Topik
|
Need
fulfillment, social media engagement, adiksi media sosial, remaja
|
Sumber
|
Rahardjo,
W., Qomariyah, N., Andriani, I., Hermita, M., & Zanah, F. N. (2020).
Adiksi media sosial pada remaja pengguna Instagram dan WhatsApp: Memahami
peran need fulfillment dan social media engagement. Jurnal psikologi sosial,
18(1), 5-16.
|
Permasalahan
|
Adanya
fenomena sosial yaitu adiksi media sosial pada remaja, yaitu perhatian
terhadap media sosial yang berlebihan,yang memicu ketergantungan sehingga
mendorong seseorang untuk menggunakannya secara berkepanjangan dan mengganggu
aktivitas sosial lain, seperti belajar dan bekerja.
|
Tujuan
Penelitian
|
Tujuan
penelitian ini adalah untuk memeriksa pemenuhan kebutuhan apa yang
memengaruhi kelekatan dan adiksi media sosial pada remaja.
|
Isi
|
· Sheldon,
Elliot, Kim, dan Kasser (2001) menyebutkan kebutuhan yang berpotensi
menim-bulkan perilaku adiktif itu menjadi enam. Pertama adalah competence
atau perasaan bahwa individu mampu dan efektif dalam melakukan kegiatan
sehari-hari. Kedua adalah relatedness atau perasaan bahwa individu mampu mengembangkan
kontak yang akrab dan dekat dengan orang yang disayang. Ketiga adalah
pleasure atau perasaan bahwa individu mampu menikmati aktivitas yang
dilakukan dan merasa suka cita karenanya. Keempat adalah security atau
perasaan aman dan merasa mampu mengendalikan keadaan yang dianggap tidak
pasti dan mengancam. Kelima adalah self-esteem atau perasaan yang dirasakan
individu bahwa dirinya berharga seperti orang lain. Kemudian yang keenam
adalah popularity atau perasaan disukai, dihormati, dan merasa mampu
memengaruhi orang lain.
· Terpenuhinya
kebutuhan competence, relatedness, pleasure, security, self-esteem, dan
popularity ini akan meningkatkan durasi penggunaan internet, yang mana hal
itu berkaitan positif dengan adiksi internet (Savci & Aysan, 2017). Hal
ini senada dengan Andreassen (2015) yang menyebutkan bahwa kebutuhan yang
terdistorsi menjadi salah satu penyebab mengapa adiksi media sosial terjadi
pada diri individu.
· Beberapa
studi menegaskan pengaruh need fulfillment ini terhadap penggunaan media
sosial. Penggunaan Instagram banyak terkait dengan kebutuhan akan popularitas
yang dibutuhkan penggunanya (Lup, Trub, & Rosenthal, 2015). Perasaan
terkoneksi dengan orang lain juga merupakan kebutuhan yang terakomodasi
ketika individu menggunakan WhatsApp (Yus, 2017).
· Di sisi
lain, adiksi media sosial pada individu terkait juga dengan social media
engagement atau kedekatan dan kelekatan individu yang tinggi dengan media
sosial (Sigerson & Cheng, 2018). Keterlibatan yang sangat intens terhadap
media sosial mendorong individu kian rentan terlibat dalam adiksi media
sosial.
· Need
fulfilment internal mendorong individu kian lekat dengan media sosial yang
digunakan (Chen, 2019). Kelekatan ini dapat berimbas pada kegagalan mekanisme
penggunaan media sosial oleh individu dengan proporsional (Throuvala,
Griffiths, Rennoldson, & Kuss, 2019).
|
Metode
|
· Penelitian
ini merupakan penelitian kuantitatif. Desain penelitian ini adalah
cross-sectional, non-eksperimental.
· Partisipan
penelitian ini berjumlah 384 orang, yang dijangkau dengan menggunakan
kuesioner daring.
· Penyebaran
kuesioner menjangkau beberapa kota besar yang diawali dengan penyebaran di
kalangan mahasiswa lalu tersebar ke relasi mahasiswa yang sesuai dengan
kriteria penelitian. Tidak ada paksaan untuk mengisi atau menyebarkan tautan
kuesioner ini.
|
Hasil
|
· Hasil
korelasi menunjukkan bahwa pada penggunaan Instagram, ada tiga need
fulfillment yang ber-hubungan signifikan dengan media social addiction, yaitu
relatedness, pleasure, dan security. Adapun pada penggunaan WhatsApp ada lima
need fulfillment yang berhubungan signifikan dengan adiksi media sosial,
yaitu competency, relatedness, pleasure, self-esteem, dan popularity.
