Sabtu, 28 Desember 2024

UAS_Psi.Inovasi : Afini Musyarofah Jundi / 22310410113

PENGARUH NEED FOR ACHIEVEMENT TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI MAHASISWA

ESAI : UJIAN AKHIR SEMESTER

PSIKOLOGI INOVASI

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, MA



Oleh : Afini Musyarofah Jundi (22310410113)


Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

Desember 2024


Setiap orang pasti memiliki keinginan untuk meraih sebuah prestasi tak terkecuali mahasiswa, berbagai macam carapun akan digunakan untuk memenuhi keinginannya tersebut. Semakin tinggi keinginan untuk berprestasi maka akan semakin keras pula usaha yang dilakukan untuk mewujudkannya. Keinginan mahasiswa tersebut tentunya tidak lepas dari motivasi yang terdapat dalam dirinya sehingga ia mau bergerak melakukan sesuatu terlebih dalam upaya mencapai prestasi yang diinginkan. 

Motivasi terdiri dari beberapa konsep, seperti kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan berafiliasi, kebiasaan, dan keingintahuan seseorang terhadap sesuatu. Dalam hal ini McClelland mengembangkan suatu bentuk motivasi yaitu motivasi berprestasi (Need for Achievment). Motivasi berprestasi ini merupakan kebutuhan yang diperoleh dari kecil dan terus berkembang hingga menginjak usia dewasa. Motivasi berprestasi pada seseorang memiliki peranan penting dalam menumbuhkan sikap yang positif bagi manusia, karena jika ia sudah termotivasi untuk mendapatkan suatu prestasi tertentu, maka ia akan selalu menerima dengan senang respon atau nasihat dan saran tentang cara-cara yang bisa dilakukan agar dapat meningkatkan prestasinya. Sehingga need of achievement ini dapat terus dikembangkan individu melalui berbagai latihan dan usaha.

Kebutuhan berprestasi atau need for achievement merupakan keinginan untuk menyelesaikan suatu tugas dengan sasaran secara lebih efektif. Menurut McCelland need for achievement ialah suatu usaha yang dilakukan untuk menjadi lebih baik, menjadi sukses dan merasa berkompeten. Menurutnya need for achievement akan memberikan energi yang positif untuk bertindak atau berperilaku dengan percaya diri sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi. (Grifffin & Moorhead, 2013) juga menyebutkan bahwa seseorang yang need for achievement nya tinggi cenderung akan menetapkan suatu sasaran yang cukup sulit dan mengambil keputusan yang lebih beresiko.

Sumber munculnya motivasi atau keinginan berprestasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu motivasi Instrinsik dan motivasi Ekstrinsik. Motivasi Instrinsik merupakan motivasi yang bersumber dan muncul dari dalam diri. Artinya, kebutuhan dan keinginan individu akan menambah motivasi dalam dirinya, karena kekuatan-kekuatan ini akan mempengaruhinya dan menentukan pikiran serta minatnya, yang kemudian akan membimbingnya melakukan sesuatu. Misalnya, jika mahasiswa mengharapkan nilai A pada mata kuliah tertentu, maka ia harus memiliki minat yang tinggi terhadap mata kuliah tersebut yang tercermin dari perilakunya seperti memperhatikan penjelasan dosen, membuat catatan atau ringkasan, mengerjakan semua tugas dengan baik, antusias dalam pembelajaran, banyak membaca dan lain sebagainya. Sedangkan untuk motivasi Ekstrinsik ialah motivasi yang timbul karena adanya rangsangan dari luar individu, misalnya mahasiswa tertarik mengikuti perlombaan karena ingin mendapatkan poin plus pada suatu mata kuliah. Maka keinginan mendapat poin plus inilah yang merupakan faktor yang berasal dari luar individu.

Terkait dengan kebutuhan, Douglas MC Gregor dalam (Robbins, 1996 ; Handayaningrat,1995) juga memberikan penjelasan tentang teori X dan Y bahwa pada dasarnya manusia itu memiliki sisi positif dan negatif yang hanya salah satunya paling menonjol, apakah yang X atau Y. 

Teori X menganggap bahwa individu atau manusia dalam sebuah organisasi tidak menyukai pekerjaan, mereka akan malas dan bekerja dengan “terpaksa” karena adanya tuntutan kebutuhan yang harus dipenuhi dan tidak bisa diabaikan. Agar tujuan organisai dapat tercapai mereka harus diiming-imingi, dipaksa, bahkan harus diancam dengan punishmen. Teori X tersebut menggagap bahwa orang itu tidak suka bekerja, malas, sebisa mungkin menghindarinya, tidak jujur, tidak mau bertanggung jawab, lebih suka “cari aman”, tidak kreatif, ambisinya rendah, dan tidak mementingkan pekerjaan.

Sedangkan teori Y memberikan pemahaman bahwa manusia sebagai bagian dari anggota organisasi bersedia memberikan yang terbaik, bersedia sanggup mengorbankan dirinya, waktunya, tenaganya, keahlian dan keterampilannya demi tujuan organisasi. Teori ini menganggap bahwa orang itu rajin, suka bekerja keras, jujur, bertanggung jawab, kreatif, inovatif dan memiliki ambisi yang tinggi untuk berprestasi sehingga ia memiliki peluang serta kesempatan untuk berkembang dan bertumbuh.

Oleh karena itu, mahasiswa perlu menerapkan teori Y agar terbentuk dalam dirinya kebutuhan berprestasi yang tinggi, karena jika keinginannya kuat maka ia akan melakukan berbagai upaya untuk mewujudkannya.

Daftar Pustaka:

Handayaningrat, Soewarno (1995). Pengantar Studi Administrasi dan Manajemen. Jakarta : PT Toko Gunung Agung

McClelland, David C. dan Eric W Johnson. (2004). Learning to Achieve. Glenview, Illinois: Scotti. Foresman & Co

Moorhead, G. & Griffin, R.W. (2013). Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat

Primandaru, Noormalita. (2017). Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada Minat Berwirausaha Mahasiswa. Jurnal Economia. https://media.neliti.com/media/publications/76525-ID-analisis-faktor-faktor-yang-berpengaruh.pdf 

Robbins, Stephen P. (1996). Perilaku Organisasi. Konsep, kontroversi, aplikasi. Jakarta : PT Prenhalindo.

Uno, Hamzah B. (2008). Teori Motivasi & Pengukurannya: Kajian & Analisis Di Bidang Pendidikan.


0 komentar:

Posting Komentar