Kamis, 04 Mei 2023

Essay 3. MERINGKAS JURNAL. INDRIYANI

ESSAY 3:

MERINGKAS JURNAL

 

PSIKOLOGI SOSIAL

INDRIYANI

22310410035

DOSEN PENGAMPU: Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA


Topik

Need fulfillment, social media engagement, adiksi media sosial, remaja

Sumber

Rahardjo, W., Qomariyah, N., Andriani, I., Hermita, M., & Zanah, F. N. (2020). Adiksi media sosial pada remaja pengguna Instagram dan WhatsApp: Memahami peran need fulfillment dan social media engagement. Jurnal psikologi sosial, 18(1), 5-16.

Permasalahan

Adanya fenomena sosial yaitu adiksi media sosial pada remaja, yaitu perhatian terhadap media sosial yang berlebihan,yang memicu ketergantungan sehingga mendorong seseorang untuk menggunakannya secara berkepanjangan dan mengganggu aktivitas sosial lain, seperti belajar dan bekerja.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memeriksa pemenuhan kebutuhan apa yang memengaruhi kelekatan dan adiksi media sosial pada remaja.

Isi

·       Sheldon, Elliot, Kim, dan Kasser (2001) menyebutkan kebutuhan yang berpotensi menim-bulkan perilaku adiktif itu menjadi enam. Pertama adalah competence atau perasaan bahwa individu mampu dan efektif dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Kedua adalah relatedness atau perasaan bahwa individu mampu mengembangkan kontak yang akrab dan dekat dengan orang yang disayang. Ketiga adalah pleasure atau perasaan bahwa individu mampu menikmati aktivitas yang dilakukan dan merasa suka cita karenanya. Keempat adalah security atau perasaan aman dan merasa mampu mengendalikan keadaan yang dianggap tidak pasti dan mengancam. Kelima adalah self-esteem atau perasaan yang dirasakan individu bahwa dirinya berharga seperti orang lain. Kemudian yang keenam adalah popularity atau perasaan disukai, dihormati, dan merasa mampu memengaruhi orang lain.

 ·       Terpenuhinya kebutuhan competence, relatedness, pleasure, security, self-esteem, dan popularity ini akan meningkatkan durasi penggunaan internet, yang mana hal itu berkaitan positif dengan adiksi internet (Savci & Aysan, 2017). Hal ini senada dengan Andreassen (2015) yang menyebutkan bahwa kebutuhan yang terdistorsi menjadi salah satu penyebab mengapa adiksi media sosial terjadi pada diri individu.

 ·       Beberapa studi menegaskan pengaruh need fulfillment ini terhadap penggunaan media sosial. Penggunaan Instagram banyak terkait dengan kebutuhan akan popularitas yang dibutuhkan penggunanya (Lup, Trub, & Rosenthal, 2015). Perasaan terkoneksi dengan orang lain juga merupakan kebutuhan yang terakomodasi ketika individu menggunakan WhatsApp (Yus, 2017).

 ·       Di sisi lain, adiksi media sosial pada individu terkait juga dengan social media engagement atau kedekatan dan kelekatan individu yang tinggi dengan media sosial (Sigerson & Cheng, 2018). Keterlibatan yang sangat intens terhadap media sosial mendorong individu kian rentan terlibat dalam adiksi media sosial.

 ·       Need fulfilment internal mendorong individu kian lekat dengan media sosial yang digunakan (Chen, 2019). Kelekatan ini dapat berimbas pada kegagalan mekanisme penggunaan media sosial oleh individu dengan proporsional (Throuvala, Griffiths, Rennoldson, & Kuss, 2019).


Metode

·       Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Desain penelitian ini adalah cross-sectional, non-eksperimental.

 ·       Partisipan penelitian ini berjumlah 384 orang, yang dijangkau dengan menggunakan kuesioner daring.

 ·       Penyebaran kuesioner menjangkau beberapa kota besar yang diawali dengan penyebaran di kalangan mahasiswa lalu tersebar ke relasi mahasiswa yang sesuai dengan kriteria penelitian. Tidak ada paksaan untuk mengisi atau menyebarkan tautan kuesioner ini.

