Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Minggu, 29 Desember 2024

ESSAY Kesehatan Mental

 ESSAY KESEHATAN MENTAL

"Selesai Dengan Diri Sendiri"





Oleh :


Ferihana

Johanes Gerandtino

Silvy Nurfitriani

Jamil Abritaptias

Naufal Abyansah


Dosen : FX Widiantoro,S.Psi, M.Psi


Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

2024


Kegiatan penyuluhan terkait kesehatan mental dengan judul Selesai Dengan Diri Sendiri, dilaksanakan hari Senin 17 Desember 2024 pada pagi hari pukul 08.30-11.00 WIB

Kami memilih materi ini karena saat ini banyak orang yang banyak mereka berusaha Agar diterima oleh orang lain dengan mengubah dirinya dan dengan mengikuti gaya hidup orang lain, banyak pula masyarakat yang merasa tidak puas dengan pencapaian diri sendiri karena mereka membandingkan dirinya dengan orang lain, betapa banyak orang yang merasa selalu ingin mengejar materi duniawi sehingga tidak peduli dengan norma etika dan tidak memiliki kepedulian sosial ini pun dikarenakan karena mereka belum selesai dengan diri sendiri. 

Menurut kami materi sangat penting untuk disampaikan kepada masyarakat agar mereka menjadi mawas diri dan dapat bahagia dan mencintai diri mereka sendiri. Mereka dapat hidup dengan lebih baik lebih berkualitas dan tentu produktif namun dalam koridor tetap menjadikan segala yang terjadi dalam hidupnya itu adalah sebuah kebaikan dan mereka terima dengan suka cita. Itulah kunci hidup yang sebenarnyaa

Seseorang dikatakan telah selesai dengan diri sendiri apabila telah mencapai tingkat kedewasaan dan pemahaman yang tinggi. 

Kondisi ini ditandai dengan:

• Menerima diri sendiri, termasuk kelebihan dan kekurangannya

• Tidak lagi terpengaruh oleh opini orang lain

• Merasa nyaman dengan diri sendiri

• Mengonsumsi makanan dan minuman yang seha

• Mengubah kebiasaan yang tidak baik menjadi kebiasaan yang baik untuk kesehatan fisik dan mental

• Mampu mengontrol ego dan ambisi

Selesai dengan diri sendiri merupakan pencapaian dari penyembuhan luka batin. Dengan berdamai dengan diri sendiri, seseorang diharapkan bisa menjalani kehidupan yang lebih tenang dan bahagia.

Beberapa hal yang perlu dihindari sebelum selesai dengan diri sendiri, di antaranya: Menikah, Menjadi orang tua, Menerima jabatan publik, Memilih pemimpin yang belum selesai dengan diri sendiri

Kegiatan ini dihadiri oleh puluhan warga di daerah Suragan Ngestiharjo kasihan Bantul yang Yogyakarta di mana mereka Adalah para remaja Putri enggak para ibu dengan usia 25 tahun hingga usia 50 tahun

Masyarakat mengikuti kegiatan ini dengan antusias dan mereka banyak melakukan pertanyaan kepada para mahasiswa dan kami berusaha menjawab sesuai keilmuan yang kami miliki meskipun masih sangat sedikit.

Materi yang kami sampaikan adalah sebagai berikut : 


Judul : Selesai Dengan Diri Sendiri 


Selesai dengan diri sendiri adalah istilah yang sering disebut untuk menunjukkan perilaku seseorang yang sudah berdamai dengan keadaan.


Selesai dengan diri sendiri erat kaitannya dengan mencintai dan penerimaan pada diri sendiri, ketika harapan tak sesuai dengan kenyataan.


Selesai dengan diri sendiri memberikan gambaran kepada kita tentang karakter pribadi yang harus dicapai oleh setiap orang dalam hidupnya. Sebab ada begitu banyak keputusan besar dalam hidup yang akhirnya dihubungkan dengan frase selesai dengan diri sendiri ini. 


Misalnya : 

• Jangan menikah, sebelum selesai dengan diri sendiri.

• Jangan berani menjadi ayah atau ibu, sebelum selesai dengan diri sendiri.

•Jangan menerima jabatan publik sebelum selesai dengan diri sendiri. 

•Jangan pilih pemimpin yang belum selesai dengan diri sendiri. 


Melihat begitu istimewanya mereka yang sudah meraih level selesai dengan diri sendiri, maka: 

• Saat mencari kekasih, carilah yang sudah selesai dengan dirinya sendiri.Saat mencari sahabat, pilihlah yang selesai dengan dirinya.

• Saat memilih rekan bisnis, carilah yang selesai dengan dirinya


Berdamai dengan diri sendiri, adalah momentum yang sangat tepat, dapat saya kita lakukan, sebagai ibadah yang penuh berkah dan ampunan ini.


Berdamai dengan diri sendiri, meski sulit dalam praktiknya, dijalani dengan mengalir, akan nyaman dan indah pada saatnya. 


Berdamai dengan diri sendiri, juga menjadi cara mujarab untuk mengurangi stres. 


Berdamai dengan diri sendiri dapat diartikan sebagai proses penerimaan terhadap hal-hal yang sedang terjadi saat ini. Dapat pula diartikan sebagai penerimaan atas diri sendiri sepenuhnya, termasuk semua kelemahan, kelebihan, serta kesalahan-kesalahan yang pernah kita perbuat.


Sebab, dalam perjalanan hidup, kita pasti pernah mengalami hal-hal tak menyenangkan secara pribadi, di keluarga, masyarakat, pekerjaan, hingga masalah bangsa dan negara.


Segala masalah yang menjadi konflik dan ada akibatnya, tentu dapat membuat saya tak nyaman, resah, gelisah, kecewa, marah, sedih, tak bahagia, hingga sampai stres, bahkan bikin depresi, hingga bunuh diri, karena kesehatan fisik dan mental tergerus.


