Kamis, 20 Juli 2023

TRADISI SUMBANG-MENYUMBANG OLEH ADAT JAWA “UJIAN AKHIR PSIKOLOGI SOSIAL DENGAN PENGAMPU ARUNDATI SHINTA “ Shofia Salsabila Suswoyo 22310410062.

 

                           

Tradisi Sumbang-Menyumbang Oleh Adat Jawa

Ujian Akhir Psikologi Sosial

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, Ma

 


Disusun Oleh :

Shofia Salsabila Suswoyo

22310410062

Program Studi Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

2023

 

1.      Pada dasarnya, tradisi nyumbang dalam adat jawa merupakan tradisi yang baik dan memberi banyak manfaat khususnya bagi masyarakat terkait. Namun lambat laun, tradisi ini menjadi hal yang bisa dikatakan beban dalam kehidupan sosial. Karena apabila tradisi nyumbang tidak dijalankan sebagaimana mestinya yang ada dalam lingkungan masyarakat, maka masyarakat yang tidak ikut melakukan nyumbang akan mendapatkan sanksi sosial, salah satunya dapat berupa ter-isolasi dalam lingkungan bertetangga karena pandangan buruk masyarakat lain. Tradisi nyumbang yang diyakini masyarakat sebagai bentuk solidaritas antar sesama, justru menjadi beban bagi sebagian masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi. Inilah masalah yang timbul dari adanya tradisi nyumbang dalam lingkungan masyarakat.

 

2.      Mengingat bahwa nyumbang merupakan tradisi turun temurun yang pasti sulit dihilangkan, maka sebagai masyarakat, tradisi nyumbang harus terus dilestarikan. Hanya saja bisa dikurangi atau dibatasi pelaksanaannya. Misalkan, nyumbang hanya pada acara paling penting saja dan tidak dilaksanakan tiap event berkala. Kemudian bisa juga dengan membatasi jumlah nyumbang itu sendiri jadi hanya untuk orang terdekat dari rumah dan keluarga besar. Dan lebih baiknya lagi melihat terlebih dahulu akan kondisi keuangan kita. Jangan sampai berhutang hanya demi menyumbang. Atau bisa dikatakan, meyumbang semampunya saja. Kalau memang sedang ada cukup banyak materi, maka tidak apa-apa menyumbang dengan jumlah besar. Namun, apabila tidak, maka lebih baik secukupnya saja.

 

3.      Disatu sisi, nyumbang merupakan wujud nyata dari gotong royong untuk menjaga kerukunan antar masyarakat. Didasari dengan rasa simpati dalam memberikan sesuatu kepada orang lain. Namun, seiring berjalannya waktu, nyumbang ini menjadi suatu norma tidak tertulis dalam masyarakat yang akhirnya menjadikan masyarakat menciptakan perilaku conform terhadap nyumbang yang akhirnya mempersulit atau membebani sebagian masyarakat dengan ekonomi rendah. Karena masyarakat cenderung lebih takut dengan dampak dari perilaku tidak conform yang mereka ciptakan.

 

4.      Sesuai dengan teori Albert Bandura mengenai teori belajar sosial, bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar sosial bukan hanya dari faktor internal pribadi dan keluarga, melainkan dari faktor eksternal juga. Mungkin anak bisa secara tidak langsung belajar dengan melihat apa yang terjadi disekitarnya. Maka, sebagai orangtua ada baiknya memberitahukan baik dan buruk dari suatu hal dan tidak menutup-nutupi realita yang terjadi. Seperti pada kasus nyumbang ini, ada baiknya kita memberitahukan bahwa nyumbang itu perbuatan baik dan kalau mampu, kita bisa saling nyumbang-menyumbang dengan tetangga atau saudara kita untuk berbalas budi, menjalin silaturahmi, dsb. Namun, yang perlu digaris bawahi adalah nyumbang itu boleh asalkan sesuai kemampuan saja.

 

5.      Dalam teori Niccolo Machiavelli, ia memandang bahwa ‘kekuasaan bukanlah semata-mata untuk kepentingan diri sendiri, akan tetapi itu semua adalah untuk kehormatan dan kesejahteraan megara. Ia juga mengungkapkan bahwa ada beberapa hal yang harus dilakukan penguasa dalam merebut dan mempertahankan kekuasaan. Seorang penguasa harus respect terhadap situasi dan kondisi negaranya’. Jika kita lihat secara makro, perilaku menyumbang sangat sesuai dengan kebiasaan seseorang yang ingin memenangkan pilkada apalagi setelah melihat teori Machiavelli ini. Perasaan simpatik dan respek inilah yang ingin didapat dari para calon sehingga mereka rela menyumbang sebanyak mungkin untuk memenangkan pilkada. Walaupun dengan berbagai macam cara dari yang baik sampai yang kurang lazim. Karena memenangkan suara masyarakat adalah tujuan utama mereka. Namun walau begitu, banyak dari peserta pilkada yang sudah mendapatkan suara / menang, lupa dan tidak dapat menepati janjinya terhadap masyarakat yang mengakibatkan hilangnya rasa simpatik dan respek tadi kepada tokoh yang sudah menang tersebut.

 

Daftar pustaka :

ANWAR, S. (2020). FILSAFAT KOMUNIKASI Sosial Learning Theory (Albert Badure). 8-9.

Khasanah, S. K., Santoso, J., & Dadan, S. (2022). KONFLIK DALAM TRADISI NYUMBANG(Studi Tradisi NyumbangDengan Sistem Pinggelan Di Desa Plana Kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas). Jurnal Interaksi Sosiologi, Vol.2No(1) September2022, 23.

Suryana, D., & Hendrastomo, G. (t.thn.). PEMAKNAAN TRADISI NYUMBANG DALAM PERNIKAHAN DI MASYARAKAT DESA KALIKEBO, TRUCUK, KLATEN. Pendidikan Sosiologi – Fakultas Ilmu Sosial – Universitas Negeri Yogyakarta, 11-12.

0 komentar:

Posting Komentar