MERINGKAS
JURNAL ABORSI PADA SISWA SMA
Essay III Psikologi sosial
Dosen Pengampu Dr. Dra. Arundati Shinta, MA.
Bastian
Jan Bona Tua Siringoringo
22310410069
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Topik |
Kasus
aborsi yang sedang marak terjadi saat ini dan angka kejadian aborsi yang
semakin meningkat dari tahun ke tahun. |
Sumber |
Setiyorini,
Dwi Wahyuningsih, Akmalia Istinadya & Desy Ayuningsih. ABORSI PADA SISWA
SMA. Eminar Nasional Educational
Wellbeing. Halaman 44-54. |
.Permasalahan |
Hampir
25% remaja pernah melakukan aborsi. Sekitar 30% aborsi dilakukan Wanita usia
15-24 tahun dari kalangan SMA, Mahasiwa hingka korban pemerkosaan. Banyak
factor yang mendukung seseorang untuk memutuskan aborsi dan upaya yang
dilakukan untuk melancarkan aborsi. Sehingga membawa dampak yang ditimbulkan
setelah melakukan aborsi. |
Tujuan Penelitian |
Untuk
mengidentifikasi factor yang mendukung seseorang sehingga memutuskan untuk
melakukan aborsi, upaya yang dilakukan, dan dampak yang ditimbulkan setelah
melakukan aborsi. |
Isi |
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan dapatditarik kesimpulan bahwa terdapat
banyak kesamaan antara ketiga kasus yang peneliti temukan baik dalam hal
faktor yang melatar belakangi subjek melakukan aborsi, upaya yang dilakukan
hingga dampak psikologis yang dialami oleh ketiga subjek. Faktor
yang melatar belakangi ketiga subjek melakukan aborsi yaitu karena adanya penyimpangan
perilaku seksual yang dilakukan. Ketiga subjek melakukan hubungan seksual
pra-nikah sehingga mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan. Subjek
masih bersekolah dan takut masa depannya akan hancur, sehingga memutuskan untuk
melakukan aborsi. Kecemasan yang terjadi mengakibatkan individu menjadi tertekan
dan kehilangan kontrol diri. Individu tidak dapat berfikir secara rasional
dan mempertimbangkan sesuatu secara normal. Karena
dipengaruhi kekhawatiran akan terjadi suatu hal yang buruk dan akan menimpa
dirinya. Ketiga subjek cemas apabila orang-orang sekitar mengetahui tentang
kehamilannya dan memberikan label negatif. Subjek juga takut masa depan
mereka akan hancur dan tidak dapat melanjtkan sekolah akibat kehamilannya. Upaya
yang dilakukan ketiga subjek juga sama, yaitu subjek mencari informasi
menganai aborsi dan akhirnya melakukan tindakan aborsi ilegal yang bisa dibilang
memiliki resiko yang sangat besar. Aborsi yang dilakukan tanpa bantuan medis
sehingga dapat membahayakan Kesehatan subjek. Dampak
psikologis yang dialami ketiga subjek yaitu merasa bersalah dan terbayang-bayang
dengan janin yang telah di aborsi. Subjek merasa dihantu-hantui sehingga
membuat subjek merasa ketakutan. Ketiga subjek juga memiliki kecemasan tidak
bisa hamil lagi dan akan menderita penyakit rahim yang membahayakan, karena
tidak bersihnya proses aborsi yang dilakukan. |
Metode |
Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif. Data di kumpuklan menggunakan metode
wawancara dan obsevasi. Responden terdiri dari 3 orang, dengan kriteria
remaja Wanita berusia 11–18 tahun dan pernah melakukan aborsi. |
Hasil |
Penelitian
ini menemukan hasil yang sama dari ke -3 responden yakni peyebab Tindakan
aborsi adalah kehamilan di luar nikah. Factor factor yang melatar belakangi
responden melakukan aborsi adalah karena rasa takut akan mencemarkan nama
baik keluarga, masa depa yang akan hancur, dan ingin melanjutkan sekolah. Upaaya
untuk aborsi yang dilakukan meliputi upaya mandiri dan dengan bantuan
pihaklain. Perilaku aborsi membawa dampak psikologis yang sangat besar bagi
pelaku nya diantaranya munculnya perasaan kecewa, sedih, rasa bersalah serta
krisis kepercayaan diri. Dampak
negative yang lebih jauh bisa teratasi karena dukungan sosial dan keluarga.
Salah satu subjek yang menjadi responden penelitian mendapatkan sangsi dari
sekolah karena pihak sekolah mengetahui tentang kehamilan subjek, sedangkan
subjek lainnya dapat merahasiakan kehamilannya dari sekolah masing masing. |
Diskusi |
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti memberikan beberapa
rekomendasi untuk mengatasi dampak psikologis yang dialami oleh para pelajar
SMA yang pernah melakukan aborsi yaitu: Konseling Pribadi, ini bertujuan agar subjek dapat berkonsultasi dengan seorang konselor dan mendapatkan pencerahan, sehingga subje tidak terlalu tertekan dengan permasalahan yang sudah terjadi. Konseling ini juga bertujuan agar subjek lebih berhati-hati dalam bergaul dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Konseling
Keluarga, ini bertujuan untuk saling berkonsultasi mengenai permasalahn yang
sudah terjadi sekaligus memberikan pemahaman mengenai bahaya aborsi agar
lingkungan keluarga dapat mengawasi perilaku anak yang sedang menginjak usia
remaja. Penyuluhan tentang perilaku seks bebas pada remaja dan kecenderungan perilaku
aborsi kepada pelajar SMA agar lebih paham mengani bahaya dan resiko yang
akan dihadapi apabila remaja melakukan seks bebas. Hal ini juga bertujuan
agar para pelajar SMA lebih mengontrol pergaulan dengan lebih baik. |
0 komentar:
Posting Komentar