Essay 3 Meringkas Jurnal : Dampak Kebutuhan Sosial Dan Pengaruh Sosial
Pada Perilaku Pembelian Konsumen Terhadap Ponsel Cerdas
Dosen : Dr., Dra Arundati Shinta, MA
Mata Kuliah : Psikologi Sosial
Nama : Oktaviana Wahyuningtyas
Nim : 22310410106
Fakultas Psikologi Universitas 45 Yogyakarta
|
Topik |
Pengaruh ponsel terhadap masyarakat |
|
Sumber |
Hadi, A. S. (2021) Dampak Kebutuhan Sosial Dan Pengaruh Sosial Pada Perilaku Pembelian
Konsumen Terhadap Ponsel Cerdas. Jurnal Bisnis Darmajaya, 07(2),103-115 |
|
Permasalahan |
Semakin meningkatnya minat seseorang terhadap
pembelian ponsel cerdas |
|
Tujuan
Penelitian |
Mengetahui seberapa penting ponsel pada masyarakat,
dan mengatahui minat masyarakat untuk membeli ponsel cerdas. |
|
Isi |
Ponsel cerdas atau smartphone adalah ponsel yang
memiliki teknologi lebih maju, lebih banyak fitur, dan tampilan yang lebih
menark dari ponsel biasa. Seseorang bisa ketergantungan terhadap ponsel
cerdas karena kegiatan yang mereka laukan melibatkan ponsel cerdas. Adapula
fakta bahwa ponsel cerdas akan dibawa kemanapun dan kapan pun itu. Ketergantungan
terhadap ponsel cerdas dapat dipengaruhi oleh aspek-aspek sosial diantaranya
adalah kebutuhan sosial dan pengaruh sosial yang cenderung mempunyai dampak
pada munculnya niat membeli ulang pada produk tersebut. Ketergantungan terhadap ponsel ceras dapat memicu
niat pembelian ulang dari pengguna. Pengguna ponsel cerdas peningkatan terus
menerus dari tahun 2015 yang hanya sebesar 30%, menjadi 80% paa tahun 2021 di
Indonesia (Pusparisa, 2020). Dan dalam prediksi akan meningkat lagi setiap
tahunnya. Dampak
lain yang disebabkan oleh perilaku ketergantungan yang cenderung negatif
meliputi perilaku konsumtif, kecemasan ketika tidak membawa ponsel cerdas
mereka, pola tidur yang terganggu, berkurangnya kontak fisik langsung dengan
orang lain, dan sebagainya (Rice-Lincoln, 2011). Ketergantungan adalah perilaku mengnsumsi atau
menggunakan suatu barang atau jasa yang dilakukan oleh seseorang secara
berlebihan dimanapun dan kapan pun itu. Dapat dijelaskan seseorang yang
mengalami ketergantungan pada barang maupun jasa tidak dapat dipisahkan atau
ditinggalkan dalam jangka waktu yang lama. Perilaku seseorang yang
ketergantungan terhadap ponsel cerdas akan membawa ponsel cerdas ke mana,
kapan saja. Dan kegiatan tersebut dapat berpengaruh negative bagi kondisi
psikologi individu. Pernyataan
tentang teori ketergantungan di atas sesuai dengan pendapat Ball-Rokeach dan
DeFleur (1989) yang menunjukkan bahwa semakin sering seseorang bergantung
pada kebutuhan akan media, maka akan semakin penting peran media dalam
kehidupan seseorang dan teori ini mengidentifikasi bagaimana orang
menggunakan dan menjadi tergantung pada media tertentu. Semakin tinggi
kebutuhan sosial seseorang (konsumen), semakin tinggi ketergantungannya terhadap
ponsel cerdas (Wei dan Lo's, 2006; Suki & Suki, 2013). Ini dapat
diartikan semakin tinggi seseorang menggunakan ponsel cerdas maka semakin
tinggi juga ketergantungan seseorang terhadap penggunaan ponsel cerdas. Dengan
ini hipotesis pertama adalah kebutuhan sosial konsumen memiliki efek positif
pada ketergantungan konsumen terhadap ponsel crdas. Pengaruh sosial adalah cara bagi orang lain
untuk memengaruhi keyakinan, perasaan, dan perilaku seseorang, sehingga ada
perubahan dalam sikap atau perilaku, sebagai hasil interaksi dengan orang
lain (Mason et al., 2007). Teman dan keluarga menjadi bagian terpenting yang
mendorong seseorang supaya ketergantungan terhadap ponsel cerdas. Dengan
demikian hipotesis kedua adalah pengaruh sosial memiliki efek positik pada
ketergantungan konsumen terhadap ponsel cerdas. Ketergantungan
dapat diartikan sebagai suatu kondisi di mana individu merasa kecanduan
terhadap sesuatu yang disukai pada berbagai kesempatan, yang mengakibatkan
kurangnya kontrol atas perilaku diri sendiri. Ponsel cerdas sebagai kebutuhan
sehari-hari dan memiliki kecenderungan kuat untuk penggunaan tinggi secara
terus menerus, yang terikat dan tidak ingin dipisahkan (Tian et al., 2009;
Hadi, 2018). Oliver (1999) menyatakan bahwa respons yang disebabkan oleh
pengalaman positif masa lalu yang diterima untuk melakukan pembelian berulang
kali disebut niat pembelian ulang. Dengan demikian hipotesis ketiga adalah
ketergantungan konsumen terhadap ponsel cerdas memiliki efek positif pada
niat pembelian ulang oleh konsumen. |
|
Metode |
a. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif bentuk
pengujian hipotesis(metode survei) b. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif Universitas Gajah
Mada yang memiliki ponsel cerdas dan masih muda (18-24 tahun) c. Metode analisis data menggunakan penelitian SEM (Structural Equation
Modeling) memerlukan perangkat lunak LISREL. |
|
Hasil |
v Kebutuhan menggunakan ponsel cerdas memiliki efek positif bagi yang
mengalami ketergantungan. Sejalan dengan hasil penelitian Wei dan Lo (2006)
yang mengatakan kebutuhan sosial berkorelasi positif dengan ketergantungan
terhadap ponsel cerdas. v Hasil pengujian hipotesis juga memiliki dampak positif pada
ketergantungan ponsel cerdas. Hasil pengujian hipotesis kedua ini juga
memperkuat pendapat Auter (2007) yang menyatakan bahwa teman dan anggota
keluarga dipandang sebagai pengaruh sosial yang dianggap penting bagi
konsumen dalam mendorong ketergantungan yang lebih besar terhadap ponsel
cerdas. v Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukan sisi positif bagi
ketergantungan ponsel cerdas dan memiliki niat pembelian ulang. Ini
menunjukan semakin tinggi ketergantungan pada ponsel cerdas maka semakin
tinggi niat untuk membeli ponsel cerdas, sebaliknya jika ketergantungan
terhadap ponsel cerdas semakin rendah maka niat untuk membeli ponsel cerdas
semakin berkurang. |
|
Diskusi |
·
Kebutuhan sosial memiliki efek positif kepada
seseorang yang ketergantungan terhadap ponsel cerdas. ·
Seseorang akan lebih sering menggunakan ponsel
cerdas untuk berkomunikasi dengan orang lain yang berada diluar provinsi
maupun luar negeri. |






0 komentar:
Posting Komentar