Gaya Manajemen Dan Efektifitas Terhadap Perusahaan
Syahrul Rizqi 22310410077
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
|
Topik |
Motivasi
kerja guru dan kepuasan kerja guru merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
komitmen organisasi |
|
Sumber |
Jurnal
Internasional Evaluasi dan Penelitian dalam Pendidikan (IJERE) Vol.5, No.1,
Maret 2016, hlm. 39 ~ 45 ISSN: 2252-8822 Fatwa Tentama, Fakultas Psikologi,Universitas
Ahmad Dahlan |
|
Permasalahan |
Motivasi kerja guru lebih dominan mempengaruhi komitmen organisasi dibandingkan dengan
kepuasan kerja guru |
|
Tujuan
Penelitian |
untuk menguji secara
empiris peran motivasi kerja guru dan kepuasan kerja
guru terhadap komitmen
organisasi di sekolah luar biasa. |
|
Isi |
-
Sumber daya manusia merupakan salah satu aset
berharga organisasi, menentukan rencana organisasi dan melaksanakan semua
kegiatan organisasi, dan merupakan faktor yang mempengaruhi pencapaian tujuan
organisasi organisasi . Lebih penting lagi, itu adalah penentu utama
keberhasilan organisasi . -
Kehadiran karyawan yang sangat terikat akan
menempatkan organisasi pada kondisi yang menguntungkan karena mereka akan
bekerja lebih efisien dan berpartisipasi dalam semua aktivitas untuk
mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Komitmen yang tinggi akan
mendorong karyawan untuk bekerja keras menyelesaikan tugas yang berkaitan
dengan tanggung jawabnya terhadap organisasi (perilaku sub-role) dan bersedia
melakukan aktivitas di luar tanggung jawabnya. -
Kontribusi dan keterlibatan karyawan
dalam organisasi akan lebih besar ketika mereka
merasa didukung oleh organisasi. Dukungan organisasi dapat meningkatkan komitmen mereka dalam pekerjaan mereka.
Bahkan semakin besar
ketika mereka diberikan kondisi kerja yang baik -
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi
komitmen organisasional adalah motivasi yang berkaitan dengan pembentukan
komitmen . Menurut George dan Jones, motivasi kerja dikatakan mengacu pada
kekuatan psikologis individu tertentu, yang menentukan perilaku mereka dalam
suatu organisasi, tingkat usaha dan ketekunan melampaui mengatasi kesulitan,
dan tekad menuju tujuan seseorang. dimensi pekerjaan mereka. Motivasi adalah
proses mendorong, membimbing, memelihara; serta menjaga sumber daya tetap
pada jalurnya . -
Fokus pada tujuan organisasi mencerminkan
perilaku kerja. Misalnya, orang yang termotivasi akan melakukan yang terbaik
untuk menyelesaikan tugasnya. Organisasi ingin semua karyawan memiliki
motivasi yang tinggi, sehingga menciptakan karyawan yang sangat terlibat.
Masalah motivasi dan kondisi kerja sebagian individu telah menjadi masalah
mendasar dalam suatu organisasi. Ini masuk akal karena motivasi merupakan
variabel penting dalam kinerja dan kinerja individu [20]. Motivasi dalam
bekerja juga dapat menjadi harapan setiap karyawan untuk menjadi motivasi
dalam mencapai tujuannya. -
Kepuasan kerja juga merupakan faktor utama
yang mempengaruhi komitmen organisasi. Sikap kerja, seperti kepuasan kerja,
bertindak sebagai komponen yang mempengaruhi komitmen kerja dan secara
signifikan berkorelasi dengan komitmen organisasi. Colquit, LePine dan Wesson
dalam penelitiannya yang berjudul Integrated Model of Organizational Behavior
mengemukakan bahwa kepuasan kerja secara langsung mempengaruhi komitmen
organisasi. Karyawan yang sangat puas cenderung lebih peduli terhadap
organisasi dan berkomitmen penuh terhadapnya. Akibatnya, organisasi, di mana
kepuasan karyawannya tinggi, lebih cenderung meningkatkan kinerja dan
produktivitas, serta mengurangi perputaran. Menurut Tuhumena, ketidakpuasan
karyawan dapat menyebabkan keterlambatan dan ketidakhadiran sehingga
menghambat proses produksi organisasi. Cooper mengemukakan bahwa kepuasan
kerja mempengaruhi tingkat perputaran, ketidakhadiran, aktivitas kelompok
kerja dan persepsi pekerjaan, dan dengan demikian menunjukkan tingkat
komitmen organisasi. |
|
Metode |
Sampel diambil dengan menggunakan teknik non randomized. Skala
motivasi kerja, kepuasan kerja dan komitmen organisasi digunakan dalam
pengumpulan data. Data dianalisis dengan menggunakan teknik regresi linier
berganda. -
Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah 30 orang guru di SDN 1 Bantul
Yogyakarta. Ini menerapkan sistem pemilihan subjek yang tidak acak dan
didasarkan pada karakteristik tertentu; yaitu (1) guru PNS; (2) pegawai tetap
dan aktif di SLB 1 Bantul Yogyakarta; (3) karyawan yang memiliki masa kerja
satu tahun; dan (4) laki-laki atau perempuan. Dari 30 subjek dan skala
tersebut, salah satunya tidak dapat dianalisis, sehingga subjek dan skala
yang memenuhi syarat adalah 29. -
Instrumen Pengukuran Komitmen organisasi dinyatakan dalam skala komitmen yang mengacu pada
aspek komitmen yang dikemukakan oleh Allen dan Meyer [30], yaitu komitmen
afektif, komitmen continuance, dan komitmen normatif. Motivasi kerja
dinyatakan dengan menggunakan skala motivasi kerja yang mengacu pada aspek