· Ada
beberapa hal penting yang dapat dikedepankan sebagai hasil dari riset ini.
Pertama, adiksi media sosial WhatsApp dapat dijelaskan oleh lima pemenuhan
kebutuhan, sedangkan adiksi media sosial Instagram hanya dapat dijelaskan
oleh dua pemenuhan kebutuhan. Pada penggunaan Instagram pemenuhan kebutuhan yang
menonjol adalah kebutuhan untuk membangun relasi sosial yang hangat, dan
kebutuhan untuk mendapatkan kesenangan dan suka cita. Adapun pada penggunaan
WhatsApp, selain temuan yang sama dengan penggunaan Instagram, kebutuhan lain
yang juga muncul adalah kebutuhan untuk merasa mampu menampilkan performansi
yang baik dan juga kebutuhan untuk dihargai oleh orang lain.
· Temuan
penting selanjutnya adalah adanya pengaruh social media engagement terhadap
adiksi media sosial. Artinya, saat individu lekat dengan media sosialnya,
maka risiko adiksi media sosial pada diri individu juga akan meningkat.
|
Diskusi
|
· Beberapa
pertimbangan yang terkait karakteristik kenikmatan penggunaan media sosial
bagi pengguna adalah dianggap menghibur, menyenangkan, dan memberikan
rileksasi (Sanz-Blas, Ruiz-Mafe, Marti-Parreno, & Hernandez-Fernandez,
2013). Ketika individu menganggap bahwa dirinya dapat menikmati dan merasakan
banyak suka cita dalam penggunaan media sosial maka dirinya akan semakin
intens terlibat di dalamnya.
· Sementara
itu, pemenuhan kebutuhan akan relasi sosial juga terlihat memengaruhi social
media engagement dan adiksi media sosial dalam penggunaan Instagram dan
WhatsApp. Keinginan untuk dekat, berkumpul dan menyatu dengan orang lain,
serta kebutuhan mempertahankan relasi sosial yang telah terbangun menjadi
salah satu faktor kuat yang mendorong kelekatan individu dengan media sosial
(Quinn, 2015).
· Pemenuhan
kebutuhan akan kompetensi tidak muncul dan berperan terhadap social media
engagement dan adiksi media sosial pada penggunaan Instagram. Peran kebutuhan
akan kompetensi ini muncul pada penggunaan WhatsApp. Kompleksitas peran
WhatsApp mendukung terjadinya hal ini. Partisipan penelitian ini merupakan
kelompok pelajar dan mahasiswa di mana komunikasi-komunikasi terkait
tugas-tugas dan kewajiban akademik dapat dibagi dan didiskusikan di grup
WhatsApp maupun secara personal.
· Berdasarkan
data deskriptif, diketahui suatu temuan penting bahwa partisipan merasakan
bahwa penggunaan Instagram lebih mampu memenuhi kebutuhan akan kesenangan
(pleasure) dan keamanan (security), sedangkan WhatsApp dianggap lebih mampu
memenuhi kebutuhan akan kompetensi (competency), kedekatan (relatedness),
harga diri (self-esteem), dan popularitas (popularity).
· Pada
dasarnya, temuan umum riset ini memperlihatkan dua sudut pandang yang
berkelanjutan. Pertama adalah bahwa media sosial memang dipandang bermanfaat
dan penting dalam mengakomodasi berbagai kebutuhan manusia terutama dalam
komunikasi interpersonal dengan keluarga, kerabat, teman, dan orang lain yang
berkepentingan di mana hal ini dibantu oleh konten yang dibagi dalam media
sosial (Rauniar, Rawski, Johnson, & Yang, 2013).
· Pandangan
kedua memperlihatkan di mana ketika usaha pemenuhan kebutuhan ini menjadi
sulit dikendalikan sehingga individu menjadi terlibat dalam perilaku
penggunaan media sosial yang berlebihan dan adiktif.
|
0 komentar:
Posting Komentar