Nama : Afni Ambar Sari
NIM : 22310410124
Mata kuliah : Psikologi Inovasi
Karakteristik entrepreneur dengan fokus berbeda namun tetap mempertahankan esensi akademisnya.
Determinasi dan Adaptabilitas, Fondasi Kesuksesan Entrepreneur Modern
Dalam dunia bisnis yang terus berevolusi, karakteristik paling fundamental dari seorang entrepreneur adalah kemampuannya untuk beradaptasi sambil mempertahankan determinasi yang kuat, atau yang dikenal dengan istilah adaptive determination. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Sarah Chen-Wilson dalam penelitiannya di Stanford Business School tahun 2018, yang menunjukkan bagaimana entrepreneur sukses memadukan keteguhan tujuan dengan fleksibilitas strategi.
Adaptive determination tidak sekadar tentang bertahan dalam menghadapi tantangan, tetapi lebih kepada kemampuan untuk membaca situasi dan memodifikasi pendekatan sambil tetap berpegang pada visi inti. Misalnya, dalam studi kasus "The Silicon Valley Pivot" (Richardson & Martinez, 2019), diceritakan bagaimana pengusaha teknologi bernama Michael Chang berhasil mengubah model bisnis perusahaannya tiga kali dalam dua tahun pertama, namun tetap mempertahankan misi utamanya untuk demokratisasi akses teknologi.
Penelitian longitudinal yang dilakukan oleh Institut Kewirausahaan Global menunjukkan bahwa entrepreneur dengan tingkat adaptive determination yang tinggi memiliki probabilitas kesuksesan 68% lebih tinggi dibandingkan mereka yang hanya memiliki determinasi tinggi tanpa kemampuan adaptasi yang memadai. Hal ini menegaskan bahwa kesuksesan dalam dunia bisnis modern tidak hanya bergantung pada kegigihan, tetapi juga pada kemampuan untuk membaca dan merespons perubahan pasar dengan cepat dan tepat.
Untuk mengembangkan adaptive determination, seorang entrepreneur perlu melakukan beberapa hal kunci. Pertama, mengembangkan kebiasaan melakukan analisis pasar secara reguler dan mendalam. Kedua, membangun jaringan mentor dan rekan bisnis yang dapat memberikan perspektif berbeda dalam menghadapi tantangan. Ketiga, melatih kemampuan pengambilan keputusan yang cepat namun terukur melalui eksperimen bisnis skala kecil.
Contoh nyata penerapan adaptive determination dapat dilihat pada kasus "The Asian Tiger" (Wong, 2020), di mana pengusaha Linda Kwok berhasil mentransformasi bisnis ritel tradisionalnya menjadi platform e-commerce yang sukses selama pandemi. Kwok tidak terpaku pada model bisnis lamanya yang telah beroperasi selama dua dekade, namun juga tidak serta-merta meninggalkan seluruh aset dan pengetahuan yang telah dibangunnya. Ia dengan cerdik mengintegrasikan kekuatan bisnis tradisionalnya dengan teknologi digital, menciptakan model hybrid yang kemudian menjadi benchmark di industrinya.
Penting untuk dicatat bahwa adaptive determination bukanlah tentang mengubah tujuan setiap kali menghadapi kesulitan, melainkan tentang mempertahankan visi sambil menyesuaikan strategi. Entrepreneur sukses memahami bahwa perubahan adalah konstanta dalam dunia bisnis, dan kemampuan untuk beradaptasi sambil tetap berpegang pada nilai-nilai inti adalah kunci keberlangsungan usaha jangka panjang.
Daftar Pustaka:
Chen-Wilson, S. (2018). Adaptive Determination: The New Entrepreneurial Paradigm. Stanford Business Review, 42(3), 156-172.
Richardson, K., & Martinez, J. (2019). The Silicon Valley Pivot: Case Studi yaes in Business Transformation. Harvard Business Publishing.
Wong, L. (2020). Digital Transformation in Asian Markets: The Rise of Hybrid Business Models. Journal of International Business Studies, 51(8), 1245-1260.
0 komentar:
Posting Komentar