Nama : Sillvi Yunia Anggraeni
Nim : 22310410019
Prodi : Psikologi A
Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, MA
Topik |
Penyesuaian
Diri dan Komunikasi Interpersonal yang Efektif Antara Atasan dan Bawahan pada
CPNS Ikatan Dinas di Pemprov Jateng. |
Sumber |
Dyah
Ayu Puspita, Ika Zenita Ratnaningsih |Jurnal Empati, Oktober 2015, Volume
4(4), 340-346 |Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro |Komunikasi
Interpersonal Atasan-Bawahan dan Penyesuaian Diri Pada CPNS dari Jalur Ikatan
Dinas di Pemprov Jateng. |
Permasalahan |
-CPNS
dari jalur ikatan dinas di Pemprov Jateng sering Memiliki keterbatasan
pengalaman dan pengetahuan tentang lingkungan kerja di organisasi. Hal ini
membuat mereka kesulitan dalam memahami atasan dan bawahan, sehingga
komunikasi menjadi tidak efektif dan kurang membangun. -CPNS
dari jalur ikatan dinas mungkin kurang memiliki keterampilan komunikasi
interpersonal yang efektif. Oleh karena itu, mereka bisa kesulitan dalam
memperoleh informasi yang dibutuhkan , menyampaikan pesan dengan jelas, atau
membina hubungan kerja yang baik dengan atasan dan bawahan. |
Tujuan
Penelitian |
Bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara komunikasi interpersonal atasan bawahan
dengan penyesuaian diri pada CPNS dari jalur ikatan dinas di Pemprov Jateng. |
Isi |
-Pegawai
Negri Sipil (PNS) sebagai unsur utama sumber daya manusia aparatur negara memiliki
peranan penting dalam menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan. PNS yang mampu memainkan peranan tersebut adalah PNS yang
memiliki kompetensi, memiliki sikap dan perilaku yang penuh dengan tanggung
jawab, serta sehat secara jasmani dan rohani. -Ikatan
dinas merupakan salah satu jalur pengangkatan PNS yang memiliki perbedaan
dari jalur lainnya. Ikatan dinas adalah jalur pengangkatan Calon Pegawai
Negeri Sipil (CNPS) melalui seleksi siswa sekolah kedinasan yang melakukan
masa percobaan kerja selama sekurang-kurangnya satu tahun, salah satunya
adalah lulusan IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri). -Pegawai
yang bekerja di lingkungan baru tentunya akan berhadapan dengan orang baru,
orang lebih tua ataupun orang yang sudah memiliki pengalaman di bidangnya,
sedangkan ketika di perguruan tinggi mereka lebih banyak bertemu dengan orang
seusianya, pegawai baru juga menemui masalah tentang perbedaan gambaran
tentang dunia kerja dan pendidikan saat kuliah. -Hurlock
(2013) menjelaskan bahwa penyesuaian diri diperlukan di setiap tahapan kerja.
Pada pegawai baru, penyesuaian diri diperlukan untuk berinteraksi dengan
lingkungan sekitar. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bauer, Bodner,
Erdogan dan Truxxilo (2007) menemukan bahwa penyesuaian diri berhubungan
dengan kepuasan kerja, prestasi, komitmen terhadap organisasi, dan keinginan
untuk tetap bekerja. -Penyesuaian
diri adalah kemampuan individu dalam merespon situasi dan kondisi untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki untuk
menjadikan individu merasakan kepuasan dan keharmonisan. Definisi tersebut
sejalan dengan definisi yang dikemukakan oleh (Schneiders, dalam Agustiani
2006). -Komunikasi
adalah prasyarat kehidupan manusia yang tidak akan pernah mati. Kehidupan
manusia akan hampa apabila tidak ada komunikasi. Tanpa komunikasi, interaksi
antar manusia secara perorangan, kelompok ataupun organisasi, tidak mungkin
dapat terjadi. -Komunikasi
interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara komunikator dan
komunikan. Komunikasi ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap,
pendapat, atau perilaku seseorang karena sifatnya yang dialogis berupa
percakapan. Johnson (dalam Supratiknya, 2003) mengungkapkan bahwa komunikasi
interpersonal sangat penting bagi kehidupan individu. Komunikasi
interpersonal berperan dalam menciptakan kebahagiaan hidup manusia, membantu
