“PERAN NEED FOR ACHIEVEMENT DALAM MENDORONG KEWIRAUSAHAAN YANG SUKSES”
PSIKOLOGI INOVASI
ESSAY UJIAN AKHIR SEMESTER
DOSEN PENGAMPU : Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA.
ILMA PUTRI ANDRIASIH
22310410059
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
DESEMBER 2024
Komentar saya sebagai salah satu mahasiswa menurut saya adalah pernyataan mengenai need for achievement dalam konteks kewirausahaan menyoroti pentingnya motivasi dan tujuan yang menantang bagi seorang entrepreneur. Konsep ini, yang diperkenalkan oleh Gregor McDouglas, menunjukkan bahwa individu yang memiliki need for achievement tinggi cenderung berusaha lebih keras untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi dari kemampuan mereka. Tujuan tersebut harus cukup menantang agar individu tetap termotivasi. Menurut McClelland, individu dengan need for achievement tinggi akan memilih tugas yang menantang dan memberikan umpan balik yang jelas mengenai kinerja mereka. Ini menunjukkan bahwa need for achievement tidak hanya mempengaruhi hasil akhir tetapi juga proses pembelajaran dan pengembangan keterampilan individu dalam kewirausahaan.
Need for achievement merupakan dorongan intrinsik yang mendorong individu untuk mencapai standar tertentu dan berjuang untuk kesuksesan. Individu dengan karakteristik ini biasanya memiliki keinginan kuat untuk mengatasi tantangan dan mencapai hasil yang lebih baik. Mereka cenderung mengambil risiko yang terukur dan berusaha untuk meningkatkan diri secara terus-menerus. Hal ini sejalan dengan teori motivasi yang menyatakan bahwa tantangan yang tepat dapat meningkatkan kinerja dan kepuasan individu, karena mereka merasa terdorong untuk berprestasi.
McDouglas juga menekankan bahwa need for achievement dapat dilatih melalui berbagai cara, seperti menciptakan lingkungan positif dan kompetitif serta bergaul dengan orang-orang yang berkualitas. Hal ini relevan dalam konteks pendidikan kewirausahaan, di mana mahasiswa didorong untuk mengembangkan sikap positif dan keterampilan melalui pengalaman praktis dan interaksi sosial. Penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa dengan need for achievement tinggi memiliki niat berwirausaha yang lebih besar dan kemampuan yang lebih baik dalam mengelola usaha mereka.
Dalam contoh Ruben dari kasus The Crocodile River, kita melihat bagaimana fokus pada tujuan utama dapat mengesampingkan masalah sepele yang tidak relevan. Pendekatan ini mencerminkan sikap seorang entrepreneur sejati, di mana mereka mampu memprioritaskan tujuan jangka panjang daripada terjebak dalam masalah sehari-hari. Ini menunjukkan bahwa ketahanan mental dan kemampuan untuk tetap fokus pada visi adalah kunci keberhasilan dalam dunia kewirausahaan.
Pendidikan kewirausahaan harus memfokuskan pada pengembangan need for achievement di kalangan mahasiswa. Dengan menciptakan suasana belajar yang mendukung, di mana mahasiswa didorong untuk menetapkan tujuan ambisius dan bekerja sama dengan individu berkualitas, institusi pendidikan dapat membantu membentuk generasi wirausaha yang lebih kompeten. Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara need for achievement dan minat berwirausaha, serta pengembangan keterampilan kewirausahaan.
Secara keseluruhan, need for achievement memainkan peran penting dalam membentuk karakteristik seorang entrepreneur. Dengan memahami pentingnya menetapkan tujuan yang menantang dan melatih diri untuk mencapainya, individu dapat meningkatkan peluang mereka untuk sukses dalam dunia kewirausahaan. Institusi pendidikan perlu mengambil langkah proaktif untuk mengintegrasikan pelatihan need for achievement dalam kurikulum mereka, sehingga dapat menghasilkan wirausahawan yang tidak hanya kompeten tetapi juga berorientasi pada pencapaian.
Daftar Pustaka
Musdalifah, M., Marlina, S., & Sengo, A. (2024). PENGARUH NEED FOR ACHIEVEMENT TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS PATOMPO. Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP), 7(3), 9524-9529.
Pagehgiri, J. (2016). Membangun Intensi Berwirausaha Melalui Adversity Quotient, Self Efficacy, Dan Need For Achievement. Jurnal Teknik Gradien, 8(2), 182-198.
0 komentar:
Posting Komentar