Essay 3.
MERINGKAS JURNAL: BAGAIMANAKAH PERSEPSI KETERPERCAYAAN
MASYARAKAT TERHADAP ELIT POLITIK ?
BAGAIMANAKAH
PERSEPSI KETERPERCAYAAN MASYARAKAT TERHADAP ELIT POLITIK
PSIKOLOGI SOSIAL
DOSEN PENGAMPU: Dr., Dra. ARUNDATI
SHINTA, MA
Rosita
22310410108
FAKULTAS
PSIKOLOGI UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARYA
Topik Bagaimana
persepsi keterpercayaan masyarakat terhadap elit politik. Sumber Handrix
Chris Haryanto,Tia Rahmania,Ahmad R.Mubarok,Agung B.Dopo,Hafil Fauzi,Erdizal
Fajri (2015). Bagaimana Persepsi Keterpercayaan Masyarakat terhadap Elit
Politik?. Jurnal Psikologi Sosial. Volume 42,No. 3, Desember 2015: 243-258 Permasalahan Adanya
ketidakpercayaan publik terhadap moral elit politik yang meningkat dari tahun
ketahun. Tujuan
Penelitian Mengidentifikasi
landasan keterpercayaan terhadap para pihak-pihak yang dianggap sebagai Elit
politik pada masyarakat Jakarta. Metode Partisipan dalam penelitian berjumlah 461
orang dengan metode kualitatif analisis konten yang menggunakan kuisioner terbuka
dan dianalisis menggunakan analisis konten induktif. Isi ●
Kepercayaan terhadap politik itu sendiri merupakan suatu kondisi dimana
pihak-pihak yang dianggap menjalankan pemerintahan ini bisa memenuhi standar
keinginan individu atau masyarakatnya (GamsondalamKim&Park,2005). ●
keberadaan elit politik menjadi salah satu fokus yang menjadi pusat
perhatian. Elit politikbseperti hal nyadi jelaskan oleh Surbakti (1999)
merupakan sekelompok keci lorang yang mempunyai pengaruh besar dalam
pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik. Elit politik dalam hal ini
memiliki sumber kekuasaan yang meliputi kekuasaan politik, dan keberadaan
elit politik ini sedikit sekali, apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk
dalam masyarakat negara. ● Konsep
kepercayaan, padadasarnya telah menjadi salah satu kajian yang dibahas dalam
ilmu psikologi. Faturochman (2000) dan Hardin (2002) menggambarkan bahwa
kepercayaan ini sering didefinisikan sebagai bentuk pengharapan yang
melibatkan keberadaan pihak lain dalam interak sisosial. Pengharapan ini
memiliki risiko yang mengarahkan pada munculnya sebuah konsekuensi negatif
ketika harapan yang dimiliki tidak dapat dipenuhi oleh pihak yang dipercaya
sehingga memunculkan perasaan dikhia-nati, kecewa, dan marah (Lewicki &
Brunnerdalam Faturochman,2000). Yamagishi(2011) menjelaskan konsep
kepercayaan dengan menekankan pada bentuk keyakinan terhadap pihak lain yang
memfokuskan pada kemampuan, niatan maupun reputasi yang baik. Hasil Hasil
penelitian menggambarkan bahwa elit politik ditujukan kepada para anggota
Dewan Perwakilan Rakyat, Majelis Permusyawaratan Rakyat, Presiden beserta
jajaran kabinetnya, partaipolitik, orang atau kelompok yang berkecimpung
didunia politik dan pihak-pihak yang mengelola negara. Sepuluh besar faktor
yang dapat menurunkan kepercayaan terhadap elit politik identik dengan banyak
kebohongan (29,28%), korupsi (14,75%), mementingkan diri sendiri (8,24%),
tidak kompeten (6,07%), berkasus (5,64%),
tidak bertanggung jawab (1,95%), menyalah gunakan kekuasaan (1,52%), malas
(1,52%), kurang transparan (1,30%), tidak tegas (0,22%). Gambaran mengenai
elitpolitik yang dapat dipercaya terkait dengan kejujuran (39,70%),
tanggungjawab (12,80), integritas (12,80%), peduli (8,89%), bermoral (6,29%),
tegas (4,34%), kompeten (3,69%), transparan (1,74%) dan bijaksana (1,74%). Diskusi Ketidak percayaan terhadap para
elit politik didasari oleh persepsi responden pada para elit politik yaitu
pada posisi ● pertama,tingkat ketidak
percayaan terhadap elit politik tergantung pada sejauhmana elit politik
dianggap sebagai pihak yang banyak melakukan kebohongan. ● Korupsi menjadi faktor kedua
terbesar yang dapat menurunkan kepercayaan terhadap para elit politik.