motivasi kerja yang dikemukakan oleh Herzberg [20], yaitu keamanan, kemajuan,
jenis pekerjaan, rekan kerja, perusahaan, atasan, jam kerja, kondisi kerja,
dan tunjangan. . Kepuasan kerja dinyatakan dengan menggunakan skala kepuasan
kerja yang mengacu pada aspek kepuasan kerja yang dikemukakan oleh Luthans
(2008) [30], yaitu pekerjaan, gaji atau upah, supervisor, promosi, dan rekan
kerja. Item skala komitmen organisasi, motivasi kerja, dan kepuasan kerja
terdiri dari empat alternatif jawaban, antara lain pernyataan “menguntungkan”
dan “tidak menguntungkan”. -
Validitas dan Reliabilitas Instrumen Reliabilitas skala dianalisis dengan menggunakan metode konsistensi
internal menggunakan rumus statistik alpha cronbach, sedangkan validitas
menggunakan pendekatan validitas isi dan kemudian dicari korelasi total
itemnya. Hasil analisis eksperimen terhadap 60 item skala motivasi kerja
menunjukkan hasil koefisien reliabilitas -
Data dianalisis menggunakan metode statistik
parametrik. Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS 17.0 for windows, dengan menerapkan teknik
regresi berganda yang merupakan lanjutan dari korelasi product moment, teknik
analisis statistik untuk mengetahui hubungan antara dua variabel bebas
(motivasi kerja dan kepuasan kerja) dengan satu variabel terikat. (Komitmen
Organisasional). Penggunaan teknik analisis regresi berganda mengharuskan
variabel-variabel memiliki distribusi normal dan korelasi linier di antara
variabel-variabel tersebut. Oleh karena itu, sebelum data dianalisis,
terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas dan uji
linieritas. |
|
Hasil |
Motivasi kerja dan kepuasan kerja berpengaruh terhadap komitmen
organisasi . Salah satu faktor komitmen karyawan adalah motivasi yang berhubungan
dengan komitmen . karyawan yang
bermotivasi tinggi juga memiliki komitmen yang kuat terhadap organisasi.
Masalah motivasi dalam kehidupan pribadi dan profesional adalah hal yang
mendasar. Hal ini masuk akal karena motivasi merupakan variabel penting dari
kerja individu dan hasil kerja di mana pun ia bekerja. Lebih jauh lagi,
pemimpin suatu organisasi dituntut untuk membimbing dan diharapkan menjadi
panutan yang baik bagi karyawan, memotivasi mereka. Pemimpin harus merangsang
motivasi karyawan dan dengan demikian mewujudkan komitmen mereka terhadap
organisasi. Lam dan Zang , yang menunjukkan bahwa faktor kepuasan kerja secara
signifikan berkorelasi dengan komitmen organisasi. Colquit, LePine dan
Wesson, dalam penelitiannya yang berjudul Integrated Model of Organizational
Behavior menjelaskan bahwa kepuasan kerja segera mempengaruhi komitmen
organisasi. Karyawan dengan tingkat kepuasan yang tinggi cenderung lebih
perhatian dan terlibat dengan organisasi. Dengan kata lain, karyawan yang
puas dalam suatu organisasi akan mengarah pada peningkatan kinerja,
peningkatan produktivitas, dan peningkatan pendapatan. yang kurang. Hasil penelitian sejalan dengan pendapat Gunlu, Mehmed dan Percin
bahwa kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi.
Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.
Karyawan yang puas lebih berkomitmen pada organisasi . Janji gaji dan promosi
juga dapat mempengaruhi loyalitas karyawan terhadap organisasi . Guru yang
bermotivasi tinggi dan puas membuat organisasi lebih mudah mencapai tujuan
mereka. Sebagai narasumber lembaga pendidikan bagi siswa berkebutuhan khusus,
guru harus menunjukkan komitmen yang kuat untuk mencapai visi, misi, dan tujuan
pendidikan di sekolah berkebutuhan khusus. Guru di SLB sebagai pengajar dalam
pendidikan anak berkebutuhan khusus, seperti siswa tuna daksa, tunarungu,
tunagrahita, tunawicara, tunagrahita, ADHD, autisme, agresi dan lain-lain,
harus memiliki komitmen yang kuat sejak awal. langkah dalam pendidikan anak
berkebutuhan khusus. Mendidik anak berkebutuhan khusus. menyelesaikan tugas
mereka. Selain itu, guru bersertifikat diharapkan memiliki kinerja,
keterlibatan, dan loyalitas yang lebih baik sebagai guru profesional |
|
Diskusi |
-
motivasi guru dan kepuasan kerja secara
signifikan berkorelasi positif dengan komitmen organisasi. Semakin tinggi
motivasi dan kepuasan kerja seorang guru, maka semakin tinggi pula komitmen
organisasinya. Sebaliknya, semakin rendah motivasi dan kepuasan kerja guru,
maka semakin rendah pula komitmen organisasinya. -
korelasi positif yang sangat kuat antara
motivasi guru dan komitmen organisasi. Semakin tinggi motivasi kerja guru
maka semakin tinggi komitmen organisasinya, semakin rendah motivasi kerja
guru maka semakin rendah komitmen organisasinya. -
Ada korelasi positif yang sangat signifikan
antara kepuasan kerja guru dan komitmen organisasi. Semakin tinggi kepuasan
kerja guru maka semakin tinggi pula komitmen organisasinya; Semakin rendah
kepuasan kerja guru maka semakin rendah pula komitmen organisasinya. -
Motivasi kerja guru dibandingkan dengan
kepuasan kerja guru berpengaruh dominan terhadap komitmen
organisasional. |






0 komentar:
Posting Komentar