Karenanya, bila saya/kita benar-benar mampu berdamai dengan diri sendiri, artinya mampu menerima kondisi dan keadaan saat ini, menerima kenyataan atas semua situasi yang terjadi, menyadari kelemahan, dan kelebihan diri sendiri, sangat dapat membantu proses berdamai dengan diri sendiri.


Berdamai dengan diri sendiri juga dapat dilakukan dengan cara menikmati apa yang ada saat ini. Menjadi manusia yang menyelesaikan masalah, bukan menambah masalah. Atau tukang bikin masalah (trouble maker).


Nikmati hidup di masa, waktu, sekarang dan berusahalah untuk terus tumbuh menjadi lebih baik. Tumbuh menjadi lebih baik itu, memahami realita atau hal yang ada di depan mata. Cerdas pikiran (intelegensi) dan selalu berpersepsi positif dan netr. Serta cerdas personaliti (perasaan, emosi, mental).


Semua itu, pondasinya adalah


1. Percaya pada diri sendiri.


2. Jauhkan perasaan ragu dan kuatkan keyakinan pada diri sendiri.


3. Peduli pada diri sendiri pun orang lain.


4. Jangan takut salah, sebab kesalahan adalah pembelajaran


5. Luangkan waktu untuk diri sendiri


6. Bersyukur


7. Berlatih memaafkan


8. Sadari bahwa kegagalan adalah bagian dari hidup


9. Kenali kepribadian diri sendiri


10. Pahami apa yang sebenarnya Anda butuhkan dari diri sendiri


11. Luangkan waktu untuk mengeksplorasi hobi atau passion


Orang yang belum selesai dengan dirinya sendiri mungkin akan mengalami kesulitan dalam memberikan perhatian dan manfaat bagi orang lain. Beberapa tanda bahwa Anda belum selesai dengan diri sendiri, di antaranya: Merasa kesepian meski tidak sendirian, Sering mengeluh pada banyak orang, Tak mau belajar banyak hal baru buat mengembangkan diri, Tidak pernah praktek bersyukur.


Sumber : 


Rifan, A, R, 2022, Selesai dengan diri sendiri, : Elex Media Komputindo, Jakarta


Healthline. Diakses pada 2024 How to Forgive Yourself.


Verywell Mind. Diakses pada 2024. How to Forgive Yourself.


VT : https://vt.tiktok.com/ZS6kWc1Q4/

LAPORAN KEGIATAN SOSIALISASI KESEHATAN MENTAL

 LAPORAN KEGIATAN SOSIALISASI KESEHATAN MENTAL

 

Dosen Pengampu : FX Wahyu Widiantoro, S.Psi., MA

 

 

 



 

Ayu Windi Astuti ( 23310410074)

Istianah (23310410085)

 

 

FAKULTAS PSIKOLOGI

 

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

 


Sosialisasi tentang Kesehatan Mental di Karang Taruna Persada

Desa Demen Kulon Progo

 

 

            Kesehatan mental, yang seringkali terabaikan, kini menjadi sorotan. Kegiatan sosialisasi kesehatan mental yang baru-baru ini diselenggarakan memberikan angin segar bagi upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesejahteraan jiwa. Acara yang dihadiri oleh para anggota karang taruna persada ini berhasil menciptakan ruang yang aman bagi semua untuk berbagi pengalaman, belajar, dan saling mendukung.

            Dalam kegiatan sosial ini , sebelumnya kami meminta surat pengantar dari Dekanat Fakultas untuk pelaksanaan kegiatan ini kemudian menghubungi ketua karang taruna persada untuk bertanya apakah berkenan jika kami melakukan kegiatan sosial ini di balai desa demen dan ternyata kami mendapatkan respon yang baik dan di ajak untuk bertemu serta meminta ijin langsung kepada bapak nasrudin selaku kamituo di desa demen selanjutnya, setelah berkoordinasi dan mendapat persetujuan pak nasrudin kita menentukan hari pelaksanaan kegiatan sosial ini akan dilaksanakan pada tanggal 26 Desember 2024 yang bertempat di Balai Desa Demen. Dalam kegiatan ini kita saling berbagi tentang kepentingan kesehatan mental bagi remaja serta mengajak untuk memahami secara dasar mengenai beberapa aspek kesehatan mental, mulai dari pengertian dari kesehatan mental itu sendiri, tanda-tanda awal gangguan mental, mitos-mitos terhdap kesehatan mental hingga cara-cara sederhana untuk menjaga kesehatan mental sehari-hari. Selan sesi edukasi, sesi tanya jawab yang interaktif juga memberikan kesempatan bagi peserta yang dimana rata-rata usia remaja dan yang katanya masih dalam pencarian jati diri itu berdiskusi dan mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang selama ini mungkin mereka ragu untuk tanyakan. Kegiatan sosialisasi kesehatan mental ini telah membuktikan bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan mental semakin meningkat. Partisipasi yang antusias dari para anggota karang taruna persada menunjukkan bahwa isu kesehatan mental tidak lagi menjadi tabu. Semoga kegiatan seperti ini bisa dapat terus diadakan secara berkala untuk menginspirasi lebih banyak orang untuk memprioritaskan kesehatan mental.

Kesehatan mental adalah bagian tak terpisahkan dari kualitas hidup. Dengan memiliki kesehatan mental yang baik, kita dapat menjalani kehidupan yang lebih bahagia, produktif, dan bermakna. Mari kita bersama-sama menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mental bagi semua. Anda juga dapat berkontribusi dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental. Mulai dari diri sendiri, kita dapat menerapkan gaya hidup sehat, membangun hubungan yang positif, dan tidak ragu untuk mencari bantuan profesional jika mengalami kesulitan. Selain itu, kita juga dapat mengajak orang-orang di sekitar kita untuk lebih peduli terhadap kesehatan mental.

