Minggu, 14 Mei 2023

Essay 3 Meringkas Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi

Nama : Sillvi Yunia Anggraeni

Nim   : 22310410019

Prodi : Psikologi A

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, MA

Topik

Penyesuaian Diri dan Komunikasi Interpersonal yang Efektif Antara Atasan dan Bawahan pada CPNS Ikatan Dinas di Pemprov Jateng.

Sumber

Dyah Ayu Puspita, Ika Zenita Ratnaningsih |Jurnal Empati, Oktober 2015, Volume 4(4), 340-346 |Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro |Komunikasi Interpersonal Atasan-Bawahan dan Penyesuaian Diri Pada CPNS dari Jalur Ikatan Dinas di Pemprov Jateng.

Permasalahan

-CPNS dari jalur ikatan dinas di Pemprov Jateng sering Memiliki keterbatasan pengalaman dan pengetahuan tentang lingkungan kerja di organisasi. Hal ini membuat mereka kesulitan dalam memahami atasan dan bawahan, sehingga komunikasi menjadi tidak efektif dan kurang membangun.

-CPNS dari jalur ikatan dinas mungkin kurang memiliki keterampilan komunikasi interpersonal yang efektif. Oleh karena itu, mereka bisa kesulitan dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan , menyampaikan pesan dengan jelas, atau membina hubungan kerja yang baik dengan atasan dan bawahan.

Tujuan Penelitian

Bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komunikasi interpersonal atasan bawahan dengan penyesuaian diri pada CPNS dari jalur ikatan dinas di Pemprov Jateng.

Isi

-Pegawai Negri Sipil (PNS) sebagai unsur utama sumber daya manusia aparatur negara memiliki peranan penting dalam menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. PNS yang mampu memainkan peranan tersebut adalah PNS yang memiliki kompetensi, memiliki sikap dan perilaku yang penuh dengan tanggung jawab, serta sehat secara jasmani dan rohani.

-Ikatan dinas merupakan salah satu jalur pengangkatan PNS yang memiliki perbedaan dari jalur lainnya. Ikatan dinas adalah jalur pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CNPS) melalui seleksi siswa sekolah kedinasan yang melakukan masa percobaan kerja selama sekurang-kurangnya satu tahun, salah satunya adalah lulusan IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri).

-Pegawai yang bekerja di lingkungan baru tentunya akan berhadapan dengan orang baru, orang lebih tua ataupun orang yang sudah memiliki pengalaman di bidangnya, sedangkan ketika di perguruan tinggi mereka lebih banyak bertemu dengan orang seusianya, pegawai baru juga menemui masalah tentang perbedaan gambaran tentang dunia kerja dan pendidikan saat kuliah.

-Hurlock (2013) menjelaskan bahwa penyesuaian diri diperlukan di setiap tahapan kerja. Pada pegawai baru, penyesuaian diri diperlukan untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bauer, Bodner, Erdogan dan Truxxilo (2007) menemukan bahwa penyesuaian diri berhubungan dengan kepuasan kerja, prestasi, komitmen terhadap organisasi, dan keinginan untuk tetap bekerja.

-Penyesuaian diri adalah kemampuan individu dalam merespon situasi dan kondisi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki untuk menjadikan individu merasakan kepuasan dan keharmonisan. Definisi tersebut sejalan dengan definisi yang dikemukakan oleh (Schneiders, dalam Agustiani 2006).

-Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia yang tidak akan pernah mati. Kehidupan manusia akan hampa apabila tidak ada komunikasi. Tanpa komunikasi, interaksi antar manusia secara perorangan, kelompok ataupun organisasi, tidak mungkin dapat terjadi.

-Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara komunikator dan komunikan. Komunikasi ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Johnson (dalam Supratiknya, 2003) mengungkapkan bahwa komunikasi interpersonal sangat penting bagi kehidupan individu. Komunikasi interpersonal berperan dalam menciptakan kebahagiaan hidup manusia, membantu perkembangan intelektual dan sosial individu, membentuk identitas dan jati diri, memahami realitas di sekeliling individu, dan juga untuk menentukan kesehatan mental individu.

Metode

-Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah CPNS dari jalur ikatan dinas di Pemprov Jateng. Penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 70 subjek.

-Pengumpulan data menggunakan dua buah skala yaitu skala komunikasi interpersonal atasan-bawahan(α=0,872, 28 aitem) Yang disusun berdasarkan aspek-aspek komunikasi interpersonal dari De Vito(2011) dan skala penyesuaian diri yang disusun berdasarkan aspek dari Schneiders (dalam Indrawati dan Fauziah, 2012) (α=0,896, 31 aitem). Teknik analisis data menggunakan teknik analisis regresi sederhana dengan bantuan program SPSS (Statistical Packge for the Social Science for Windows version 21.0).

Hasil

-Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan Teknik analisis regresi sederhana didapatkan hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antar komunikasi interpersonal atasan-bawahan dengan penyesuaian diri pada CPNS dari jalur ikatan dinas di Pemprov Jateng (r = 0,724, p=0,000 (p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan adanya hubungan positif antara komunikasi interpersonal atasan-bawahan dengan penyesuaian diri, artinya semakin positif individu mempersepsikan komunikasi interpersonal atasan-bawahan maka penyesuaian dirinya semakin baik. Berlaku pula

sebaliknya, semakin negatif individu mempersepsikan komunikasi interpersonal atasan-bawahan maka penyesuaian diri yang dimiliki individu semakin buruk. Maka hipotesis yang mengatakan ada hubungan antara komunikasi interpersonal atasan bawahan dengan penyesuaian diri pada CPNS dari jalur ikatan dinas di Pemprov Jateng diterima.

-Hasil penelitian menunjukan bahwa komunikasi interpersonal atasan-bawahan merupakan salah satu variabel yang memprediksi penyesuaian diri. Komunikasi interpersonal atasan-bawahan memberikan sumbangan efektif sebesar 52% terhadap penyesuaian diri. Sedangkan sumbangan sebesar 48% diberikan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

-Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa penyesuaian diri pada CPNS dari jalur ikatan dinas di Pemprov Jateng dalam kategori tinggi. Hal tersebut ditunjukkan dari data pada 54 subjek (77,14%) sampel penelitian berada pada kategori tinggi. Hal tersebut berarti CPNS dari jalur ikatan dinas di Pemprov Jateng dapat menyesuaikan diri di tempat baru dengan baik dimana mampu menghadapi masalah yang dihadapi dan mampu memenuhi tuntutan yang ada ditempat kerja.

Diskusi

-Sebagai seorang CPNS dari jalur ikatan dinas di Pemprov Jateng, penting untuk memahami bahwa komunikasi interpersonal antara atasan dan bawahan adalah kunci untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan. Penting juga untuk memahami bahwa setiap individu adalah unik dan memiliki kebutuhan dan harapan yang berbeda, oleh karena itu, penyesuaian diri dalam berkomunikasi sangat diperlukan.

- Sebagai atasan, perlu memahami bagaimana cara terbaik untuk memberikan arahan atau umpan balik agar dapat diterima dengan baik oleh bawahan. Setiap individu memiliki kelebihan dan kekurangan masing- masing, oleh karena itu, penting untuk berkomunikasi secara terbuka dan bijak sehingga bawahan merasa dihargai dan disegani.

-Dalam situasi ini, komunikasi Interpersonal yang efektif adalah kunci untuk mencapai tujuan bersama dan memperkuat hubungan antara atasan dan bawahan. Dengan memahami kebutuhan dan harapan satu sama lain serta berkomunikasi dengan cara yang tepat, atasan dan bawahan dapat saling membantu dan mencapai target bersama untuk sukses organisasi.

 


0 komentar:

Posting Komentar