kebaikan bagi masa depan.

Daftar pusaka

The Culture of Giving and Sharing in Yogyakarta's Villages"

https://www.yogyakartanow.com/blog/detail/nyumbang-the-culture-of-giving-and-sharing-in-yogyakarta-s-villages]

"Empowering Community through Nyumbang Tradition: A Case Study in Yogyakarta's Rural Areas"

0 komentar:

Posting Komentar