Sabtu, 28 Desember 2024

UAS_Psi.Inovasi : Thoriq Safrizal / 22310410084

 UJIAN AKHIR SEMESTER



Nama : Thoriq Safrizal

Nim : 22310410084

Matkul : Psikologi Inovasi

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundhati Shinta, MA.

Sebagai mahasiswa psikologi menurut saya Karakteristik utama seorang entrepreneur adalah semangat berprestasi atau need for achievement (nAff), yang mendorong individu untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi dari kemampuan mereka. Hal ini menjadi pendorong utama bagi para wirausaha untuk berinovasi dan berusaha keras dalam menjalankan bisnis. Namun, terdapat beberapa permasalahan yang dapat muncul terkait dengan nAff ini, serta solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasinya.

• Permasalahan yang Dihadapi Entrepreneur

1. Tantangan dalam Menetapkan Tujuan.

- Salah satu masalah utama adalah kesulitan dalam menetapkan tujuan yang cukup menantang namuntetap realistis. Jika tujuan terlalu tinggi, individu bisa merasa tertekan dan berpotensi mengalamikegagalan. Sebaliknya, jika tujuan terlalu rendah, semangat dan motivasi dapat menurun.

2. Keterbatasan Sumber Daya.

- Banyak entrepreneur menghadapi keterbatasan dalam hal sumber daya, baik itu finansial, manusia, maupun teknologi. Keterbatasan ini dapat menghambat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

3. Risiko Kegagalan.

- Ketakutan akan kegagalan sering kali menjadi penghalang bagi entrepreneur untuk mengambil langkah berani. Rasa takut ini bisa mengurangi keberanian untuk berinovasi dan mencoba hal baru.

4. Kurangnya Dukungan Sosial

- Lingkungan sosial yang tidak mendukung dapat mempengaruhi motivasi dan semangat seorang entrepreneur. Interaksi dengan individu berkualitas tinggi sangat penting untuk memperkuat nAff.

5. Manajemen Waktu dan Stres

- Mengelola waktu dan stres dalam menjalankan bisnis sering kali menjadi tantangan tersendiri. Tanpa manajemen yang baik, entrepreneur bisa merasa kewalahan, yang berdampak negatif pada produktivitas.

• Solusi untuk Mengatasi Permasalahan

1. Penetapan Tujuan SMART

- Untuk mengatasi tantangan dalam menetapkan tujuan, entrepreneur dapat menggunakan metode SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound). Dengan cara ini, tujuan yang ditetapkan akan lebih terarah dan realistis.

2. Pengembangan Jaringan dan Kolaborasi

- Membangun jaringan dengan profesional lain di bidang yang sama atau berbeda dapat membantu entrepreneur mendapatkan sumber daya tambahan dan dukungan moral. Kolaborasi juga bisa membuka peluang baru yang sebelumnya tidak terpikirkan.

3. Mengadopsi Mentalitas Pembelajaran dari Kegagalan

- Mengubah perspektif terhadap kegagalan menjadi pelajaran berharga adalah kunci untuk mengatasi ketakutan tersebut. Entrepreneur harus melihat kegagalan sebagai bagian dari proses belajar yang akan membawa mereka menuju kesuksesan di masa depan.

4. Menciptakan Lingkungan Positif

- Bergaul dengan orang-orang yang memiliki kualitas baik dan positif sangat penting untuk memperkuat nAff. Lingkungan sosial yang mendukung dapat meningkatkan motivasi dan semangat kerja.

5. Manajemen Waktu yang Efektif

- Menggunakan teknik manajemen waktu seperti time blocking atau Pomodoro Technique dapat membantu entrepreneur lebih fokus dan produktif. Selain itu, penting juga untuk memberikan waktu istirahat agar tidak mengalami kelelahan mental.

6. Pelatihan dan Pengembangan Diri

- Mengikuti pelatihan atau kursus mengenai kewirausahaan, manajemen, atau bidang terkait lainnya dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan seorang entrepreneur. Ini juga akan membantu mereka dalam mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi.

Berikut daftar pustaka

Berikut adalah contoh daftar pustaka yang relevan dengan tema *need for achievement* (nAff) dan

kewirausahaan, berdasarkan hasil pencarian:

1. Ajzen, I. (1991). The Theory of Planned Behavior. *Organizational Behavior and Human Decision

Processes*, 50(2), 179–211. doi:10.1016/0749-5978(91)90020-T.

2. Abdi, A. N., Whidya Utami, C., & Vidyanata, D. (2021). Pengaruh Entrepreneurial Education,

Personality Dan Self-Efficacy Terhadap Minat Berwirausaha. *Jurnal Ekonomi Bisnis Dan

Kewirausahaan*, 10(1), 23. doi:10.26418/JEBIK.V10I1.44783.

3. Handaru, A. W., Parimita, W., Achmad, A., & Nandiswara, C. (2014). Pengaruh sikap, norma

subjektif, dan efikasi diri terhadap intensi berwirausaha mahasiswa magister management (kajian

empiris pada sebuah universitas negeri). *Jurnal Paramadina*, 11(2), 1046–1061.

4. Lehner, O., & Germak, A. J. (2013). The Need for Achievement (and Other Antecedents) as Drivers

of Social Entrepreneurship. In *10th NYU Stern Conference on Social Entrepreneurship*, NYU, New

York.

5. Wu, S., & Dagher, G. K. (2007). Need for achievement, business goals, and entrepreneurial

persistence. *Management Decision*, 45(2), 203-215.

6. Hmieleski, K. M., & Baron, R. A. (2008). When does entrepreneurial self-efficacy enhance versus

reduce firm performance? *Strategic Entrepreneurship Journal, 2(1), 57–72.

7. Zhao, H., Seibert, S.E., & Hills, G.E. (2005). The mediating role of self-efficacy in the development

of entrepreneurial intentions. *Journal of Applied Psychology*, 90(6), 1265-1272.

8. Ghufron et al. (2014). Teori-teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

9. Alma, Buchari. (2018). Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

10. Indarti, N., & Rostiani, R. (2008). Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan Antara

Indonesia, Jepang dan Norwegia. *Jurnal Ekonomika dan Bisnis Indonesia*, 23(4), Oktober

0 komentar:

Posting Komentar