Permasalahan korupsi sebagai salah satu faktor yang dapat menurunkan
kepercayaan terhadap elit politik pada penelitianini diarahkan pada pihak
legislatif(3,25%), parpol(2,85%) sertalegislatif dan konstitutif(2,85%).
Pihak legislatif dalam hal ini mendapatkan porsi penilaian yang lebih besar
dibandingkan pihak parpol dan konstitutif. ● Pada posisi ketiga, berkaitan
dengan kepedulian.Permasalahan kepedulian sebagai salah satu faktor yang
dapat menurunkan kepercayaan terhadap elit politik pada penelitian ini
diarahkan pada pihak legislatif(1,52%), parpol(1,30%), dan eksekutif(0,87%).
Kepedulian seperti halnya digambarkan dalam studi yang dilakukan oleh
Dalton(2005) menjadi salah satu hal yang erat kaitannya dengan kepercayaan
terhadap sistem politik maupun pemerintahan. ● Pada posisi keempat, berkaitan
dengan faktor kompetensi. Permasalahan kompetensi sebagai salah satu faktor
yang dapat menurunkan kepercayaan terhadap elit politik pada penelitian ini
diarahkan pada pihak legislatif (2,39%), eksekutif (1,08%) dan parpol
(0,87%). ● Pada
posisi kelima mengarahkan pada sejauh mana para elit politik dinilai sebagai
pihak yang selalu berkasus atau mendapatkan permasalahan yang adabaik
bersifat sosial maupun hukum.Permasalahan mengena ersepsi elit politik sebagai
pihak yang banyak berkasus ini diarahkan pada pihak parpol(1,08%),
eksekutif(0,87%) dan legislatif(0,87%). ● Pada posisi keenam terkait
dengan faktor persepsi akan tanggungjawab. Permasalahan mengenai persepsi
dalam pemenuhan tanggungjawab sebagai salah satu faktor yang dapat menurunkan
kepercayaan pada penelitian ini diarahkan pada pihak eksekutif (0,65%), pihak
legislatif dan konstitutif (0,65%) serta legislatif (0,22%). ● Pada posisi ketujuh,terkait
dengan persepsi penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan.Pada faktor
menyalahgunakan kekuasaan para elit politik yang dapat menurunkan kepercayaan
diarahkan pada pihak parpol (0,22%), legislatif, eksekutif dan konstitutif
(0,22%) serta legislatif dan eksekutif (0,22%). ● Pada posisi kedelapan, terkait
faktor persepsi kemalasan. Penekanan faktor kemalasan pada para elit politik
ditujukan pada pihak legislatif dan konstitutif (0,65%), parpol, legislatif
dan konstitutif (0,22%) serta legislatif dan parpol (0,22%). ● Pada posisi kesembilan, faktor
yang dapat menurunkan kepercayaan terhadap para elit politik berkaitan dengan
persepsi tidak transparannya para elit politik. Permasalahan transparansi ini
ditujukan pada pihak parpol (0,65%). ● Pada
posisi kesepuluh, terkait dengan faktor ketidaktegasan.Faktor ketidaktegasan
terkait ketidakpercayaan pada elit politik ditujukan pada pihak eksekutif
(0,22%).






0 komentar:
Posting Komentar