Jumat, 05 Mei 2023

MERINGKAS JURNAL AGRESIVITAS PADA REMAJA

 

AGRESIVITAS REMAJA

Essay 3 Psikologi Sosial

Dosen Pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta, MA.

 


Aisyah Zulaina

22310410067

Fakultas Psikologi Unversitas Proklamasi 45

Yogyakarta

 

Topik

Agresivitas pada kalangan remaja.

Sumber

Putro, Khamim Zakarsih (2015). AGRESIVITAS PELAJAR DI KOTA YOGYAKARTA (Studi Kasus di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta). Jurnal Psikologi Pendidikan Islam. 3(1), Januari 2015, 1-7.

Permasalahan

Stress atau frustasi merupakan stimulus terkondisikan sehingga akhirnya menyebabkan tingkah laku agresi. Perilkaku agresif terjadi pada siswa-siswa yang menginjak usia remaja untuk menunjukan eksistensi diri dan mencati jati diri. Fenomena tindak kekerasan dikalangan remaja sudah mengarah pada tingkat yang tinggi. Beberapa aksi yang dilakukan seperti tawuran, pemalakan, bullying, pemerkosaan sampai pada pembunuhan. Agresif merupakan fenomena yang multidimensional disebabkan oleh bebrapa faktor yang kompleks mampu mempengaruhi perilaku kekerasan siswa seperti faktor keluarga, sekolah, jenis kelamin, usia bahkan kepribadian. Perilaku agresif remaja sering dikaitkan dengan pola asuh orang tua, interaksi antar teman sebaya, konsep diri dan kontrol diri.

Tujuan Penelitian        

Untuk mengetahui tingkat perilaku agresif remaja di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakrta dan untuk mengetahui pengaruh pola asuh authoritarian orang tua, interaksi antar teman sebaya, konsep diri dan kontrol diri terhadap perilaku agreasif remaja di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.

Isi

Kehidupan sosial diawali dengan keberadaan kelompok remaja sebagai alat legitimasi atas perilaku agresif yang dilakukan. Bentuk perilaku agresif yang terjadi dikalangan siswa SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta yaitu seperti Genk, Vandalisme, Perkelahian pelajar, Pemakaian alkohol dan obat-obatan serta Bullying. Banyak faktor yang mempengaruhi remaja melakukan perilaku agresif, yaitu pertama, pola asuh authoritarian orang tua. Stimulus yang diterima anak terhadap startegi orang tua yang menggambarkan peran dan tanggungjawab dalam membimbing dan mendidik anak, seperti anak kurang diberi kasing sayang, kontrol yang kaku, hubungan kedua belah pihak yang kurang hangat. Kedua, pengaruh interaksi antar teman sebaya. Condry, Simon, & Bronfenbrenner  (dikutip Santrock, 2003:220) menyatakan bahwa remaja laki-laki dan perempuan, menghabiskan waktu dua kali lebih banyak dengan teman sebaya daripada waktu dengan orang tua. Ketiga, konsep diri dan kontrol diri dibutuhkan setiap individu dalam kehidupan. Dengan kemampuan dalam melihat dirinya sendiri dapat mengontrol dirinya sendiri dengan tidak menyegerakan kepuasannya.

Metode

Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed methods dengan rancangan explanatory mixed methods. Memprioritaskan pengumpulan dan analisis data kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yakni kuesioner, wawancara, observasi dan dokumentasi. Dengan populasi penelitian adalah seluruh siswa SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta yang berjulamh 1.008 siswa. Sampel yang diambil berasal dari 190 siswa dan menggunakan proportional sampling dengan memperhatikan keterwakilan dari masing-masing kelas.

Hasil

Menunjukan bahwa tingkat agresivitas siswa, persepsi pola asuh authoritarian orang tua, interaksi antar teman sebaya, konsep diri dan kontrol siswa diri di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta masing-masing adalah sedang. Serta terdapat pengaruh yang signifikan pada pola asuh authoritarian orang tua, interaksi antar teman sebaya, konsep diri dan kontrol diri terhadap perilaku agresif di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.

Diskusi

Sebagai alat legitimasi atas perilaku agresif karena seseorang yang bertindak agresif tidak selalu identik dengan perilaku asosial, bahkan memilki kecenderungan sosial yang tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan kejadian perilaku agresivitas yang dilakukan pada suatu kelompok tertentu maupun antar kelompok.

Agresivitas remaja merupakan variable dependen, sementara pola asuh dalam keluarga, interaksi antar teman sebaya, konsep diri dan kontrol diri menjadi variable-variabel independen.

 

 

0 komentar:

Posting Komentar