Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang Berbicara Kasar Pada Anak Di Dusun Jatimontong Desa Sumberosari Kecamatan Karangrayung
Essay 3 Psikologi Sosial
Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A
Ahmad Setiawan
22310410094
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Topik | Faktor penyebab perilaku menyimpamg berbicara kasar pada anak di Dusun Jatimontong Desa Sumberosari Kecamatan Karangrayung |
Sumber | Fitriani, Dian., Tri, S., & Agus, S. (2022). Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang Berbicara Kasar Pada Anak Di Dusun Jatimontong Desa Sumberosari Kecamatan Karangrayung. Jurnal Guiding World, 5 (2), 16-24. E-ISSN: 2614-3585 |
Permasalahan | Adanya anak anak yang berperilaku menyimpang yaitu sikap kurang sopan dengan berbicara kasar dengan orang tua, teman, orang lain yang ada dilingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. |
Tujuan Penelitian | Mengetahui faktor penyebab perilaku menyimpang berbicara kasar pada anak |
Isi | Perilaku menyimpang (deviant behavior) yaitu suatu tindakan yang bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem tata sosial masyarakat. Sedangkan berbicara kasar dapat disimpulkan sebagai bahasa dan ekspresi yang tidak pantas, tidak baik, kata kata/frase yang mengandung kasar/kotor baik lisan maupun teks serta mengandung unsur penghinaan kepada orang lain yang bertentangan dengan aturan yang ada dilingkungan berbahasa dan bermasyarakat.
Jenis referensi kata kata kasar yaitu a. Kondisi, yaitu kata yang mengungkapkan kondisi yang tidak menyenangkan. Contohnya (1) gangguan mental, seperti gila, bego, idiot, sinting, bodoh, dan lain sebagainya. (2) gangguan penyimpangan seksual, misalnya lesbi, homo, banci, dan lain lain. (3) kurangnya modernisasi ( kampungan, alay, udik, dan lain lain. (4) cacat fisik, seperti buta, budek, bisu (5) kondisi seseorang tidak memiliki etika, yaitu brengsek, bejat, dan lainnya (6) kondisi yang tidak disetujui oleh hewan ( jahanam, keparat, kafir, najis (7) keadaan yang tidak menguntungkan, seperti celaka, mati, mampus, sialan dan lain sebagainya. b. Hewan. Tidak seua hewan digunakan sebagai kata kata kasar, biasanya hewan yang memiliki karakteristik tertentu, seperti anjing, babi, buaya, dan lain sebagainya.
Faktor penyebab berkata kasar terdiri dari : a. Faktor internal, yaitu keinginan anak mendapatkan perhatian dari orang tua ataupun orang lain, perasaan senang anak ketika dapat mengejutkan orng lain dengan perkataan kasarnya, digunakan untuk meluapkan emosi dan kecewa serta keinginan anak untuk memberontak dan melawan orang yang lebih dewasa karena mereka merasa terlalu dibatasi atau ditekan b. b. Faktor eksternal yaitu pola asuh orang tua dalam mendidik anak, perilaku keluarga terhadap anak, karena anak akan dengan cepat meniru perilaku seseorang yang ada didekatnya, lingkungan pergaulan anak, serta tayangan hiburan, televisi dan youtube. |
Metode | Jenis penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Analisis data menggunakan metode Data Collection, Data Reduction, Data Display serta Conclusion Drawing/Verification. Peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber untuk keabsahan data. Hasil penelitian dan data disajikan secara deskriptif.
Subjek dalam penelitian adalah anak yang berperilaku menyimpang sebanyak 3, orang tua anak berperilaku menyimpang, teman sebaya anak berperilaku menyimpang, serta guru ngaji anak berperilaku menyimpang |
Hasil | Faktor penyebab perilaku menyimpang pada anak di Dusun Jatimontong Desa Sumberosari Kecamatan Karangrayung adalah hubungan keluarga meliputi konsistensi dalam mendidik dan mengajar, sikap orang tua dalam keluarga, penghayatan orang tua akan agama yang dianutnya,sikap konsekuen dari orang tua dalam mendisiplinkan anak, kemudian hubungan pertemanan dilingkungan rumah dan sekolah serta media masa seperti televisi dan handphone. Selain itu, faktor paling dominan yang menjadi faktor penyebab perilaku menyimpang anak adalah hubungan pertemanan, karena anak memiliki durasi waktu yang cukup panjang untuk berinteraksi dengan teman temannya dan pentingnya orang tua untuk menanamkan aturan yang tegas agar anak dapat tidak mudah terbawa dalam pergaulannya. |
Diskusi | Jurnal ini penting karena membahas mengenai faktor penyebab anak yang melakukan penyimpangan di Dusun Jatimontong Desa Sumberosari Kecamatan Karangrayung. Hal ini terjadi salah satunya terjadi karena faktor keluarga, hubungan pertemanan dan sosial media, antara lain a. Keluarga a) Konsistensi dalam mendidik dan mengajar anak Berdasarkan hasil penelitian, faktor dari konsitensi orang tua dalam mengajar dan mendidik anak adalah kurang tegasnya orang tua dalam mendidik anaknya, tidak adanya aturan ketika bermain, sehingga orang tua tidak maksimal memantau aktivitas anaknya serta sikap orang tua yang kurang menasehati dan mengatur anaknya dengan baik. b) Sikap orang tua dalam berkeluarga, yaitu sikap orang tua yang selalu menegur anaknya dengan cara yang keras, marah, atau pola asuh memanjakan anaknya sehingga anak mudah meniru dan berani membantah saat dinasehati. c) Kurangnya penghayatan orang tua akan agama yang dianutnya, hal ini dapat menjadikan anak tidak mengetahui bahwa perilaku yang dilakukannya termasuk perbuatan dosa dalam kepercayaan agama yang dianutnya d) Kurang dalam bersikap konsekuen dalam mendisiplinkan anak, yaitu orang tua jarang memberikan hukuman yang sewajarnya atau peringatan kepada anak ketika anak berperilaku menyimpang. Sikap orang tua demikian seolah olah membenarkan perilaku anak. Sebaiknya orang tua yang memberikan konsekuensi setiap sikap menyimpang yang dilakukan, maka anak akan sadar dan tidak terbiasa melakukan perilaku tersebut b. Hubungan pertemanan dilingkungan sekolah dan rumah yaitu ketika temannya ada yang berkata kasar, maka tidak jarang anak tersebut akan membalasnya dengan berbicara kasar kembali. Sehingga demgan mudahnya kerap berbicara kasar ketika saat emosi karena sering mendengar perkataan temannya. Dilingkungan rumahpun sama, ketika ada yang berbicara kasar maka anak anak dapat menirukannya c. Media masa yaitu televisi dan handphone Kurangnya pembatasan tontonan televise dan handphone dari keluarga sehingga anak dengan bebas menonton tontonan dan dengan mudah mencontohnya. |
0 komentar:
Posting Komentar