Teknik
Penyususnan Skripsi
Meringkas
Jurnal 1
Nida
Asma Wafiqoh (20310410008)
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen
Pengampu: Dr. Arundhati Shinta, MA.
Topik |
Stress
Kerja dan Kepuasan Kerja |
Sumber |
Permatasari, H. I., & Prasetio, A. P. (2018). Pengaruh
stress kerja terhadap kepuasan kerja pada PT pikiran rakyat bandung. Almana:
Jurnal Manajemen dan Bisnis, 2(1), 87-95. |
Permasalahan |
Perasaan
stres dalam bekerja dapat menghambat seseorang untuk menyelesaikan pekerjaannya, sehingga kondisi ini perlu ditanggulangi lebih
awal sebelum perasaan stres ini terjadi. Kepuasan kerja dapat mempengaruhi
perilaku kerja karyawan dan memiliki dampak yang berbeda-beda tergantung
bagaimana individu tersebut menilainya, sehingga pentingnya sebuah perusahaan
untuk memantau dan memahami kepuasan kerja karyawannya untuk dapat
memaksimalkan kinerja dan potensi karyawan agar tujuan perusahaan dapat
tercapai. |
Tujuan
Penelitian |
Tujuan
dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kepuasan
kerja pada PT Pikiran Rakyat Bandung yang merupakan salah satu perusahaan
media cetak atau surat kabar. |
Isi |
Stres kerja adalah kondisi dimana seseorang mendapat tekanan atau ketegangan dalam pekerjaan serta lingkungan kerjanya sehingga orang tersebut merespon secara negatif dan akan merasa terbebani dalam menyelesaikan kewajibannya (Sinambela, 2016:472, Greenberg dan Baron, 2008:183; Luthans, 2011:279). Faktor yang menyebabkan stres kerja adalah faktor lingkungan yaitu internal dan ekstenal, faktor organisasi yaitu beban kerja, tuntutan peran, atasan, dan rekan kerja, serta faktor personal yaitu persoalan keluarga dan keungan (Sinambela, 2016:473; Hariandja, 2009:304; Hasibuan, 2014:204). Dampak dari stres kerja dapat berbeda, tergantung dari masing-masing individu itu sendiri dimana akan mempengaruhi perilaku, psikologis, dan kesehannya sehingga mempengaruhi produktivitas dan kinerjanya dalam bekerja (Moorhead & Griffin, 2013:179; Gibson, et al., 2012:197; Luthans, 2011:295:296) Stres dapat berpengaruh negatif terhadap perilaku organisasi kesehatan individu, kinerja dan kepuasan kerja serta berpengaruh positif dengan ketidakhadiran, berhentinya karyawan, dan kesehatan (Sunyoto, 2013:45; Dermawan, 2013:65) Kepuasan kerja dapat mempengaruhi perilaku kerja karyawan dan memiliki dampak yang berbeda-beda tergantung bagaimana individu tersebut menilainya, sehingga pentingnya sebuah perusahaan untuk memantau dan memahami kepuasan kerja karyawannya untuk dapat memaksimalkan kinerja dan potensi karyawan agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Kepuasan kerja merupakan suatu sikap yang mencerminkan persepsi karyawan tentang sesuatu yang menyenangkan dan tidak menyenangkan berhubungan hal-hal yang menyangkut faktor fisik dan psikologis (Edison, et al., 2016:213, Sutrisno, 2009:78; Gibson, et al., 2012:102) Faktor
yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu gaji, pekerjaan itu sendiri, rekan kerja,
atasan, prmosi, dan lingkungan kerja (Hariandja, 2009:291; Hartantik,
2014:229; Sutrisno, 2009:86-88). Dampak kepuasan kerja yang dirangkum
berdasarkan pendapat para ahli diatas meliputi beberapa aspek yaitu
produktivitas, absensi, motivasi, turnover, perilaku organisasi, komitmen,
perasaan stres, dan prestasi kerja, kinerja pekerja, kepuasan hidup, dan
kesehatan (Sutrisno, 2009:86; Kreitner dan Kinicki, 2014:172-175; Sinambela,
2016:317). |
Metode |
|
Hasil |
Hasil
penelitian ini mendukung penelitian terdahulu terkait pengaruh stres kerja terhadap
kepuasan kerja yang dilakukan oleh Ahsan, et al (2009) terhadap staff akademisi
universitas di Malaysia, Adebayo & Ogunsin (2011) terhadap personel
polisi di Ekiti State di Nigeria, Bemana, et al (2013) municipality personnel
di Iran, DeTienne, et al (2012) karyawan financial service call center di
USA, diketahui dari beberapa penelitian tersebut bahwa stres kerja memiliki
pengaruh signifikan negatif terhadap kepuasan kerja. Penelitian lain yang
memperoleh hasil yang serupa dengan beberapa penelitian sebelumnya seperti
Ganapathi & Venkataraman (2013) terhadap karyawan industri kecil dan
Kumar (2011) terhadap karyawan perusahan IT di India, dan Mansoor, et al (2011)
terhadap karyawan sektor telekomunikasi di Pakistan, serta pada industry hospitality
seperti Li, et al (2014) terhadap komunitas pekerja kesehatan di China, Jehangir,
et al (2011) terhadap staf perawat wanita di sektor rumah sakit umum di
India. Pengaruh signifikan negatif antara stres kerja dan kepuasan kerja
memiliki makna ketika tingkat stres kerja meningkat maka kepuasan kerja akan
menurun, begitupun Ketika
tingkat stres kerja menurun maka kepuasan kerja akan meningkat. Dengan kata
lain, penelitian ini menolak hasil penelitian yang dilakukan oleh Dhania (2011)
terhadap karyawan medical representatif di kota Kudus, Indonesia. Diketahui, |
Diskusi |
Uji koefisien determinasi menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,801 yang menunjukan bahwa hubungan yang sangat kuat antara stres kerja dan kepuasan kerja dan koefisien determinasi menunjukan bahwa persentase stress kerja terhadap kepuasan kerja sebesar 64,2%, sedangkan sisanya 35,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. Uji
asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas dengan metode one sample
Kolmogorov-Smirnov, uji heteroskedastisitas dengan menggunakan metode korelasi
Spearman’s rho, dan uji koefisien determinasi. Hasil yang diperoleh penulis
dari uji normalitas dengan metode one sample Kolmogorov-Smirnov adalah nilai
signifikansi (Asymp.sig. (2-tailed) sebesar 0,490 atau dapat dikatakan nilai
signifikansi > 0,05 dengan begitu data yang telah diolah penulis
berdistribusi normal. Uji heteroskedastisitas yang dilakukan oleh penulis
memperoleh hasil stres kerja dengan |
0 komentar:
Posting Komentar