Nama : Depen Telenggen
Nim : 22310410128
Mata
Kuliah : Psikologi Inovasi
Dosen Pengampu
: Dr., Dra. Arundati Shinta, MA.
Kegiatan
Human Relations telah terjadi sejak manusia terdiri dari lebih dari satu orang.
Hal ini juga berarti bahwa human relations merupakan suatu gejala sosial yang
hampir setua dengan hidup bermasyarakat. Sasaran material dari human relations
adalah manusia dalam kehidupan bermasyarakat, sedangkan sasaran formilnya
mencakup ruang lingkup hubungan antar manusia. Di dalam konsep ilmu pengetahuan
disiplin ilmiah human relations termasuk dalam lingkungan ilmu-ilmu sosial dan
mengalami perkembangan di bidang sosiologi, ilmu jiwa sosial, ilmu politik, dan
manajemen. Perkembangannya maju dengan pesat setelah perang dunia kedua
berakhir sejalan dengan perkembangan organisasi lembaga, perusahaan dan
industri-industri raksasa maupun dalam lembaga pemerintahan yang menggunakan
teknik manajemen yang akurat serta tepat guna. Berdasarkan dengan latar
belakang tersebut maka tidaklah mengherankan apabila kegiatan human relations
banyak dikembangkan dalam dunia lembaga, perusahaan, industri, pemerintah
maupun bisnis dan public administration.
faktor
kesehatan (hygienes) yang juga
disebut disatisfier atau ekstrinsic motivation. Factorintrinsik yaitu daya
dorong yang timbul dari dalam diri masing-masing orang, dan faktor ekstrinsik
yaitu daya dorong yang datang dari luar diri seseorang, terutama dari
organisasi tempatnya bekerja. Jadi karyawan yang terdorong secara intrinsik
akan menyenangi pekerjaan yang memungkinnya menggunakan kreaktivitas dan
inovasinya, bekerja dengan tingkat otonomi yang tinggi dan tidak perlu diawasi dengan
ketat. Kepuasan disini tidak terutama dikaitkan dengan perolehan hal-hal yang
bersifat materi. Sebaliknya, mereka yang lebih terdorong oleh faktor ekstrinsik
cenderung melihat kepada apa yang diberikan oleh organisasi kepada mereka dan
kinerjanya diarahkan kepada perolehan hal-hal yang diinginkannya dari
organisasi (dalam Sondang, 2002: 107).
Konsep
Teori Kebutuhan McClelland Teori kebutuhan McClelland menyatakan bahwa
pencapaian, kekuasaan/ kekuatan dan hubungan merupakan tiga kebutuhan penting
yang dapat membantu menjelaskan motivasi. Kebutuhan pencapaian merupakan
dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, dan berjuang untuk berhasil.
Kebutuhan kekuatan dapat membuat orang lain berperilaku sedemikian rupa
sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya, dan kebutuhan hubungan
merupakan keinginan antarpersonal yang ramah dan akrab dalam lingkungan
organisasi.
Bagaimana
Kebutuhan-kebutuhan ini mempengaruhi Perilaku?
McClelland
menjelaskan bahwa setiap individu memiliki dorongan yang kuat untuk berhasil.
Dorongan ini mengarahkan individu untuk berjuang lebih keras untuk memperoleh
pencapaian pribadi ketimbang memperoleh penghargaan. Hal ini kemudian
menyebabkan ia melakukan sesuatu yang lebih efisien dibandingkan sebelumnya.
Kebutuhan
ini ditandai dengan memiliki motif yang tinggi untuk persahabatan, lebih
menyukai situasi kooperatif (dibandingkan kompetitif), dan menginginkan
hubungan” yang melibatkan tingkat
pengertian mutual yang tinggi.
afiliasi
(n-Aff) memiliki keterkaitan dengan keberhasilan manajerial yang baik. Seorang
manajer yang berhasil memiliki n-Pow tinggi dan n-Aff rendah. Meski demikian,
pegawai yang memiliki n-aff yang kuat yaitu kebutuhan akan afiliasi dapat
merusak objektivitas seorang manajer, karena kebutuhan mereka untuk disukai,
dan kondisiini mempengaruhi kemampuan pengambilan keputusan seorang manajer. Di
sisi lain, n-pow yang kuat atau kebutuhan untuk kekuasaan akan menghasilkan
etos kerja dan komitmen terhadap organisasi, dan individu dengan nPow tinggi
lebih tertarik dengan peran kepemimpinan dan memiliki kemungkinan untuk tidak
fleksibel pada kebutuhan bawahan. Dan terkakhir, orang n-achyang tinggi yaitu
motivasi pada pencapaian lebih berfokus pada prestasi atau hasil.
Seorang
wirausaha untuk melakukan inovasi atau pembaharuan perlu semangat dan aktif.
Mereka bisa bekerja dalam waktu yang panjang, misal 70 jam hingga 80 jam per
minggu. Bukan lama waktu yang penting, namun karena semangatnya mereka tahan
bekerja dalam waktu yang panjang. Bagi individu yang memiliki n-ach tinggi
tidak begitu tertarik pada pengakuan masyarakat atas sukses mereka, akan tetapi
mereka benar-benar memerlukan suatu cara untuk mengukur seberapa baik yang
telah dilakukan.
Dari
penelitiannya, McClelland menyimpulkan bahwa kepuasan prestasi berasal dari
pengambilan prakarsa untuk bertindak sehingga sukses, dan bukannya dari
pengakuan umum terhadap prestasi pribadi. Selain itu juga diperoleh kesimpulan
bahwa orang yang memiliki n-ach tinggi tidak begitu terpengaruh oleh imbalan
uang, mereka tertarik pada prestasi. Standar untuk mengukur sukses bagi
wirausaha adalah jelas, misal laba, besarnya pangsa pasar.
Daftar Pustaka
Buku : (Sa’diyah
El Adawiyah) HUMAN RELATIONS
0 komentar:
Posting Komentar