Anak
Seorang Selebgram Dianiaya Pengsuhnya, Kondisi Psikologis Sang Suster
Dipertanyakan.
Tugas
Individu Psikologi Abnormalitas
Dosen
Pengampu : FX.Wahyu Widiantoro,S.Psi,.MA.
ERINA
AGUSTIN
22310410098
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45 
Yogyakarta
   Kasus kekerasan anak yang
dilakukan pengasuh kembali menjadi sorotan publik. Kali ini anak selebgram
Hifdzan Silmi Nur Emyaghnia atau akrab disapa Aghnia Punjabi, JAP (3), menjadi
korban kekerasan pengasuhnya, IPS. Aghnia Punjabi mengunggah foto sang putri
dengan mata kiri lebam yang tampak sulit terbuka, telinga memar, serta guratan
luka di pipinya. Ia juga membagikan rekaman bukti kamera CCTV yang
memperlihatkan pengasuh melakukan kekerasan pada anaknya di atas tempat tidur.
Awalnya sang pengasuh memukul kepala JAP lalu memegang bagian kepala sambil
mengguncangkan tubuhnya dan membantingnya ke kasur.
   Budi Hermanto menjelaskan kronologi kasus
kekerasan pada anak Ahnia Punjabi. Budi Hermanto mengatakan, kejadian ini
berlangsung hari Kamis, 28 maret 2024 sekitar pukul 04.18 dini hari di rumah
korban. Saat itu Aghnia tengah menitipkan sang anak pada pengasuhnya selama dua
hari. "Perkara ini berawal dari informasi suster kepada orangtua korban
anaknya mengalami cedera akibat jatuh, ada memar di mata sebelah kiri dan
kening tengah atas," ujar Budi Hermanto. Baca juga: Rekaman CCTV
Perlihatkan Pengasuh Aniaya Anak Selebgram Emy Aghnia Punjabi IPS sempat
mengirimkan foto JAP lalu muncul kecurigaan dari orangtua korban sehingga
membuka CCTV di kamar. Kata Budi Hermanto, tindak kekerasan yang dilakukan IPS
pada JAP dengan cara memukul, menjewer, mencubit, dan juga menindih. Pihak
kepolisian juga melakukan visum pada anak Aghnia yang berusia 3 tahun 5 bulan
tersebut. Hasil visum menunjukkan ada beberapa luka lebam akibat kekerasan
tersebut. "Hasil sementara dari visum ada memar di mata kiri, luka goresan
di kuping kanan dan kiri, begitu juga kening," ucap Budi Hermanto.
kekerasan Sementara itu Kasatreskrim Polresta Malang Kota Kompol Danang Yudanto
mengatakan, motif IPS melakukan kekerasan terhadap korban karena kesal saat
anak berusia tiga tahun itu menolak untuk diobati. "Jadi motif berdasarkan
hasil penyidikan dalam BAP, pengakuan tersangka motifnya adalah tersangka ini
merasa jengkel dengan korban, karena korban ingin diobati karena bekas cakaran
yang ada di tubuh korban namun korban menolak tidak mau," kata Danang.
Kata Danang, IPS mengaku perbuatan itu juga dilakukannya karena ada beberapa
faktor pendorong personal lainnya.
   Sorotan kali ini yakni bagaimana kondisi
mental sang pengasuh ini perlu di pertanyakan. Istilah psikopat sering
digunakan untuk menggambarkan kepribadian seseorang yang berdarah dingin. Dan
tega melakukan sesuatu yang sangat kejam. Istilah ini juga digunakan untuk
menyebut sang pengasuh ini oleh orang-orang .Di benak sebagian orang, psikopat
juga identik dengan sosok pelaku kejahatan yang tidak segan menyakiti korbannya
ketika beraksi.
   Kendati demikian, stigma yang telanjur
diyakini sebagian orang mengenai psikopat tidak selalu benar. Tidak semua orang
yang merupakan psikopat adalah pelaku kejahatan. Namun, mereka mengalami
kondisi mental yang menyebabkan perilakunya tidak normal.
   Dari laman Siloam Hospital, psikopat adalah
istilah non-medis yang secara umum digunakan untuk menyebut seseorang yang
menderita gangguan kepribadian.
   Orang yang dikatakan psikopat punya
kecenderungan melanggar norma sosial dan manipulatif. elain
itu, psikopat juga memiliki kecenderungan tidak memiliki empati dan penyesalan,
tidak bisa membedakan benar dan salah, dan cenderung mengabaikan keselamatan
dan tanggung jawab. Berdasarkan studi yang dimuat di American Psychological
Association (2015), sebanyak 29 persen populasi di dunia menunjukkan satu atau
lebih karakteristik psikopat. Dari jumlah tersebut, hanya 0,6 persen di
antaranya yang didiagnosis sebagai psikopat. Penyebab psikopat sebenarnya belum
diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan
psikopat, yakni:
1. Gangguan fungsi otak
Terjadi penurunan
aktivitas di sistem limbik dan korteks prefrontal di otak yang terlibat untuk
mengontrol pengambilan keputusan, empati, dan emosi.
2. Faktor genetik
Psikopat bisa diturunkan
dari orangtua yang mengalami gangguan mental.
3. Trauma masa kecil
   Psikopat terjadi ketika
anak tumbuh dewasa karena trauma masa lalu. Hal ini meliputi trauma akibat
kekerasan fisik, emosional, dan seksual, pola asuh orang tua yang tidak baik,
ataupun kondisi ekonomi yang sulit.
   Lalu apakah pengasuh anak selebgram ini juga
termasuk dalam golongan orang dengan gangguan abnormal psikopat, tidak ada
jawaban pasti dari pertanyaan itu karena semuanya harus di tes dan harus
Melawati berbagai prosedur untuk menyatakan diagnosis.
 
 






 
 
 
 
 
 
 
 
0 komentar:
Posting Komentar