Kamis, 04 Mei 2023

Essay 3. MERINGKAS JURNAL. ROSITA

 Essay 3.

MERINGKAS JURNAL:  BAGAIMANAKAH PERSEPSI KETERPERCAYAAN MASYARAKAT TERHADAP ELIT POLITIK ?

 

BAGAIMANAKAH PERSEPSI KETERPERCAYAAN MASYARAKAT TERHADAP ELIT POLITIK

PSIKOLOGI SOSIAL

DOSEN PENGAMPU: Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA

Rosita

22310410108

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARYA

Topik

Bagaimana persepsi keterpercayaan masyarakat terhadap elit politik.

Sumber

Handrix Chris Haryanto,Tia Rahmania,Ahmad R.Mubarok,Agung B.Dopo,Hafil Fauzi,Erdizal Fajri (2015). Bagaimana Persepsi Keterpercayaan Masyarakat terhadap Elit Politik?. Jurnal Psikologi Sosial. Volume 42,No. 3, Desember 2015: 243-258

 

Permasalahan

Adanya ketidakpercayaan publik terhadap moral elit politik yang meningkat dari tahun ketahun.

Tujuan Penelitian

Mengidentifikasi landasan keterpercayaan terhadap para pihak-pihak yang dianggap sebagai Elit politik pada masyarakat Jakarta.

 

Metode

 Partisipan dalam penelitian berjumlah 461 orang dengan metode kualitatif analisis konten yang menggunakan kuisioner terbuka dan dianalisis menggunakan analisis konten induktif.

Isi

● Kepercayaan terhadap politik itu sendiri merupakan suatu kondisi dimana pihak-pihak yang dianggap menjalankan pemerintahan ini bisa memenuhi standar keinginan individu atau masyarakatnya (GamsondalamKim&Park,2005).

● keberadaan elit politik menjadi salah satu fokus yang menjadi pusat perhatian. Elit politikbseperti hal nyadi jelaskan oleh Surbakti (1999) merupakan sekelompok keci lorang yang mempunyai pengaruh besar dalam pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik. Elit politik dalam hal ini memiliki sumber kekuasaan yang meliputi kekuasaan politik, dan keberadaan elit politik ini sedikit sekali, apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk dalam masyarakat negara.

● Konsep kepercayaan, padadasarnya telah menjadi salah satu kajian yang dibahas dalam ilmu psikologi. Faturochman (2000) dan Hardin (2002) menggambarkan bahwa kepercayaan ini sering didefinisikan sebagai bentuk pengharapan yang melibatkan keberadaan pihak lain dalam interak sisosial. Pengharapan ini memiliki risiko yang mengarahkan pada munculnya sebuah konsekuensi negatif ketika harapan yang dimiliki tidak dapat dipenuhi oleh pihak yang dipercaya sehingga memunculkan perasaan dikhia-nati, kecewa, dan marah (Lewicki & Brunnerdalam Faturochman,2000). Yamagishi(2011) menjelaskan konsep kepercayaan dengan menekankan pada bentuk keyakinan terhadap pihak lain yang memfokuskan pada kemampuan, niatan maupun reputasi yang baik.

Hasil

Hasil penelitian menggambarkan bahwa elit politik ditujukan kepada para anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Majelis Permusyawaratan Rakyat, Presiden beserta jajaran kabinetnya, partaipolitik, orang atau kelompok yang berkecimpung didunia politik dan pihak-pihak yang mengelola negara. Sepuluh besar faktor yang dapat menurunkan kepercayaan terhadap elit politik identik dengan banyak kebohongan (29,28%), korupsi (14,75%), mementingkan diri sendiri (8,24%), tidak kompeten (6,07%), berkasus

(5,64%), tidak bertanggung jawab (1,95%), menyalah gunakan kekuasaan (1,52%), malas (1,52%), kurang transparan (1,30%), tidak tegas (0,22%). Gambaran mengenai elitpolitik yang dapat dipercaya terkait dengan kejujuran (39,70%), tanggungjawab (12,80), integritas (12,80%), peduli (8,89%), bermoral (6,29%), tegas (4,34%), kompeten (3,69%), transparan (1,74%) dan bijaksana (1,74%).