perkembangan intelektual dan sosial individu, membentuk identitas dan jati
diri, memahami realitas di sekeliling individu, dan juga untuk menentukan
kesehatan mental individu. |
Metode |
-Subjek
yang digunakan dalam penelitian ini adalah CPNS dari jalur ikatan dinas di
Pemprov Jateng. Penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling
dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 70 subjek. -Pengumpulan
data menggunakan dua buah skala yaitu skala komunikasi interpersonal
atasan-bawahan(α=0,872, 28 aitem) Yang disusun berdasarkan aspek-aspek
komunikasi interpersonal dari De Vito(2011) dan skala penyesuaian diri yang
disusun berdasarkan aspek dari Schneiders (dalam Indrawati dan Fauziah, 2012)
(α=0,896, 31 aitem). Teknik analisis data menggunakan teknik analisis regresi
sederhana dengan bantuan program SPSS (Statistical Packge for the Social
Science for Windows version 21.0). |
Hasil |
-Berdasarkan
hasil uji hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan Teknik analisis regresi
sederhana didapatkan hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antar
komunikasi interpersonal atasan-bawahan dengan penyesuaian diri pada CPNS
dari jalur ikatan dinas di Pemprov Jateng (r = 0,724, p=0,000 (p<0,05).
Hasil tersebut menunjukkan adanya hubungan positif antara komunikasi
interpersonal atasan-bawahan dengan penyesuaian diri, artinya semakin positif
individu mempersepsikan komunikasi interpersonal atasan-bawahan maka
penyesuaian dirinya semakin baik. Berlaku pula sebaliknya,
semakin negatif individu mempersepsikan komunikasi interpersonal
atasan-bawahan maka penyesuaian diri yang dimiliki individu semakin buruk.
Maka hipotesis yang mengatakan ada hubungan antara komunikasi interpersonal
atasan bawahan dengan penyesuaian diri pada CPNS dari jalur ikatan dinas di
Pemprov Jateng diterima. -Hasil
penelitian menunjukan bahwa komunikasi interpersonal atasan-bawahan merupakan
salah satu variabel yang memprediksi penyesuaian diri. Komunikasi
interpersonal atasan-bawahan memberikan sumbangan efektif sebesar 52%
terhadap penyesuaian diri. Sedangkan sumbangan sebesar 48% diberikan oleh
variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. -Hasil
penelitian ini juga menunjukan bahwa penyesuaian diri pada CPNS dari jalur
ikatan dinas di Pemprov Jateng dalam kategori tinggi. Hal tersebut
ditunjukkan dari data pada 54 subjek (77,14%) sampel penelitian berada pada
kategori tinggi. Hal tersebut berarti CPNS dari jalur ikatan dinas di Pemprov
Jateng dapat menyesuaikan diri di tempat baru dengan baik dimana mampu
menghadapi masalah yang dihadapi dan mampu memenuhi tuntutan yang ada
ditempat kerja. |
Diskusi |
-Sebagai
seorang CPNS dari jalur ikatan dinas di Pemprov Jateng, penting untuk
memahami bahwa komunikasi interpersonal antara atasan dan bawahan adalah
kunci untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan. Penting juga untuk
memahami bahwa setiap individu adalah unik dan memiliki kebutuhan dan harapan
yang berbeda, oleh karena itu, penyesuaian diri dalam berkomunikasi sangat diperlukan. - Sebagai atasan, perlu memahami bagaimana cara
terbaik untuk memberikan arahan atau umpan balik agar dapat diterima dengan
baik oleh bawahan. Setiap individu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-
masing, oleh karena itu, penting untuk berkomunikasi secara terbuka dan bijak
sehingga bawahan merasa dihargai dan disegani. -Dalam
situasi ini, komunikasi Interpersonal yang efektif adalah kunci untuk
mencapai tujuan bersama dan memperkuat hubungan antara atasan dan bawahan.
Dengan memahami kebutuhan dan harapan satu sama lain serta berkomunikasi
dengan cara yang tepat, atasan dan bawahan dapat saling membantu dan mencapai
target bersama untuk sukses organisasi. |
0 komentar:
Posting Komentar