Kamis, 04 Mei 2023

Essay III Meringkas Jurnal "The Relationship between Perceived Parenting Styles and Aggressive Behavior among Indonesian Adolescents"

 

 Meringkas Jurnal "The Relationship between Perceived Parenting Styles and Aggressive Behavior among Indonesian Adolescents"

Essay III Psikologi Sosial

Dosen Pengampu Dr. Dra. Arundati Shinta, MA.

Chornelia minar Tampubolon

22310410078

Psikologi SJ

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 

Topik

hubungan antara gaya pengasuhan orangtua yang dirasakan dengan perilaku agresif pada remaja Indonesia. Jurnal ini membahas tentang pentingnya peran orangtua dalam membentuk perilaku remaja melalui gaya pengasuhan yang mereka terapkan, dan bagaimana gaya pengasuhan tersebut dapat mempengaruhi perilaku agresif pada remaja. Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan data dari remaja di Indonesia melalui kuesioner dan menganalisis data dengan menggunakan teknik statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya pengasuhan yang otoriter dan kurang pengasuhan dapat berkontribusi pada perilaku agresif pada remaja.


Sumber

Rizal Fadillah dan Indri Hapsari Susilowati

Jurnal: Journal of Psychology and Behavioral Science, Vol. 8, No. 2, 2020, pp. 15-27


Permasalahan

dalam permasalahan jurnal "The Relationship between Perceived Parenting Styles and Aggressive Behavior among Indonesian Adolescents" adalah meningkatnya kasus perilaku agresif pada remaja di Indonesia dan kebutuhan untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku agresif tersebut. Penelitian ini didasarkan pada anggapan bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku agresif pada remaja adalah gaya pengasuhan orangtua.

Sebelumnya, telah dilakukan penelitian yang menunjukkan hubungan antara gaya pengasuhan orangtua dengan perilaku agresif pada remaja di berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun, masih ada perdebatan tentang apakah hubungan tersebut bersifat kausal atau tidak, serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hubungan tersebut.


Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara gaya pengasuhan orangtua dan perilaku agresif pada remaja di Indonesia.

Untuk mengetahui jenis gaya pengasuhan orangtua yang paling berkaitan dengan perilaku agresif pada remaja di Indonesia.

Untuk mengetahui apakah faktor gender dan umur remaja mempengaruhi hubungan antara gaya pengasuhan orangtua dan perilaku agresif.

 Untuk memberikan rekomendasi bagi para orangtua dan pihak-pihak terkait untuk mencegah dan mengatasi perilaku agresif pada remaja di Indonesia.


Isi

Hubungan antara gaya pengasuhan orangtua dan perilaku agresif hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara gaya pengasuhan orangtua dan perilaku agresif pada remaja di Indonesia. Secara khusus, gaya pengasuhan otoritatif (authoritative) dan pengasuhan permisif (permissive) memiliki hubungan yang negatif dengan perilaku agresif, sementara gaya pengasuhan otoriter (authoritarian) dan pengasuhan non-interferensi (uninvolved) memiliki hubungan yang positif dengan perilaku agresif.

Pengaruh faktor gender dan umur hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor gender dan umur remaja tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada hubungan antara gaya pengasuhan orangtua dan perilaku agresif. Artinya, hubungan antara gaya pengasuhan orangtua dan perilaku agresif pada remaja tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin atau usia remaja.Interpretasi hasil dalam konteks teori dan penelitian terdahulu

hasil penelitian ini mendukung teori dan penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa gaya pengasuhan orangtua mempengaruhi perilaku agresif pada remaja. Hasil ini juga sejalan dengan hasil penelitian di negara-negara lain yang menunjukkan hubungan antara gaya pengasuhan orangtua dan perilaku agresif pada remaja.

Implikasi dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian, penulis memberikan implikasi dan rekomendasi bagi para orangtua dan pihak-pihak terkait dalam mencegah dan mengatasi perilaku agresif pada remaja. Implikasi yang disampaikan antara lain adalah perlunya para orangtua untuk memperhatikan gaya pengasuhan yang digunakan dan memperkuat komunikasi dengan anak, serta perlu adanya intervensi yang melibatkan keluarga dan lingkungan remaja dalam mencegah perilaku agresif. 


Metode

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Kuantitatif dengan desain Cross-Sectional.

Partisipan dalam penelitian ini adalah remaja usia 13-18 tahun di Indonesia. Jumlah partisipan sebanyak 304 orang yang dipilih secara acak dari beberapa sekolah menengah di Kota Bandung.


Hasil

Hasil dari penelitian jurnal "The Relationship between Perceived Parenting Styles and Aggressive Behavior among Indonesian Adolescents" adalah sebagai berikut:

Terdapat hubungan yang signifikan antara gaya pengasuhan otoriter dan perilaku agresif pada remaja di Indonesia. Semakin otoriter gaya pengasuhan orangtua, semakin tinggi tingkat perilaku agresif pada remaja.

Terdapat hubungan yang signifikan antara gaya pengasuhan demokratis dan perilaku agresif pada remaja di Indonesia. Semakin demokratis gaya pengasuhan orangtua, semakin rendah tingkat perilaku agresif pada remaja.

Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara gaya pengasuhan permisif dan perilaku agresif pada remaja di Indonesia.

Dalam penelitian ini, hasil diperoleh dari analisis data menggunakan uji korelasi Pearson dan analisis regresi linear sederhana. Hasil ini menunjukkan bahwa gaya pengasuhan orangtua memiliki peran penting dalam membentuk perilaku agresif pada remaja di Indonesia.


Diskusi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti memberikan beberapa rekomendasi untuk mengatasi dampak psikologis yang dialami oleh para remaja yaitu :

jurnal "The Relationship between Perceived Parenting Styles and Aggressive Behavior among Indonesian Adolescents", tidak secara khusus membahas cara mengatasi masalah psikologis pada remaja. Namun, penulis menyarankan bahwa pemberian dukungan sosial yang baik dari orangtua, teman sebaya, dan masyarakat dapat membantu mencegah perilaku agresif pada remaja. Selain itu, penulis juga menekankan pentingnya pendidikan kesehatan mental yang terintegrasi dalam pendidikan formal, sehingga remaja dapat mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang sehat.

Penulis juga menyarankan agar orangtua, guru, dan tenaga kesehatan dapat membantu remaja mengembangkan keterampilan dalam mengatasi konflik secara sehat, seperti dengan melatih remaja dalam hal komunikasi yang efektif dan empati. Hal ini dapat membantu remaja untuk mengurangi tingkat agresivitas mereka dan meningkatkan kemampuan mereka dalam mengatasi masalah psikologis.



Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar