Sabtu, 28 Desember 2024

ESSAY_UJIAN_AKHIR_SEMESTER_PSIKOLOGI_INOVASI

 

Nama : Endy Zhuans Saputra

Nim    : 22310410071

Dosen Pengampu   : Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A

Kelas   : Reguler




Analisis Kritis tentang Need for Achievement dalam Konteks Kewirausahaan: Perspektif Keseimbangan Bisnis dan Etika

Need for Achievement (n-Ach) memang merupakan karakteristik penting bagi seorang entrepreneur, namun penerapannya perlu ditinjau secara lebih komprehensif dan seimbang. Meskipun Gregor McClelland (bukan McDouglas) dari Harvard University menekankan pentingnya n-Ach dalam kewirausahaan, interpretasi yang terlalu sempit dapat menimbulkan permasalahan etis dalam praktik bisnis.

Permasalahan utama yang muncul dari kasus The Crocodile River adalah bagaimana tokoh Ruben mengesampingkan masalah yang dianggap "sepele" demi fokus pada kemajuan perusahaan. Meskipun fokus pada tujuan bisnis itu penting, namun mengabaikan masalah etika dan kemanusiaan seperti ketidakadilan yang dialami Lorena dapat menciptakan lingkungan bisnis yang tidak sehat. Pendekatan ini berpotensi menciptakan kultur bisnis yang mengabaikan tanggung jawab sosial dan nilai-nilai kemanusiaan.Dalam konteks modern, konsep n-Ach perlu dipahami secara lebih holistik. Pencapaian prestasi bisnis seharusnya tidak dipisahkan dari tanggung jawab sosial dan etika. Beberapa solusi yang dapat diterapkan antara lain:

yaitu mengembangkan konsep "conscious entrepreneurship" atau kewirausahaan yang sadar, di mana prestasi bisnis diimbangi dengan kepekaan sosial. Entrepreneur modern perlu memahami bahwa kesuksesan bisnis berkelanjutan justru dapat dicapai dengan memperhatikan kepentingan semua pemangku kepentingan.Kemudian memodifikasi pendekatan pengembangan n-Ach dengan memasukkan elemen kepemimpinan etis. Selain menulis hal-hal positif dan bergaul dengan orang-orang berkualitas seperti yang disarankan McClelland, entrepreneur juga perlu mengembangkan sensitivitas terhadap isu-isu sosial dan etika.lalu, menciptakan sistem pengukuran kinerja yang tidak hanya berbasis profit, tetapi juga mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan. Ini akan mendorong entrepreneur untuk tidak mengabaikan masalah-masalah yang dianggap "sepele" namun memiliki implikasi sosial penting.

Dalam era modern, kesuksesan bisnis tidak lagi diukur semata-mata dari pencapaian finansial. Konsep triple bottom line (profit, people, planet) telah menjadi standar baru dalam menilai keberhasilan seorang entrepreneur. Kasus Ruben dalam The Crocodile River, jika dilihat dari perspektif modern, justru menunjukkan kelemahan dalam kepemimpinan bisnis yang berkelanjutan.Oleh karena itu, mahasiswa yang ingin mengembangkan jiwa kewirausahaan perlu mengadopsi pemahaman yang lebih komprehensif tentang n-Ach. Fokus pada pencapaian tujuan bisnis tetap penting, namun harus diimbangi dengan kepekaan sosial dan etika bisnis yang kuat. Entrepreneur modern yang sukses adalah mereka yang mampu mencapai keseimbangan antara prestasi bisnis dan tanggung jawab sosial.

McClelland, D.C. (1961). The Achieving Society. Princeton, NJ: Van Nostrand.

Harper, M. (1984). Small Business in the Third World. John Wiley & Sons.

Carroll, A.B. & Buchholtz, A.K. (2020). Business and Society: Ethics, Sustainability, and Stakeholder Management. Cengage Learning.

Elkington, J. (1997). Cannibals with Forks: The Triple Bottom Line of 21st Century Business. Capstone.

Freeman, R.E. (2010). Strategic Management: A Stakeholder Approach. Cambridge University Press.


0 komentar:

Posting Komentar