Sabtu, 28 Desember 2024

UAS_PSIKOLOGI INOVASI_Pentingnya Need for Achievement (nAff) dalam Karakteristik Entrepreneur: Permasalahan dan Solusi

 

Pentingnya Need for Achievement (nAff) dalam Karakteristik Entrepreneur: Permasalahan dan Solusi

Psikologi Inovasi Essay Ujian Akhir Semester

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta MA


NAMA

Bastian Jan Bona Tua Siringoringo

NIM

22310410069

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

 

Karakteristik utama yang membedakan seorang entrepreneur sukses dari individu lainnya adalah semangat untuk berprestasi, yang dikenal sebagai need for achievement atau nAff. Konsep ini menekankan dorongan individu untuk mencapai tujuan yang menantang dan melampaui kemampuan dirinya. Gregor McDouglas, dalam penelitiannya di India, menyatakan bahwa individu dengan nAff tinggi cenderung termotivasi untuk berbuat lebih baik, terutama jika tujuan yang ditetapkan menuntut usaha ekstra. Sebaliknya, jika tujuan terlalu mudah atau tidak menantang, motivasi mereka akan menurun karena merasa kurang tertantang. Artikel ini akan membahas pentingnya nAff bagi entrepreneur, tantangan yang dihadapi dalam pengembangannya, serta solusi untuk memperkuat nAff.

Meskipun nAff menjadi salah satu elemen penting dalam keberhasilan seorang entrepreneur, banyak individu yang tidak menyadari pentingnya karakteristik ini. Hal ini terlihat dari kecenderungan sebagian mahasiswa atau calon entrepreneur yang lebih sering terjebak pada permasalahan sepele dan tidak relevan dengan tujuan utama mereka. Kasus Ruben dalam The Crocodile River (Harper, 1984) menggambarkan contoh yang relevan. Ruben, seorang tokoh dalam cerita, mampu mengesampingkan masalah kecil seperti konflik personal dengan pengusaha lain dan lebih fokus pada pengembangan bisnisnya. Namun, banyak individu justru teralihkan oleh hal-hal kecil yang tidak memberikan nilai tambah pada usaha mereka.

Selain itu, tantangan lain adalah kurangnya lingkungan yang mendukung pengembangan nAff. Individu yang tidak terbiasa berinteraksi dengan orang-orang berkualitas atau lingkungan yang kompetitif cenderung kesulitan untuk mengembangkan semangat berprestasi. Hal ini diperparah oleh kurangnya kebiasaan menuliskan hal-hal positif dan kompetitif yang dapat meningkatkan kesadaran diri terhadap pencapaian tujuan.

Untuk mengatasi tantangan ini, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk memperkuat nAff, terutama bagi mahasiswa atau calon entrepreneur. Pertama, penting untuk membangun kebiasaan menuliskan hal-hal positif dan kompetitif. Kebiasaan ini membantu individu mengarahkan pikirannya pada tujuan yang menantang dan meningkatkan motivasi internal. Misalnya, mencatat pencapaian kecil setiap hari atau merumuskan strategi untuk mengatasi hambatan dalam bisnis dapat menjadi cara efektif untuk melatih nAff.

Kedua, lingkungan yang mendukung sangat berperan dalam pengembangan nAff. Bergaul dengan individu yang memiliki kualitas baik dan fokus pada kemajuan perusahaan, seperti yang disarankan McDouglas, akan mendorong individu untuk meniru perilaku positif tersebut. Lingkungan yang kompetitif juga memacu individu untuk terus meningkatkan kemampuan mereka dan menetapkan tujuan yang lebih tinggi.

Ketiga, penting untuk mengadopsi pola pikir seperti yang dilakukan Ruben dalam The Crocodile River. Ruben menunjukkan bahwa fokus pada tujuan utama dan mengabaikan permasalahan kecil yang tidak relevan dapat meningkatkan produktivitas dan keberhasilan. Mahasiswa atau calon entrepreneur dapat belajar untuk memprioritaskan masalah yang relevan dengan bisnis mereka dan mengesampingkan gangguan yang tidak signifikan.

Karakteristik nAff adalah elemen kunci dalam keberhasilan seorang entrepreneur. Namun, pengembangannya seringkali terhambat oleh kurangnya kesadaran, lingkungan yang kurang mendukung, dan kecenderungan untuk teralihkan oleh hal-hal kecil. Untuk mengatasi tantangan ini, mahasiswa atau calon entrepreneur perlu membangun kebiasaan positif, berinteraksi dengan lingkungan yang kompetitif, dan fokus pada tujuan utama. Dengan menerapkan strategi ini, nAff dapat dilatih dan diperkuat, sehingga individu dapat mencapai tujuan yang menantang dan meningkatkan kesuksesan dalam bisnis.

 

Daftar Pustaka

Budianto, E. (1999). Moral industri: Laporan dan renungan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Harper, M. (1984). Entrepreneur for the poor. London: Intermediate Technology Publications in association with GTZ (German Agency for Technical Co-operation).


0 komentar:

Posting Komentar