Sabtu, 28 Desember 2024

UAS_Psi.Inovasi: Nazarudin Latif / 22310410082

 PSIKOLOGI INOVASI

DOSEN PENGAMPU: Dt., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA.



NAZARUDIN LATIF

22310410082

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA

DESEMBER/2024

Karakteristik yang paling menonjol dari seorang entrepreneur adalah semangatnya untuk berprestasi atau needfor achievement yang biasa disebut dengan n Aff. Artinya individu terdorong untuk berbuat sebaik mungkin untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Tujuan itu harus setingkat lebih tinggi daripada kemampuannya, sehingga individu terpacu untuk mencapainya. Bila tujuan itu terlalu mudah atau kurang begitu menggunakan kemampuannya maka individu menjadi kurang bersemangat. Ini karena individu merasa kurang tertantang. Jadi yang terpenting bagi seorang entrepreneur adalah pencapaian suatu tujuan yang menantang kemampuannya. Konsep yang sangat terkenal ini dikemukakan oleh Gregor McDouglas dari Harvard University, ketika ia sedang melakukan penelitian untuk desertasinya di India. Selanjutnya, menurut Gregor McDouglas tersebut, nAff tersebut sebenarnya bisa dilatih. Caranya adalah dengan sering-sering menulis hal-hal positif dan sifatnya kompetitif pada berbagai hal. Selain itu, sering-seringlah bergaul dengan orang yang kualitasnya bagus dan peduli pada kemajuan perusahaan. Ini terjadi misalnya pada kasus The Crocodile River (Harper, 1984), pada tokoh bernama Ruben. Tokoh tersebut mampu mengesampingkan permasalahan-permasalahan sepele yang sekiranya tidak relevan dengan perusahaan. Permasalahan-permasalahan sepele itu misalnya membantu Lorena yang tersakiti oleh Atong, pengusaha persewaan perahu. Permasalahan itu tidak ia perhatikan dan ia justru fokus pada perusahaannya sendiri. Singkat kata, untuk memperkuat need for achievement atau nAff, maka mahasiswa hendaknya bisa meniru perbuatan Ruben, mengatakan hal-hal positif di sekitarnya. Apa komentar Anda?

Jawab : 

Pentingnya nAff bagi Mahasiswa dan Entrepreneur

• Need for achievement (nAff) merupakan konsep psikologis yang sangat penting dalam konteks kewirausahaan dan pengembangan diri mahasiswa. Konsep ini merujuk pada keinginan individu untuk mencapai keunggulan dan menyelesaikan tujuan-tujuan yang menantang. Dalam dunia kewirausahaan dan pendidikan tinggi, nAff memiliki peran yang sangat signifikan:
• Motivasi Intrinsik: nAff menjadi pendorong utama bagi wirausahawan dan mahasiswa untuk berinovasi dan mencapai keunggulan. Individu dengan nAff tinggi cenderung memiliki motivasi intrinsik yang kuat untuk mencapai kesuksesan dalam usaha dan studi mereka.
• Pengambilan Risiko Terukur: Wirausahawan dan mahasiswa dengan nAff tinggi cenderung lebih berani mengambil risiko yang terukur. Mereka tidak takut menghadapi tantangan dan mampu mengevaluasi potensi risiko dan manfaat dari keputusan mereka.
• Ketekunan: nAff mendorong individu untuk tetap gigih dalam menghadapi rintangan. Mereka memiliki daya tahan yang lebih tinggi dalam menghadapi kesulitan dan kegagalan, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari perjalanan kewirausahaan dan akademik.
• Penetapan Standar Tinggi: Individu dengan nAff tinggi cenderung menetapkan standar yang tinggi bagi diri mereka sendiri. Hal ini mendorong mereka untuk terus meningkatkan kualitas dan kinerja dalam bisnis atau studi mereka.
• Dampak pada Kinerja: Studi menunjukkan bahwa keterampilan kewirausahaan, yang sering ditingkatkan oleh nAff yang tinggi, memiliki dampak signifikan terhadap kinerja bisnis, pertumbuhan, dan profitabilitas. Bagi mahasiswa, nAff yang tinggi dapat mendorong prestasi akademik dan persiapan karir yang lebih baik.

Permasalahan dalam Penerapan nAff

• Variabilitas Budaya: nAff mungkin tidak sama pentingnya atau dihargai dalam budaya kolektivis dibandingkan dengan budaya individualis. Hal ini dapat mempengaruhi bagaimana nAff dipersepsikan dan diterapkan dalam lingkungan kewirausahaan yang beragam.
• Perubahan Lanskap Ekonomi: Lingkungan kewirausahaan modern yang dinamis membutuhkan adaptabilitas dan inovasi, yang mungkin tidak selalu sejalan dengan ukuran pencapaian tradisional. Wirausahawan saat ini mungkin lebih memprioritaskan fleksibilitas dan ketahanan daripada metrik pencapaian konvensional.
• Penekanan Berlebihan pada Pencapaian Individu: Konsep nAff tradisional berfokus pada kesuksesan individu, yang dapat mengabaikan pentingnya kerja tim dan kolaborasi dalam kewirausahaan modern.
• Faktor Psikologis dan Sosial: Tekanan untuk berprestasi dapat menyebabkan stres dan kelelahan, terutama dalam lingkungan kewirausahaan yang berisiko tinggi. Beban psikologis ini dapat menjadi tantangan signifikan, karena dorongan untuk berprestasi mungkin mengorbankan kesehatan mental dan keseimbangan kehidupan-kerja.
• Kritik dari Ekonomi Perilaku: Para ekonom perilaku berpendapat bahwa konsep nAff tidak sepenuhnya memperhitungkan perilaku irasional dan bias kognitif yang mempengaruhi keputusan kewirausahaan.
• Definisi Kesuksesan yang Berubah: Dalam konteks modern, kesuksesan didefinisikan ulang melampaui pencapaian finansial dan material untuk mencakup dampak sosial dan keberlanjutan. Definisi kesuksesan yang lebih luas ini menantang fokus nAff tradisional pada pencapaian pribadi dan finansial.

Solusi dan Metode Peningkatan nAff

• Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan: Menyediakan pendidikan dan pelatihan formal dalam kewirausahaan dapat secara signifikan meningkatkan nAff di kalangan mahasiswa. Ini termasuk mengintegrasikan kursus kewirausahaan ke dalam kurikulum dan menawarkan lokakarya serta seminar yang berfokus pada keterampilan dan pola pikir kewirausahaan.
• Mentorship dan Role Model: Paparan terhadap wirausahawan sukses dan program mentoring dapat menginspirasi mahasiswa dan wirausahawan untuk mengembangkan kebutuhan berprestasi yang lebih kuat. Belajar dari pengalaman dan tantangan yang dihadapi oleh wirausahawan mapan dapat memotivasi individu untuk menetapkan tujuan yang lebih tinggi dan berusaha mencapainya.
• Akses ke Sumber Daya dan Sistem Pendukung: Memastikan bahwa mahasiswa dan wirausahawan memiliki akses ke sumber daya yang diperlukan, seperti pendanaan, jaringan, dan dukungan pengembangan bisnis, dapat menciptakan lingkungan yang kondusif untuk meningkatkan nAff.
• Pengalaman Praktis dan Belajar dengan Melakukan: Melibatkan mahasiswa dalam pengalaman praktis, seperti magang, pembelajaran berbasis proyek, dan tantangan bisnis dunia nyata, dapat meningkatkan kebutuhan mereka untuk berprestasi.
• Pelatihan Business Model Canvas: Program pelatihan khusus, seperti yang berfokus pada Business Model Canvas, dapat membantu mahasiswa dan wirausahawan memahami dan mengembangkan ide bisnis mereka secara efektif.
• Menciptakan Lingkungan Kompetitif: Mendorong semangat kompetitif melalui kompetisi rencana bisnis, hackathon, dan kontes kewirausahaan lainnya dapat merangsang kebutuhan untuk berprestasi.
• Pendekatan Holistik: Mengembangkan pendekatan yang lebih holistik terhadap motivasi kewirausahaan yang mempertimbangkan faktor-faktor budaya, psikologis, dan sosial. Ini dapat mencakup pelatihan kesadaran diri, manajemen stres, dan keterampilan interpersonal.

Integrasi Teknologi: Memanfaatkan teknologi dan metode pembelajaran baru untuk meningkatkan nAff secara lebih efektif. Ini bisa termasuk penggunaan simulasi bisnis, realitas virtual, atau platform pembelajaran online yang interaktif.

Penelitian Berkelanjutan: Melakukan penelitian lebih lanjut tentang cara-cara inovatif untuk meningkatkan nAff dalam konteks pendidikan tinggi dan kewirausahaan. Ini dapat mencakup studi longitudinal tentang dampak program pengembangan nAff terhadap kesuksesan kewirausahaan jangka panjang.

Kesimpulan

Need for achievement (nAff) memainkan peran krusial dalam pengembangan kewirausahaan dan motivasi mahasiswa. Meskipun menghadapi beberapa tantangan dalam penerapannya di era modern, nAff tetap menjadi konsep yang sangat relevan. Dengan menerapkan metode-metode yang telah diidentifikasi dan mengadopsi pendekatan yang lebih holistik, institusi pendidikan dan program kewirausahaan dapat secara efektif meningkatkan nAff di kalangan mahasiswa dan wirausahawan.

Penting untuk diingat bahwa meskipun nAff adalah faktor penting dalam kesuksesan kewirausahaan dan akademik, ini bukanlah satu-satunya faktor. Pendekatan yang seimbang yang mempertimbangkan berbagai aspek pengembangan pribadi dan profesional akan memberikan hasil terbaik dalam mempersiapkan mahasiswa dan wirausahawan untuk menghadapi tantangan dunia nyata.

Daftar Pustaka

Harper, M. (1984). The Crocodile River. [Sumber tidak tersedia dalam hasil pencarian]

McClelland, D. C. (1961). The Achieving Society. Princeton, NJ: Van Nostrand.

McGregor, D. (1960). The Human Side of Enterprise. New York: McGraw-Hill.

Osterwalder, A., & Pigneur, Y. (2010). Business Model Generation: A Handbook for Visionaries, Game Changers, and Challengers. John Wiley & Sons.

Rauch, A., & Frese, M. (2007). Let's put the person back into entrepreneurship research: A meta-analysis on the relationship between business owners' personality traits, business creation, and success. European Journal of Work and Organizational Psychology, 16(4), 353-385.

Shane, S., & Venkataraman, S. (2000). The promise of entrepreneurship as a field of research. Academy of Management Review, 25(1), 217-226.

Zhao, H., Seibert, S. E., & Lumpkin, G. T. (2010). The relationship of personality to entrepreneurial intentions and performance: A meta-analytic review. Journal of Management, 36(2), 381-404.

0 komentar:

Posting Komentar