 

Hasil

·       Hasil korelasi menunjukkan bahwa pada penggunaan Instagram, ada tiga need fulfillment yang ber-hubungan signifikan dengan media social addiction, yaitu relatedness, pleasure, dan security. Adapun pada penggunaan WhatsApp ada lima need fulfillment yang berhubungan signifikan dengan adiksi media sosial, yaitu competency, relatedness, pleasure, self-esteem, dan popularity.

 ·       Ada beberapa hal penting yang dapat dikedepankan sebagai hasil dari riset ini. Pertama, adiksi media sosial WhatsApp dapat dijelaskan oleh lima pemenuhan kebutuhan, sedangkan adiksi media sosial Instagram hanya dapat dijelaskan oleh dua pemenuhan kebutuhan. Pada penggunaan Instagram pemenuhan kebutuhan yang menonjol adalah kebutuhan untuk membangun relasi sosial yang hangat, dan kebutuhan untuk mendapatkan kesenangan dan suka cita. Adapun pada penggunaan WhatsApp, selain temuan yang sama dengan penggunaan Instagram, kebutuhan lain yang juga muncul adalah kebutuhan untuk merasa mampu menampilkan performansi yang baik dan juga kebutuhan untuk dihargai oleh orang lain.

 ·       Temuan penting selanjutnya adalah adanya pengaruh social media engagement terhadap adiksi media sosial. Artinya, saat individu lekat dengan media sosialnya, maka risiko adiksi media sosial pada diri individu juga akan meningkat.

 

Diskusi

·       Beberapa pertimbangan yang terkait karakteristik kenikmatan penggunaan media sosial bagi pengguna adalah dianggap menghibur, menyenangkan, dan memberikan rileksasi (Sanz-Blas, Ruiz-Mafe, Marti-Parreno, & Hernandez-Fernandez, 2013). Ketika individu menganggap bahwa dirinya dapat menikmati dan merasakan banyak suka cita dalam penggunaan media sosial maka dirinya akan semakin intens terlibat di dalamnya.

 ·       Sementara itu, pemenuhan kebutuhan akan relasi sosial juga terlihat memengaruhi social media engagement dan adiksi media sosial dalam penggunaan Instagram dan WhatsApp. Keinginan untuk dekat, berkumpul dan menyatu dengan orang lain, serta kebutuhan mempertahankan relasi sosial yang telah terbangun menjadi salah satu faktor kuat yang mendorong kelekatan individu dengan media sosial (Quinn, 2015).

 ·       Pemenuhan kebutuhan akan kompetensi tidak muncul dan berperan terhadap social media engagement dan adiksi media sosial pada penggunaan Instagram. Peran kebutuhan akan kompetensi ini muncul pada penggunaan WhatsApp. Kompleksitas peran WhatsApp mendukung terjadinya hal ini. Partisipan penelitian ini merupakan kelompok pelajar dan mahasiswa di mana komunikasi-komunikasi terkait tugas-tugas dan kewajiban akademik dapat dibagi dan didiskusikan di grup WhatsApp maupun secara personal.

 ·       Berdasarkan data deskriptif, diketahui suatu temuan penting bahwa partisipan merasakan bahwa penggunaan Instagram lebih mampu memenuhi kebutuhan akan kesenangan (pleasure) dan keamanan (security), sedangkan WhatsApp dianggap lebih mampu memenuhi kebutuhan akan kompetensi (competency), kedekatan (relatedness), harga diri (self-esteem), dan popularitas (popularity).

 ·       Pada dasarnya, temuan umum riset ini memperlihatkan dua sudut pandang yang berkelanjutan. Pertama adalah bahwa media sosial memang dipandang bermanfaat dan penting dalam mengakomodasi berbagai kebutuhan manusia terutama dalam komunikasi interpersonal dengan keluarga, kerabat, teman, dan orang lain yang berkepentingan di mana hal ini dibantu oleh konten yang dibagi dalam media sosial (Rauniar, Rawski, Johnson, & Yang, 2013).

 ·       Pandangan kedua memperlihatkan di mana ketika usaha pemenuhan kebutuhan ini menjadi sulit dikendalikan sehingga individu menjadi terlibat dalam perilaku penggunaan media sosial yang berlebihan dan adiktif.

0 komentar:

Posting Komentar