Kamis, 04 Mei 2023

ESSAY 3. MERINGKAS JURNAL. Siti Hanipah

 

ESSAY 3

MERINGKAS JURNAL

Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian Diri Remaja Di Panti Asuhan.



Siti Hanipah

(22310410010)

Dosen Pengampun: Dr. DRA. Arundanti Shinta, MA

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

Topik

Masa remaja dianggap sebagai masa labil yaitu di mana individu berusaha mencari jati dirinya dan mudah sekali menerima informasi dari luar dirinya tanpa ada pemikiran lebih lanjut (Hurlock, 1980). Remaja yang berusaha menemukan identitas dirinya dihadapkan pada situasi yang menuntut harus mampu menyesuaikan diri bukan hanya terhadap dirinya sendiri tetapi juga pada lingkungannya, dengan demikian remaja dapat mengadakan interaksi yang seimbang antara diri dengan lingkungan sekitar. Penyesuaian diri menuntut kemampuan remaja untuk hidup dan bergaul secara wajar terhadap lingkungannya, sehingga remaja merasa puas terhadap diri sendiri dan lingkungannya (Willis, 2005). Penyesuaian diri akan menjadi salah satu bekal penting dalam membantu remaja pada saat terjun dalam masyarakat luas. Penyesuaian diri juga merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan jiwa dan mental individu.

   Banyak remaja yang tidak dapat mencapai kebahagiaan dalam hidupnya karena ketidak mampuannya dalam menyesuaikan diri, baik dengan lingkungan keluarga, sekolah, pekerjaan dan masyarakat pada umumnya. Sehingga nantinya cenderung menjadi remaja yang rendah diri, tertutup, suka menyendiri, kurang adanya percaya diri serta merasa malu jika berada diantara orang lain atau situasi yang terasa asing baginya. Begitu juga pada remaja yang tinggal di panti asuhan, lingkungan panti asuhan menjadi lingkungan sosial yang utama dalam mengadakan penyesuaian diri. Keberadaannya di panti asuhan membuat mereka mampu belajar mendapatkan pengalaman bersosialisasi pertama kalinya baik dengan teman-teman panti atau pengasuh. Remaja dituntut dapat berkembang dan menyesuaikan diri agar menjadi modal utama mereka ketika berada dalam masyarakat luas. Apabila remaja tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, maka remaja akan memiliki sikap negatif dan tidak bahagia.

 

Sumber

Kumalasari Fani, Ahyani L. N. (2012). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian Diri Remaja Di Panti Asuhan. Jurnal Psikologi PITUTUR. 28 November. Vol 1.

 

Ringkasan

  Penyesuaian diri didefinisikan sebagai interaksi yang kontinyu dengan diri sendiri, yaitu apa yang telah ada pada diri sendiri, tubuh, perilaku, pemikiran serta perasaan, dengan orang lain dan dengan lingkungan (Calhoun, 1990). Penyesuaian diri juga dapat diartikan sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk membuat rencana dan mengorganisasi respon-respon sedemikian rupa, sehingga bisa mengatasi segala macam konflik, kesulitan dan frustrasi-frustrasi secara efisien (Sunarto dan Hartono, 1994).

   Menurut Mappiare (1982) penyesuaian diri merupakan suatu usaha yang dilakukan agar dapat diterima oleh kelompok dengan jalan mengikuti kemauan kelompoknya.

   Sedangkan (Kartono, K, 2000) menyebutkan penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri dan pada lingkungan, sehingga rasa permusuhan, dengki, iri hati, prasangka, depresi, kemarahan dan lain-lain emosi negatif sebagai respon pribadi yang tidak sesuai dan kurang efisien bisa dikikis habis.

   Menurut Alberlt & Emmons dalam Pramadi (1996) ada empat aspek dalam penyesuaian diri, yaitu:

a. Aspek self knowledge dan self insight, yaitu kemampuan mengenal kelebihan dan kekurangan diri.

b. Aspek self objectifity dan self acceptance, yaitu apabila individu telah mengenal dirinya, ia bersikap realistik yang kemudian mengarah pada penerimaan diri.

c. Aspek self development dan self control, yaitu kendali diri berarti mengarahkan diri, regulasi pada impuls-impuls, pemikiran- pemikiran, kebiasaan, emosi, sikap dan tingkah laku yang sesuai.

d. Aspek satisfaction, yaitu adanya rasa puas terhadap segala sesuatu yang telah dilakukan.

   Menurut Soeparwoto, dkk (2004) faktor penyesuaian diri dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu:

1.      Faktor Internal

a.      Motif, yaitu motif-motif sosial seperti motif berafiliasi, motif berprestasi dan motif mendominasi.

b.      b. Konsep diri remaja, yaitu bagaimana remaja memandang dirinya sendiri, baik dari aspek fisik, psikologis, sosial maupun aspek akademik.

c.       Persepsi remaja, yaitu pengamatan dan penilaian remaja terhadap objek, peristiwa dan kehidupan, baik melalui proses kognisi maupun afeksi untuk membentuk konsep tentang objek tertentu.

d.      Sikap remaja, yaitu kecenderungan remaja untuk berperilaku positif atau negatif.

e.      Intelegensi dan minat.

f.        Kepribadian

2.      Faktor eksternal

a.      Keluarga terutama pola asuh orang tua.

b.      Kondisi sekolah.