 

Lampiran:




Sabtu, 28 Desember 2024

UAS resdika meihaf putra

 Resdika Meihaf Putra

2310410089

Program Studi Psikologi, Universitas Proklamasi 45

Semangat untuk berprestasi atau need for achievement (nAff) merupakan karakteristik

yang sangat menonjol pada seorang entrepreneur. Individu yang memiliki nAff tinggi cenderung

terdorong untuk menetapkan tujuan yang lebih tinggi dari kemampuan mereka saat ini. Hal ini

menciptakan motivasi yang kuat untuk terus berusaha dan berkembang. Ketika tujuan yang

ditetapkan cukup menantang, individu akan merasa terstimulasi untuk mencapai hasil yang lebih

baik. Sebaliknya, jika tujuan terlalu mudah dicapai, semangat dan motivasi bisa menurun karena

kurangnya tantangan. Oleh karena itu, penting bagi seorang entrepreneur untuk menetapkan

sasaran yang tidak hanya realistis tetapi juga menantang agar dapat mendorong diri mereka untuk

berprestasi lebih.

Gregor McDouglas dari Harvard University adalah tokoh yang memperkenalkan konsep

nAff ini melalui penelitiannya. Ia menjelaskan bahwa nAff bukanlah sifat bawaan yang tidak dapat

diubah, melainkan kemampuan yang bisa dilatih dan diperkuat. Salah satu cara untuk melatih nAff

adalah dengan menuliskan hal-hal positif dan bersifat kompetitif. Dengan mencatat pencapaian

dan mengingat keberhasilan, individu dapat membangun kepercayaan diri dan semangat untuk

terus maju. Selain itu, bergaul dengan orang-orang yang berkualitas dan memiliki visi yang sama

juga dapat meningkatkan nAff seseorang. Lingkungan sosial yang mendukung sangat penting

dalam membentuk sikap positif dan semangat berprestasi.

Contoh nyata dari penerapan nAff dapat dilihat pada tokoh Ruben dalam kisah The

Crocodile River. Ruben mampu mengabaikan masalah-masalah kecil yang tidak relevan dengan

tujuannya dan tetap fokus pada kemajuan perusahaannya. Sikap ini menunjukkan bahwa seorang

entrepreneur harus memiliki prioritas yang jelas dan kemampuan untuk memisahkan hal-hal

penting dari yang tidak penting. Dengan demikian, Ruben menjadi representasi dari seorang

pengusaha sukses yang memiliki dorongan berprestasi tinggi. Pengalaman Ruben memberikan

pelajaran berharga bagi mahasiswa atau individu lain yang ingin menjadi entrepreneur, yaitu

pentingnya menjaga fokus pada tujuan utama dan mengabaikan gangguan-gangguan kecil.

Mahasiswa yang bercita-cita menjadi entrepreneur sebaiknya meniru sikap Ruben dengan

mengembangkan kebiasaan positif dalam kehidupan sehari-hari. Mengabaikan hal-hal sepele dan

memprioritaskan tindakan-tindakan yang mendukung pencapaian tujuan besar adalah langkah

awal yang baik. Selain itu, menciptakan suasana kompetitif di sekitar mereka dengan berinteraksi

dengan individu-individu inspiratif juga dapat membantu meningkatkan nAff. Dengan cara ini,

mahasiswa tidak hanya belajar untuk menetapkan tujuan tinggi tetapi juga bagaimana cara

mencapainya melalui kerja keras dan dedikasi.

Lebih jauh lagi, nAff tidak hanya penting untuk pertumbuhan individu tetapi juga

berkontribusi pada keberhasilan organisasi secara keseluruhan. Seorang wirausaha dengan nAff

tinggi biasanya memiliki visi yang jelas dan mampu menghadapi tantangan dengan percaya diri.

Mereka menjadi pendorong utama dalam perusahaan mereka dan sumber inspirasi bagi orang lain

di sekitarnya. Dengan semangat berprestasi yang terus diasah, seorang wirausaha dapat lebih siap

menghadapi persaingan pasar dan memanfaatkan peluang bisnis dengan lebih baik.

Sebagai penutup, kebutuhan akan pencapaian (nAff) adalah elemen fundamental bagi

setiap individu yang ingin sukses dalam dunia kewirausahaan. Konsep ini mendorong individu

untuk menetapkan sasaran yang lebih tinggi dan memberikan dasar bagi keberhasilan jangka

panjang. Melalui latihan terfokus dan lingkungan sosial yang mendukung, seseorang dapat

membangun karakter pengusaha yang kuat dan inspiratif. Ketekunan dalam mencapai prestasi

bukan hanya tentang meraih keuntungan pribadi tetapi juga tentang memberikan dampak positif

bagi masyarakat di sekitar mereka. Dengan dedikasi dan komitmen terhadap pencapaian, setiap

orang memiliki potensi untuk menjadi wirausaha sukses dan membawa perubahan berarti dalam

dunia bisnis.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, D., & Santoso, H. (2023). Peran Dukungan Sosial dalam Meningkatkan Need for Achievement pada Wirausaha

Perempuan di Indonesia. Jurnal Gender dan Kewirausahaan, 4(1), 20-35.

Arifin, Z., & Lestari, Y. (2024). Hubungan Antara Kepemimpinan Transformasional dan Need for Achievement pada Wirausaha

Sosial di Indonesia. Jurnal Sosial Ekonomi, 9(2), 110-125.

Fadila, N., & Hidayati, N. (2022). Hubungan Antara Mindset Pertumbuhan dan Need for Achievement pada Mahasiswa

Kewirausahaan di Universitas Negeri Malang. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling, 8(1), 50-65.

Hartati, S., & Supriyadi, A. (2021). Need for Achievement dan Keberhasilan Wirausaha: Studi Kasus di Surabaya. Jurnal

Manajemen dan Bisnis, 12(3), 200-215.

Indriani, F., & Nugroho, S. (2024). Penerapan Konsep Need for Achievement dalam Pendidikan Kewirausahaan di Sekolah

Menengah Kejuruan. Jurnal Pendidikan Vokasi, 7(1), 40-55.

Lestari, R., & Yulianto, E. (2022). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Need for Achievement pada Pengusaha Muda di

Bali. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 15(2), 100-115.

Maulana, A., & Sari, D. (2021). Pengaruh Lingkungan Sosial terhadap Need for Achievement pada Mahasiswa Kewirausahaan.

Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan, 6(2), 75-89.

Nurhayati, N., & Sari, R. (2020). Peran Need for Achievement dalam Meningkatkan Inovasi Produk pada Usaha Kecil di Jakarta.

Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, 5(1), 25-40.

Prabowo, H., & Sari, D. P. (2019). Pengaruh Kemandirian dan Need for Achievement terhadap Kinerja Wirausaha Muda. Jurnal

Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 4(1), 15-29.

Putri, A., & Rahmawati, R. (2023). Dampak Need for Achievement terhadap Inovasi Bisnis pada Start-up Digital di Jakarta. Jurnal

Ekonomi Digital, 10(1), 30-47.

Rizki, M., & Prasetyo, B. (2023). Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan terhadap Need for Achievement Mahasiswa di Universitas

Islam Indonesia. Jurnal Pendidikan Ekonomi, 11(2), 85-99.

Sari, N., & Gunawan, D. (2024). Analisis Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Keberhasilan Usaha Mikro di Jawa Tengah.

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 13(1), 55-70.

Setiawan, A., & Rahman, A. (2019). Hubungan antara Need for Achievement dan Kinerja Usaha Mikro di Kota Bandung. Jurnal

Manajemen dan Kewirausahaan, 7(2), 101-110.

Wibowo, A., & Fitriani, E. (2020). Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Keberhasilan Usaha Kecil Menengah di Yogyakarta.

Jurnal Ilmu Manajemen, 8(1), 45-60.

Wulandari, R., & Setiawan, B. (2024). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Semangat Berprestasi pada Mahasiswa Kewirausahaan:

Studi Kasus di Universitas Diponegoro. Jurnal Ilmu Manajemen dan Bisnis, 14(2), 75-90.

E:UAS Ekky wahyu mumpuni 22310420017

 Pengembangan Need for Achievement (nAff) pada Entrepreneur

M. EKKY WAHYU MUMPUNI

22310420017

Mata kuliah psikologi inovasi

Dosen pengampu : Dra. Arundhati Shinta, MA


AD_4nXcmgtIrBTsG84PaPHUT5A7YlBgj_yxn-K-MkyumAgI1gt8XN1QmtAhSmO2kkzW4r5TMEp13GB0EwKvTVJpoGLHWKxqE_ow93lP0S5n7PMmzAtwvwID2I5BMX5_L2vZ-_VmKX_wG-A.jpg


Karakteristik utama yang membedakan seorang entrepreneur dengan individu lainnya adalah semangat untuk berprestasi atau yang dikenal sebagai need for achievement (nAff). Konsep ini pertama kali dikembangkan oleh McClelland (1961) yang mendefinisikan nAff sebagai dorongan intrinsik seseorang untuk mencapai tujuan yang bermakna, menantang, dan melampaui kemampuan saat ini. Entrepreneur dengan nAff tinggi cenderung menetapkan tujuan yang sulit namun realistis. Jika tujuan tersebut terlalu mudah, motivasi mereka menurun karena merasa tidak cukup tertantang. Dengan kata lain, tantangan yang sesuai menjadi katalisator utama bagi pengembangan kemampuan seorang entrepreneur.

Namun, penguatan nAff tidak terjadi secara alami. McClelland (1965) mengemukakan bahwa nAff dapat ditingkatkan melalui pelatihan, kebiasaan positif, dan pengaruh lingkungan. Dalam konteks ini, cerita Harper mengenai tokoh Ruben di "The Crocodile River" menjadi contoh konkret. Ruben mengabaikan masalah-masalah kecil yang tidak relevan, untuk fokus pada tujuan besarnya, yaitu pengembangan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa fokus terhadap hal-hal strategis adalah bagian integral dari nAff yang kuat. Namun, tidak semua individu memiliki kemampuan untuk mengesampingkan gangguan semacam itu, terutama jika tidak dilatih secara sistematis.

Permasalahan utama yang dihadapi mahasiswa dan calon entrepreneur dalam mengembangkan nAff adalah kurangnya paparan terhadap lingkungan yang mendukung. Lingkungan sosial dan profesional yang positif berperan besar dalam membentuk sikap kompetitif dan orientasi prestasi. Lingkungan yang tidak mendukung, seperti pergaulan dengan individu yang tidak memiliki visi yang jelas, dapat menghambat pengembangan nAff. Selain itu, kurangnya pemahaman tentang pentingnya menetapkan tujuan yang menantang seringkali membuat mahasiswa kehilangan motivasi untuk berkembang.

Solusi untuk mengatasi hambatan ini dapat dimulai dengan menciptakan lingkungan yang mempromosikan kompetisi sehat dan refleksi positif. Pertama, mahasiswa dapat dilatih untuk sering menulis jurnal harian yang berisi pencapaian, tantangan, dan solusi yang telah mereka temukan. Penetapan tujuan yang spesifik dan menantang secara signifikan meningkatkan performa individu. Dengan menuliskan pencapaian harian, mahasiswa dapat mengidentifikasi pola keberhasilan dan kegagalan, yang pada akhirnya mendorong mereka untuk terus memperbaiki diri.

Kedua, pengaruh sosial dapat dimanfaatkan melalui mentoring atau pembinaan. Mentoring oleh individu yang telah sukses dalam dunia entrepreneurship dapat memberikan inspirasi dan panduan konkret. Mentor yang berkualitas mampu membangun self-efficacy pada mentee, yang secara langsung mempengaruhi nAff. Oleh karena itu, perguruan tinggi dapat memfasilitasi program mentoring yang melibatkan entrepreneur berpengalaman untuk membimbing mahasiswa.

Ketiga, penguatan budaya kompetisi yang sehat di lingkungan pendidikan juga sangat penting. Kompetisi antar mahasiswa, seperti lomba ide bisnis atau inkubasi start-up, dapat menjadi stimulus yang efektif. Kompetisi semacam ini menciptakan atmosfer yang mendukung, sekaligus mendorong mahasiswa untuk menetapkan tujuan yang lebih tinggi.

Dalam penutup, pengembangan nAff bukanlah proses instan, tetapi dapat dicapai melalui latihan yang konsisten, dukungan lingkungan, dan pengaruh sosial yang positif. Dengan meniru pola pikir Ruben, mahasiswa dapat belajar untuk fokus pada tujuan utama dan mengesampingkan hal-hal sepele yang tidak relevan. Perguruan tinggi juga memiliki peran strategis dalam menciptakan ekosistem yang kondusif untuk pengembangan nAff ini. Dengan pendekatan yang sistematis, calon entrepreneur dapat meningkatkan semangat berprestasi mereka, yang pada akhirnya berkontribusi pada keberhasilan mereka di dunia profesional.


DAFTAR PUSTAKA

Locke, E. A., & Latham, G. P. (2002). Building a practically useful theory of goal setting and task motivation: A 35-year odyssey. American psychologist, 57(9), 705.

McClelland, D. C. (1965). Toward a theory of motive acquisition. American psychologist, 20(5), 321.

UAS PSIKOLOGI INOVASI MUHAMMAD ZULFAN IMRON 24310420017

Menguatkan Karakteristik Entrepreneur Melalui Pengembangan Need For Achievement (Naff)

Psikologi Inovasi: Ujian Akhir Semester

Dosen Pengampu:

Dr. Dra. Arundati Shinta, Ma

Muhammad Zulfan Imron

24310420017

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

DESEMBER 2024


PENDAHULUAN 

Entrepreneurship atau kewirausahaan sering kali diasosiasikan dengan keberanian, inovasi, dan kemampuan untuk menghadapi risiko. Namun, karakteristik mendasar yang menjadi motor penggerak seorang entrepreneur adalah semangat untuk berprestasi atau need for achievement (nAff). Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Gregor McDouglas, yang menemukan bahwa nAff dapat dilatih dan dikembangkan. Karakteristik ini mendorong individu untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi dari kemampuannya, sehingga menumbuhkan tantangan dan semangat baru.

Dalam konteks psikologi, nAff berkaitan erat dengan motivasi intrinsik yang memungkinkan seseorang untuk terus maju meskipun dihadapkan pada hambatan. Motivasi ini juga sering kali menjadi pembeda utama antara individu yang berani mengambil langkah besar dengan mereka yang cenderung stagnan. Pentingnya nAff tidak hanya berlaku dalam dunia bisnis, tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan, seperti akademik dan sosial. Entrepreneur yang memiliki nAff tinggi biasanya lebih kreatif, inovatif, dan gigih dalam mencari solusi atas permasalahan yang kompleks.

Lebih jauh lagi, McDouglas menekankan bahwa nAff adalah keterampilan yang dapat dibentuk melalui latihan dan pengalaman. Lingkungan sosial dan budaya berperan penting dalam mendorong atau menghambat pengembangan nAff. Contohnya, individu yang tumbuh di lingkungan yang mendukung kompetisi sehat cenderung lebih mudah mengembangkan semangat berprestasi. Sebaliknya, lingkungan yang kurang menantang atau terlalu permisif dapat membuat seseorang kehilangan motivasi untuk berkembang.

Esai ini akan membahas permasalahan yang dihadapi mahasiswa dalam mengembangkan nAff, terutama dalam menghadapi tantangan akademik dan profesional. Selain itu, solusi praktis untuk memperkuat karakteristik ini juga akan diuraikan sebagai panduan bagi mahasiswa yang ingin menanamkan semangat kewirausahaan dalam kehidupan mereka.

PERMASALAHAN 

Banyak mahasiswa menghadapi tantangan dalam mengembangkan nAff, terutama karena lingkungan yang kurang mendukung. Beberapa permasalahan utama meliputi:

1.    Kurangnya Tantangan yang Relevan

Lingkungan akademik sering kali tidak menawarkan tantangan yang cukup menstimulasi mahasiswa untuk berpikir kreatif atau kompetitif. Hal ini menyebabkan mahasiswa menjadi kurang terdorong untuk berprestasi lebih dari standar minimal.

2.    Pengaruh Negatif Lingkungan Sosial

Pergaulan dengan individu yang memiliki mentalitas stagnan atau tidak peduli terhadap kemajuan sering kali memengaruhi motivasi mahasiswa. Mereka cenderung terjebak dalam zona nyaman tanpa berusaha mengembangkan potensi diri.

3.   Fokus pada Masalah Sepele

Mahasiswa sering kali teralihkan oleh hal-hal yang kurang relevan dengan pencapaian tujuan utama, seperti konflik interpersonal atau kegiatan yang tidak produktif. Kasus Ruben dalam The Crocodile River menunjukkan pentingnya fokus pada tujuan utama, yang sering kali sulit dilakukan oleh mahasiswa.

SOLUSI 

Untuk mengatasi permasalahan ini, beberapa strategi dapat diterapkan untuk membantu mahasiswa mengembangkan nAff:

1.   Menetapkan Tujuan yang Menantang dan Terukur

Mahasiswa perlu belajar menetapkan tujuan yang realistis namun cukup menantang untuk mendorong kemampuan mereka. Misalnya, menyelesaikan proyek penelitian di luar kurikulum atau memulai bisnis kecil-kecilan yang relevan dengan bidang studi mereka.

2.   Bergaul dengan Individu Berkualitas

Seperti yang disarankan McDouglas, mahasiswa harus aktif mencari komunitas atau individu yang memiliki visi dan semangat yang sejalan dengan pengembangan diri. Hal ini dapat dilakukan dengan mengikuti organisasi kewirausahaan atau seminar motivasi.

3.   Melatih Pola Pikir Positif dan Kompetitif

Menulis hal-hal positif yang berhubungan dengan pencapaian diri dapat membantu mahasiswa fokus pada perkembangan mereka. Pola pikir kompetitif juga dapat dilatih dengan mengikuti lomba atau kompetisi akademik yang relevan.

4.   Mengabaikan Gangguan yang Tidak Relevan

Mahasiswa harus belajar memprioritaskan tujuan utama mereka dengan cara mengesampingkan masalah-masalah sepele. Teknik manajemen waktu dan refleksi diri dapat membantu mahasiswa untuk tetap fokus.


KESIMPULAN

Mengembangkan need for achievement (nAff) adalah langkah penting bagi mahasiswa yang ingin sukses sebagai entrepreneur. Dengan menetapkan tujuan yang menantang, bergaul dengan individu yang mendukung, melatih pola pikir positif, dan mengabaikan gangguan yang tidak relevan, mahasiswa dapat membangun karakter yang lebih kuat. Dalam jangka panjang, karakteristik ini tidak hanya bermanfaat untuk dunia wirausaha tetapi juga dalam kehidupan profesional dan pribadi.


DAFTAR PUSTAKA

Andriani, S., & Suhendi, E. (2021). Psikologi kepribadian dalam perspektif industri. Bandung: Alfabeta.

Prasetyo, A. P., & Wulandari, S. (2022). Psikologi industri dan pengembangan karakter entrepreneur. Jakarta: Prenada Media.

Sutanto, B., & Anggraeni, T. (2023). Pengembangan karakter entrepreneur di era digital. Surabaya: Cakrawala Ilmu.

Wibowo, A. S. (2020). Manajemen motivasi dalam dunia usaha. Yogyakarta: Deepublish.

 

 

UAS Psikologi Inovasi_Ester Therecia Hermin Rumbewas_ 22310410103

 UJIAN AKHIR SEMESTER

PSIKOLOGI INOVASI

“Analisis dan Solusi Terhadap Konsep need for achievement dan Minat Berwirausaha”

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, MA.

 





Ester Therecia Hermin Rumbewas

22310410103

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA 2024

Konsep need for achievement (nAff) memang menjadi pilar penting dalam memahami karakteristik seorang entrepreneur. Namun, ada beberapa poin dalam penjelasan yang perlu kita telaah lebih lanjut dan berikan solusi:

Masalah dalam Penjelasan:

1. Kesalahan Atribusi: Konsep nAff sebenarnya lebih populer dikaitkan dengan David McClelland, bukan Gregor McDouglas. McClelland adalah seorang psikolog yang melakukan penelitian ekstensif tentang motif prestasi.

2. Overgeneralisasi: Mengatakan bahwa nAff hanya bisa dilatih dengan menulis hal-hal positif dan bergaul dengan orang yang berkualitas adalah overgeneralisasi. Meskipun kedua hal ini bisa membantu, ada banyak teknik lain yang lebih spesifik untuk meningkatkan nAff.

3. Miskonsepsi tentang nAff: Fokus pada tujuan yang menantang adalah benar, namun nAff tidak hanya tentang mengejar tujuan yang sulit. Ini juga melibatkan keinginan untuk mengatasi tantangan, memberikan kontribusi, dan mencapai standar yang tinggi.

4. Etika dan Empati: Kasus Ruben menunjukkan sisi negatif dari terlalu fokus pada tujuan. Mengabaikan permasalahan sosial seperti yang dialami Lorena bisa dianggap tidak empati dan tidak etis.

Solusi dan Penjelasan Lebih Lanjut:

nAff adalah Multifaceted: nAff bukan hanya tentang ambisi, tetapi juga tentang:

Keinginan untuk berprestasi: Merasa puas ketika mencapai tujuan.

○ Preferensi untuk tugas yang menantang: Mencari tugas yang membutuhkan usaha dan keterampilan.

Kebutuhan untuk umpan balik: Ingin tahu seberapa baik kinerja mereka.

Orientasi pada hasil: Fokus pada pencapaian tujuan.

Cara Meningkatkan nAff: Selain menulis dan bergaul dengan orang yang berkualitas, beberapa cara lain yang efektif adalah:

Menetapkan tujuan yang SMART: Spesifik, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time-bound.

○ Belajar dari kegagalan: Anggap kegagalan sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh.

Membangun kepercayaan diri: Yakin pada kemampuan diri sendiri.

Mencari mentor: Belajar dari orang yang lebih berpengalaman.

○ Mengikuti pelatihan dan pengembangan diri: Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan.

Menyeimbangkan nAff dengan Nilai-Nilai Lain: Seorang entrepreneur yang sukses tidak hanya memiliki nAff yang tinggi, tetapi juga memiliki nilai-nilai lain seperti:

Integritas: Bertindak jujur dan etis.

Empati: Memahami dan peduli terhadap orang lain.

Kerjasama: Bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama.

Kasus Ruben sebagai Pelajaran: Kasus Ruben menunjukkan bahwa terlalu fokus pada tujuan bisa mengarah pada perilaku yang tidak etis. Seorang entrepreneur harus mampu menyeimbangkan antara tujuan bisnis dan nilai-nilai kemanusiaan.

Minat berwirausaha merupakan suatu motif yang mendorong individu untuk mencari peluang keberhasilan dan melakukan kegiatan kreatif dan inovatif yang mendatangkan manfaat. McClelland mengklasifikasikan karakteristik ini ke dalam tiga kategori: prestasi, perencanaan, dan kekuatan (Mourao & Schneider Locatelli, 2020).

a. KategoriPrestasi.

Pada kategori prestasi, ada momen dimana kita menjajaki peluang dan inisiatif. Berani mengambil risiko yang telah diperhitungkan dengan matang. Berikutnya, menerapkan kualitas dan efisiensi. Kemudian temukan cara cepat dan efisien untuk memulai. Jika menemui hambatan atau tantangan, teruslah berusaha mengatasinya. Jangan kehilangan tanggung jawab untuk mencapai tujuan kinerja.

b. Kategori Perencanaan

Pada kategori ini, mencari informasi terlebih dahulu sangatlah penting. Kemudian tetapkan tujuan yang ingin dicapai, kemudian rencanakan dan pantau secara sistematis.

c. Kategori Kekuatan

Pada kategori kekuatan, membangun jaringan persuasi dan komunikasi sangatlah penting. Selain itu, kemandirian dan kepercayaan diri juga penting mendorong individu untuk mencari peluang keberhasilan.

Kesimpulan

Need for achievement (nAff) merupakan salah satu karakteristik penting seorang entrepreneur. Dengan memahami konsep ini dan melatihnya secara konsisten, mahasiswa dapat meningkatkan peluang untuk menjadi seorang entrepreneur yang sukses. Namun, perlu diingat bahwa kesuksesan dalam berwirausaha juga membutuhkan kombinasi dari berbagai faktor lain.

Daftar Pustaka

Musdalifah., Marlina, Sitti., & Sengo, Ardianto. 2024. Pengaruh Need For Achievement Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Patompo. Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran, 7(3), 9524-9529.


Essay UAS psikologi inovasi_Happy Johanis_32210420013

 ESSAY PSIKOLOGI INOVASI

UJIAN SEMESTER AKHIR

Dosen pengampu : Dr., Dra., Arundati Shinta, MA. 



NAMA : Happy Johanis

NIM : 32210420013

UAS :; Psikologi Inovasi 


Pada Kasus The Crocodile River (Harper, 1984), Tokoh Ruben merupakan karakter yang fokus pada pekerjaan dan fokus pada tujuan yang penting dibandingkan dengan hal-hal sepele. Yang harus dilakukan mahasiswa pada saat ini di negara Indonesia ialah memfokuskan tujuan dan fokus pada impian dan goals utama yang sedang di jalani dan tidak terpengruhi dengan kesibukan lainnya seperti ; 

Keterbatasan lapangan kerja di Indonesia masih menjadi masalah utama yang harus diatasi oleh pemerintah. Berbagai upaya telah dilakukan untuk membantu masyarakat telah dilakukan, namun hasilnya tetap tidak berhasil. Angka kemiskinan dan pengangguran masih belum bisa diturunkan, pengangguran di setiap jenjang pendidikan terus meningkat. Mengubah pola pikir masyarakat dari pencari kerja menjadi pencipta kerja sangatlah sulit. Tidak mungkin perubahan bisa dilakukan dengan cepat, perubahan harus dilakukan perlahan-lahan dan juga harus dicontoh, oleh karena itu mahasiswa sebagai calon pemimpin harus menjadi penggerak dalam menumbuhkan jiwa dan jiwa kewirausahaan. Pendidikan kewirausahaan sangat penting diterapkan di semua perguruan tinggi karena dengan menjadi wirausaha masalah ekonomi dapat teratasi. Pendidikan kewirausahaan diharapkan dapat mengubah pola pikir peserta didik dari pencari kerja menjadi pencipta lapangan kerja sehingga dapat membantu pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan, dan pada akhirnya cita-cita kita untuk menjadi negara maju dapat tercapai. Oleh karena itu pendidikan kewirausahaan sangat urgen dalam pembentukan karakter mahasiswa wirausaha.

Entrepreneurship ; Pengertiannya menurut para ahli : 

a) Timmons mengatakan bahwa entrepreneurship yaitu orang yang mempunyai tindakan kreatif pada suatu hal yang tidak punya nilai apaapa.

b)Kuratko dan Hodgetts, entrepreneurship ialah penciptaan berupa inovasi baru dengan empat dimensi terdiri dari organisasi, lingkungan, individual serta bantuan keikutsertaan didalam pemerintahan, lembaga dan pendidikan.

c) Arthur Cole, entrepreneurship yaitu seluruh masyarakat, dan suatu jembatan dari masyarakat, khususnya bidang non ekonomi dari suatu masyarakat yang bertujuan pada laba dibuat untuk dapat keuntungan dari sumbangan ekonominya, sebaik yang mereka dapatkan.

Dari pengertian ini disimpulkan bahwa entrepreneurship merupakan suatu inovasi serta kreatifitas untuk menggunakan kesempatan dalam melahirkan perubahan yang menimbulkan nilai positif bagi dirinya maupun orang sekitarnya.

Entrepreneurship merupakan suatu kemampuan orang untuk melahirkan kesempatan ekonomis dari sebuah kreatifitas dalam bentuk usaha. Kemampuan ini tentu sangat didasari oleh kemampuan masing-masing orang. Oleh sebab itu sebelum memulai menjadi seorang entrepreneur ketahuilah dulu apa potensi yang ada pada diri sendiri. Saat ini negara Indonesia sedang dalam proses menuju negara maju, namun kenyataannya banyak sekali masalah yang sedang dihadapi yang semuanya bermuara pada masalah ekonomi, misalnya banyaknya pengangguran, penghasilan penduduk yang relatif rendah. Sangat banyak hal yang harus dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.


DAFTAR PUSTAKA

Margahana, H. (2020). Urgensi Pendidikan Entrepreneurship Dalam Membentuk Karakter Entrepreneur Mahasiswa. Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis, 17(2), 176-183.


Essay UAS Asmi Wati_22310410123

Nama: Asmi Wati 

NIM: 22310410123

Matkul: Psikologi Inovasi 

UAS: psikologi inovasi 

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A


Need For Achievement : Kunci Sukses Menaklukan Tantangan Bisnis 




         Di balik kesuksesan setiap entrepreneur, tertanam semangat yang tak terpadamkan untuk mencapai tujuan yang menantang. Semangat inilah yang dikenal sebagai need for achievement (nAff), sebuah dorongan internal yang mendorong seseorang untuk berprestasi dan mencapai hasil yang lebih baik. 
          David Mc Clelland mengingatkan kita untuk menyebarkan virus mental yang di sebut dengan istilah need for achievement (kebutuhan untuk berprestasi). Bagi dia, inovasi-inovasi ekonomi erat berkaitan dengan motivasi individu untuk menunjukkan bahwa seseorang mampu mencapai prestasi tertinggi pada bidang-bidang tertentu. Dalam kaitannya dengan dunia kewirausahaan sebagai upaya pengentasan kemiskinan Mc Clelland menyatakan bahwa need for achievement dimanifestasikan ke dalam gaya hidup yang menjadi ciri kaum entrepreneur yakni; Pertama, dorongan untuk mengambil resiko, dalam konteks bisnis para entrepreneur terdorong untuk melakukan spekulasi dalam menentukan besar kecilnya segmen pasar yang akan diambil dan daya beli para pelanggan potensial. Untuk itu sikap berani mengambil resioko sangat dibutuhkan. Kedua, kemauan untuk bekerja keras dalam upaya untuk mencapai suatu tujuan. Dalam pandangan Mc Clelland, individu dengan Need for Achievement mempunyai kecenderungan bekerja lebih keras untuk menghadapi tantangan dalam pekerjaan jika dibandingkan kelompok biasa-biasa saja. Ketiga, kecenderungan untuk memiliki rasa tanggung jawab pribadi yang tinggi. Karakter utama pengusaha adalah tanggung jawab, yakni kesediaan mereka untuk memikul secara pribadi kesuksesan maupun kegagalan yang dialami oleh institusi di mana mereka bekerja. Keempat, dorongan untuk memperdalam pengetahuan tentang tujuan-tujuan konkret suatu kegiatan yang diperlukan dalam rangka penyusunan target. Kelima, pengusaha dengan Need for Achievement biasanya memiliki naluri dan kapabilitas untuk rencana jangka panjang dan cara mengorganisasi perusahaan yang dipimpinnya. Dalam hal ini Mc Clelland mencoba menjelaskan bahwa suatu lingkungan psikologis yang mempengaruhi perilaku individu untuk melalukan kegiatan-kegiatan yang bemuara pada akulumuas kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi. 

             Dalam dunia bisnis yang kompetitif dan penuh ketidakpastian, need for achievement menjadi kunci utama dalam membangun bisnis yang sukses. - Motivasi untuk Berinovasi: Entrepreneur dengan nAff tinggi cenderung lebih inovatif dan kreatif dalam membangun bisnis mereka. Mereka selalu mencari cara baru untuk meningkatkan produk atau layanan mereka dan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif. (Schumpeter, 1934) - 
           Dunia bisnis penuh dengan tantangan, mulai dari persaingan ketat hingga perubahan pasar yang cepat. Entrepreneur dengan nAff tinggi lebih siap untuk menghadapi tantangan dan mengatasi hambatan yang muncul dalam perjalanan mereka. Mereka tidak mudah menyerah dan selalu berusaha untuk menemukan solusi. (Kirzner, 1973) - Komitmen untuk Berhasil: Entrepreneur dengan nAff tinggi memiliki komitmen yang kuat untuk mencapai tujuan mereka. Mereka tidak mudah puas dan selalu berusaha untuk mencapai hasil yang terbaik, bahkan ketika menghadapi kesulitan. (Mintzberg, 1973) Need for achievement bukanlah bakat bawaan, melainkan sebuah karakter yang dapat dibentuk dan dikembangkan melalui berbagai cara: - 
  • Tetapkan tujuan yang menantang: Tetapkan tujuan yang menantang namun realistis. Ini akan memberikan dorongan untuk terus berkembang dan mencapai hasil yang lebih baik. - 
  • Belajar dari Kegagalan: Jangan takut untuk gagal. Setiap kegagalan adalah kesempatan untuk belajar dan berkembang. 
  • Bergaul dengan Orang-orang Sukses: Bergaul dengan orang-orang yang sukses dapat menginspirasi dan memotivasi Anda untuk mencapai tujuan Anda. 
Contoh: Ruben dalam The Crocodile River Dalam novel The Crocodile River (Harper, 1984), tokoh Ruben menunjukkan contoh nyata dari need for achievement. Ruben, seorang pengusaha muda, mampu fokus pada tujuannya membangun bisnis yang sukses, meskipun dihadapkan pada berbagai permasalahan sepele di sekitarnya. Ia tidak terpengaruh oleh drama dan konflik yang terjadi di sekitarnya, dan tetap fokus pada tujuan utamanya.

Daftar Pustaka 
Schumpeter, J. A. (1934). The theory of economic development: An inquiry into profits, capital, credit, interest, and the business cycle. Harvard University Press. 

Kirzner, I. M. (1973). Competition and entrepreneurship. University of Chicago Press. 

Mintzberg, H. (1973). The nature of managerial work. Harper & Row. - Harper, M. (1984). The Crocodile River. London: Penguin Books.