Diskusi

Ketidak percayaan terhadap para elit politik didasari oleh persepsi responden pada para elit politik yaitu pada posisi

● pertama,tingkat ketidak percayaan terhadap elit politik tergantung pada sejauhmana elit politik dianggap sebagai pihak yang banyak melakukan kebohongan.

● Korupsi menjadi faktor kedua terbesar yang dapat menurunkan kepercayaan terhadap para elit politik. Permasalahan korupsi sebagai salah satu faktor yang dapat menurunkan kepercayaan terhadap elit politik pada penelitianini diarahkan pada pihak legislatif(3,25%), parpol(2,85%) sertalegislatif dan konstitutif(2,85%). Pihak legislatif dalam hal ini mendapatkan porsi penilaian yang lebih besar dibandingkan pihak parpol dan konstitutif.

● Pada posisi ketiga, berkaitan dengan kepedulian.Permasalahan kepedulian sebagai salah satu faktor yang dapat menurunkan kepercayaan terhadap elit politik pada penelitian ini diarahkan pada pihak legislatif(1,52%), parpol(1,30%), dan eksekutif(0,87%). Kepedulian seperti halnya digambarkan dalam studi yang dilakukan oleh Dalton(2005) menjadi salah satu hal yang erat kaitannya dengan kepercayaan terhadap sistem politik maupun pemerintahan.

● Pada posisi keempat, berkaitan dengan faktor kompetensi. Permasalahan kompetensi sebagai salah satu faktor yang dapat menurunkan kepercayaan terhadap elit politik pada penelitian ini diarahkan pada pihak legislatif (2,39%), eksekutif (1,08%) dan parpol (0,87%).

● Pada posisi kelima mengarahkan pada sejauh mana para elit politik dinilai sebagai pihak yang selalu berkasus atau mendapatkan permasalahan yang adabaik bersifat sosial maupun hukum.Permasalahan mengena

ersepsi elit politik sebagai pihak yang banyak berkasus ini diarahkan pada pihak parpol(1,08%), eksekutif(0,87%) dan legislatif(0,87%).

● Pada posisi keenam terkait dengan faktor persepsi akan tanggungjawab. Permasalahan mengenai persepsi dalam pemenuhan tanggungjawab sebagai salah satu faktor yang dapat menurunkan kepercayaan pada penelitian ini diarahkan pada pihak eksekutif (0,65%), pihak legislatif dan konstitutif (0,65%) serta legislatif (0,22%).

● Pada posisi ketujuh,terkait dengan persepsi penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan.Pada faktor menyalahgunakan kekuasaan para elit politik yang dapat menurunkan kepercayaan diarahkan pada pihak parpol (0,22%), legislatif, eksekutif dan konstitutif (0,22%) serta legislatif dan eksekutif (0,22%).

● Pada posisi kedelapan, terkait faktor persepsi kemalasan. Penekanan faktor kemalasan pada para elit politik ditujukan pada pihak legislatif dan konstitutif (0,65%), parpol, legislatif dan konstitutif (0,22%) serta legislatif dan parpol (0,22%).

● Pada posisi kesembilan, faktor yang dapat menurunkan kepercayaan terhadap para elit politik berkaitan dengan persepsi tidak transparannya para elit politik. Permasalahan transparansi ini ditujukan pada pihak parpol (0,65%).

● Pada posisi kesepuluh, terkait dengan faktor ketidaktegasan.Faktor ketidaktegasan terkait ketidakpercayaan pada elit politik ditujukan pada pihak eksekutif (0,22%).

 


0 komentar:

Posting Komentar