Minggu, 14 Mei 2023

ESSAY 3 REVIEW JURNAL PSIKOLOGI SOSIAL

Endy Zhuans Saputra 

Nim : 22310410071

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta,MA

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YK

Topik

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN BURNOUT PADA KARYAWAN RUMAH SAKIT

Sumber

Rabiatul Adawiyah, Jacobus Belida Blikololong (2018) HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN BURNOUT PADA KARYAWAN RUMAH SAKIT. Jurnal Psikologi Volume 11 No.2, Desember 2018

Permasalahan

Para karyawan di rumah sakit sangat rentan mengalami kelelahan karena mereka harus melayani pasien sepanjang waktu, mulai dari pagi hingga malam, dengan berbagai macam jenis penyakit dan kondisi pasien yang berbeda-beda. Selain itu, kurangnya waktu istirahat juga dapat memperburuk situasi. Jika mereka terus menerus bekerja dalam kondisi seperti itu, kemungkinan besar mereka akan mengalami stres yang berujung pada burnout. Oleh karena itu,dukungan sosial sangat dibutuhkan untuk mengurangi risiko burnout pada karyawan rumah sakit.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dan kelelahan kerja pada karyawan rumah sakit di tangerang

Isi

Kelelahan kerja adalah kondisi kelelahan fisik, mental, dan emosional yang muncul sebagai konsekuensi dari ketidaksesuaian antara kondisi karyawan dengan pekerjaannya (lingkungan dan desain pekerjaan). Sejauh ini fenomena kelelahan kerja masih belum mendapat perhatian serius dari pihak manajemen organisasi, meskipun sudah banyak hasil penelitian yang memperlihatkan bahwa kelelahan kerja menurunkan efektivitas organisasi (Gunarsa, 2004).

Menurut Maslach, Schaufeli dan Lieter (dalam Dedju & Hastjarjo, 2012).

Kelelahan kerja merupakan fenomena yang tidak terpisahkan dari stres kerja yang banyak ditemukan pada profesi melayani manusia, yaitu profesi yang bergerak pada bidang jasa pelayanan kemanusian yang menuntut keterlibatan emosi yang tinggi. Beberapa penelitian telah dilakukan mengenai kelelahan kerja yang dialami pada beberapa profesi yang berkaitan dengan pelayanan jasa pada manusia, antara lain pada psikolog klinis, tenaga pengajar, pekerja sosial, pekerja industri, karyawan rumah sakit, dokter, dan perawat. Menurut Demerouti dkk Kondisi ini dikarenakan mereka dihadapkan pada kebutuhan untuk menjalin hubungan emosional dengan pasien yang sedang sakit dan memperlakukan dengan baik dan kesulitan dalam menghadapi klien-klien dan perilaku klien.

Data dari website BMJ open, menurut Chou, Hu & Li (2013) menyatakan bahwa kelelahan kerja pada profesi kesehatan yang berada di rumah sakit regional Taiwan. Kelelahan kerja tertinggi terjadi pada perawat sejumlah 66%, asisten dokter 61.8%, dokter 38.6%, staf administrasi 36.1% dan teknisi medis 31.9%.

Golembiewsky, (dalam Andarika, 2004) mengatakan bahwa akibat dari

kelelahan kerja dapat muncul dalam bentuk berkurangnya kepuasan kerja, memburuknya kinerja, dan produktivitas rendah. Apapun penyebabnya, munculnya kelelahan kerja berakibat kerugian di pihak karyawan maupun organisasi.

Metode

Metode penelitian kuantitatif

Hasil

Hasil akhir diperoleh nilai r = - 0,601 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,01) ,terdapat hubungan negatif yang signifikan antara dukungan sosial dan burnout. Hasil ini menunjukkan ada hubungan negatif yang signifikan antara dukungan sosial dan burnout. semakin tinggi dukungan sosial maka semakin rendah burnout, dan sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial maka semakin tinggi burnout yang dialami. Dengan demikian, hipotesis pada penelitian ini diterima.

Diskusi

Hubungan dukungan sosial dan burnout pada karyawan menjadi perhatian khusus,hal ini dikarenakan pekerjaan yang mereka lakukan dari pagi hingga malam yang nyaris diluar kemampuan mereka,tak hanya perihal tenaga yang dikeluarkan lebih namun juga kesehatan mental dan kesabaran dan ketekunan,sehingga dukungan sosial dari lingkungan dan orang terdekat dinilai menjadi faktor penting untuk kesejahteraan karyawan di rumah sakit.

 


0 komentar:

Posting Komentar