c.       Kelompok sebaya

d.      Prasangka sosial

e.      Hukum dan norma sosial

   Penyesuaian diri remaja di panti asuhan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh remaja untuk mempertemukan tuntutan diri sendiri dengan lingkungan, baik secara aktif maupun pasif yang melibatkan respon mental dan tingkah laku, sehingga tercapai hubungan yang harmonis antara diri sendiri dengan lingkungan tempat tinggalnya yaitu panti asuhan (Prasetyo, E dan Ningtias, Y, 2007). Bagi remaja yang tinggal di panti asuhan, lingkungan panti asuhan merupakan lingkungan sosial utama yang mereka kenal, sehingga remaja perlu melakukan penyesuaian diri sesuai dengan lingkungan dimana remaja berada yaitu panti asuhan dan sesuai kebutuhan yang dituntut dari lingkungan tersebut agar proses pencapaian keharmonisan dalam mengadakan hubungan yang memuaskan bersama orang lain dan lingkungannya dapat tercapai.

   Rook dalam Smet (1994) mengatakan bahwa dukungan sosial merupakan salah satu fungsi dari ikatan sosial, dan ikatan-ikatan sosial tersebut menggambarkan tingkat kualitas umum dari hubungan interpersonal.

 

Permasalahannya

Remaja dituntut dapat berkembang dan menyesuaikan diri agar menjadi modal utama mereka ketika berada dalam masyarakat luas. Apabila remaja tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, maka remaja akan memiliki sikap negatif dan tidak bahagia.

 

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik hubungan antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri pada remaja di panti asuhan.

 

Metode Penelitian

 

Definisi Operasional Variabel Penyesuaian diri merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh individu untuk mempertemukan tuntutan diri sendiri dengan lingkungan, baik secara aktif maupun pasif yang melibatkan respon mental dan tingkah laku, sehingga tercapai hubungan yang harmonis antara diri dengan lingkungannya. Untuk mengukur penyesuaian diri remaja, penulis menggunakan skala yang disusun berdasarkan aspek penyesuaian diri yaitu aspek self knowledge dan self insight, aspek self objectifity dan self acceptance, aspek self development dan self control, aspek satisfaction yang dikemukakan oleh Pramadi (1996, h.240).

 

Hasil

Uji Validitas dan Reliabilitas

Hasil Uji Validitas

a.      Skala Penyesuaian Diri

Item skala penyesuaian diri dari 45 item terdapat 13 item yang gugur dengan koefisien -0,019 sampai 0,141 dan 32 item yang valid dengan koefisien validitas berkisar antara 0,206 sampai 0,728.

b.      Skala Dukungan Sosial Sedangkan item skala Dukungan Sosial dari 60 item terdapat 13 item yang gugur dengan koefisien -0,030 sampai 0,196 dan 47 item yang valid dengan koefisien validitas berkisar antara 0,227 sampai 0,762.

Hasil Uji Reliabilitas

Perhitungan reliabiitas dimulai setelah dilakukan uji validitas, kemudian item yang valid dicari koefisiennya dengan teknik Cronbach Alpha.

a. Reliabilitas Skala Penyesuaian Diri Hasilnya menunjukkan bahwa penyesuaian diri mempunyai reliabilitas Alpha (rtt) sebesar 0,812 dan pada putaran kedua mempunyai reliabilitas Alpha (rtt) sebesar 0,914.

b. Reliabilitas dukungan sosial Hasilnya menunjukkan bahwa pada putaran pertama dukungan sosial mempunyai reliabilitas Alpha (rtt) sebesar 0,911 dan pada putaran kedua mempunyai reliabilitas Alpha (rtt) sebesar 0,933. Hasil secara lengkap dapat dilihat pada lampiran B-2.

 

Diskusi

Penelitian ini subyek remaja yang mengisi skala berusia antara 13-18 tahun. Remaja pada usia ini merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. Setiap tahap perkembangannya remaja pastinya mengalami berbagai perubahan, baik perubahan fisik, kepribadian, maupun perilaku sosial. Disinilah remaja mulai dituntut dapat berperan dengan lingkungan sekitarnya. Remaja selain bisa beradaptasi juga harus mampu menyesuaikan dirinya secara psikologis. Karena pada masa ini remaja mulai berinteraksi dengan lingkup yang lebih luas. Namun kenyataannya masih banyak remaja yang kesulitan dalam penyesuaian dirinya diberbagai lingkungan. Menurut Hurlock (1980, h.213) salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah yang berhubungan dengan penyesuaian sosial. Untuk mencapai tujuan dari pola sosialisasi, remaja harus membuat banyak penyesuaian baru. Bagi remaja yang tinggal di panti asuhan, lingkungan panti asuhan merupakan lingkungan sosial yang utama dalam mengadakan penyesuaian diri. Penyesuaian diri mrupakan suatu usaha yang dilakukan oleh remaja untuk mempetemukan tuntutan diri sendiri dengan lingkungan yang melibatkan respon mental dan tingkah laku, sehingga tercapai hubungan yang selaras dan harmonis antara diri dengan lingkungannya (Schneiders dalam Pramadi, 1996, h.334). Untuk mencapai penyesuaian diri yang maksimal, remaja di panti asuhan juga memerlukan dukungan sosial dari orang- orang terdekat dilingkungannya yaitu dari pengasuh dan teman-teman sesama penghuni panti asuhan. Hurlock (1980, h.214) mengatakan bahwa remaja dapat memperoleh dukungan sosial dari teman sebaya, berupa perasaan senasib yang menjadikan adanya hubungan saling mengerti, simpati yang tidak didapat dari orang tuanya sekalipun.

 

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar