Sabtu, 28 Desember 2024

UAS_PSIKOLOGI INOVASI_STUDI KASUS: ANALISIS KRITIS DAN MEMAHAMI KOMPLEKSITAS NEED FOR ACHIEVEMENT PADA ENTREPRENEUR_EDWIN DWI YUNIARTO_21310410203

 

 

STUDI KASUS: ANALISIS KRITIS DAN MEMAHAMI KOMPLEKSITAS NEED FOR ACHIEVEMENT PADA ENTREPRENEUR

Nama : Edwin Dwi Yuniarto

Nim : 21310410203

Mata Kuliah : Psikologi Inovasi (UAS)

Dosen Pengampu : Dr.Dra.Arundita Shinta, MA.

 


Permasalahan dalam tulisan: Menurut saya tulisan di atas menyajikan pemahaman yang cukup umum tentang konsep need for achievement (nAff) dan menghubungkannya dengan karakteristik seorang entrepreneur. Namun, terdapat beberapa poin yang perlu diluruskan dan diperdalam untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif.

Contoh permasalahan dalam mahasiswa: Mahasiswa pekerja sering menghadapi situasi di mana mereka harus membagi perhatian dan energi antara pekerjaan dan pendidikan. Dalam konteks psikologi inovasi, tekanan ini dapat menjadi penghalang untuk mengembangkan kreativitas dan dorongan untuk mencapai tujuan yang menantang. Seiring waktu, kesulitan ini dapat memengaruhi semangat inovasi mereka, khususnya dalam menumbuhkan kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement atau nAff).

Konsep need for achievement (nAff) seringkali dikaitkan erat dengan keberhasilan seorang entrepreneur. Namun, pemahaman yang mendalam tentang nAff tidak hanya terbatas pada semangat berprestasi semata. Konsep ini melibatkan kompleksitas psikologis yang lebih luas dan berinteraksi dengan berbagai faktor lain. Esai ini akan menganalisis secara kritis konsep nAff, mengidentifikasi keterbatasan dalam pemahaman sebelumnya, serta menyajikan perspektif yang lebih holistik untuk memahami peran nAff dalam konteks kewirausahaan.

Konsep nAff seringkali disalahpahami sebagai sekadar semangat untuk berprestasi. Padahal, nAff merupakan dorongan internal yang kompleks, melibatkan kebutuhan akan pengakuan, keinginan untuk mengatasi tantangan, dan orientasi pada tujuan jangka panjang. Keberhasilan seorang entrepreneur tidak hanya ditentukan oleh nAff semata, tetapi juga oleh faktor-faktor lain seperti kreativitas, kemampuan mengambil risiko, dan keterampilan interpersonal. Contoh kasus Ruben dalam novel The Crocodile River seringkali digunakan untuk menggambarkan nAff. Namun, fokus pada satu aspek (yaitu kemampuan fokus pada tujuan utama) tidak memberikan gambaran lengkap tentang karakteristik seorang entrepreneur. Tindakan Ruben dapat diinterpretasi dari berbagai sudut pandang, termasuk kurangnya empati atau kemampuan membangun relasi. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman tentang nAff perlu mempertimbangkan konteks yang lebih luas dan kompleks. Menurut Gregor McDouglas, need for achievement sangat penting bagi seseorang untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi dari kemampuannya saat ini. Sayangnya, mahasiswa pekerja sering kali terjebak dalam rutinitas yang tidak memberi ruang untuk fokus pada pengembangan inovasi dan pencapaian target yang lebih besar. 

Mahasiswa pekerja dapat memperkuat nAff melalui beberapa pendekatan seperti, Menumbuhkan Pola Pikir Inovatif. Mahasiswa pekerja harus melatih diri untuk melihat peluang baru dalam pekerjaan dan studi mereka. Misalnya, proyek kampus dapat diintegrasikan dengan kebutuhan dunia kerja sehingga menghasilkan solusi kreatif untuk kedua lingkungan tersebut.  Melatih fokus pada tujuan besar Seperti, tokoh Ruben dalam The Crocodile River (Harper, 1984), mahasiswa perlu memprioritaskan hal-hal yang relevan dengan tujuan mereka. Hindari terlalu banyak terlibat dalam masalah kecil yang tidak signifikan untuk pertumbuhan pribadi atau profesional.  Menulis hal-hal positif secara lonsisten, Latihan menulis hal positif yang berkaitan dengan pencapaian atau peluang dapat membantu membangun motivasi internal. Misalnya, mencatat keberhasilan kecil di tempat kerja atau kampus akan memberikan energi positif untuk terus maju.  Menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi, bergaul dengan individu yang memiliki visi besar dan semangat inovatif akan membantu mahasiswa pekerja tetap termotivasi. Bergabung dengan komunitas inovasi, organisasi kampus, atau grup profesional dapat menjadi langkah awal yang efektif.  Serta Belajar dari Pengalaman Kegagalan.

Pengembangan nAff bukan hanya sekadar latihan menulis atau bergaul, tetapi melibatkan proses yang lebih kompleks. Pengalaman langsung dalam menghadapi tantangan, pembelajaran yang berkelanjutan, serta dukungan lingkungan yang kondusif merupakan faktor-faktor penting dalam mengembangkan nAff.

Analisis Kritis, Solusi berserta Implikasi bagi Pengembangan Entrepreneur

Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang nAff dan implikasinya bagi entrepreneur, perlu dilakukan analisis kritis dan beberapa solusi sebagai berikut:

  • Menguak Kompleksitas nAff:
    • Definisi yang Lebih Jelas: Menjelaskan secara rinci apa yang dimaksud dengan nAff, bagaimana nAff terbentuk, dan bagaimana nAff berbeda dengan motivasi lainnya.
    • Penelitian Terkini: Menyajikan hasil-hasil penelitian terkini tentang nAff, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi nAff dan implikasi nAff dalam berbagai konteks.
  • Menganalisis Kasus Ruben secara Lebih Kritis:
    • Motivasi Lain: Mencari kemungkinan motivasi lain yang mendasari tindakan Ruben selain nAff.
    • Konteks Budaya: Mempertimbangkan konteks budaya dan sosial di mana cerita tersebut terjadi.
  • Menghubungkan nAff dengan Konsep Psikologi Lainnya:
    • Teori Motivasi: Menghubungkan konsep nAff dengan teori-teori motivasi lainnya, seperti teori hierarki kebutuhan Maslow dan teori self-efficacy Bandura.
    • Karakteristik Kepribadian: Membahas hubungan antara nAff dengan karakteristik kepribadian lainnya, seperti locus of control, toleransi terhadap ambiguitas, dan kebutuhan akan afiliasi.

Pemahaman yang lebih baik tentang nAff memiliki implikasi penting bagi pengembangan entrepreneur. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:

  • Program Pengembangan Diri: Menawarkan program yang tidak hanya fokus pada keterampilan teknis, tetapi juga pada pengembangan diri secara holistik.
  • Membangun Lingkungan yang Mendukung: Menciptakan lingkungan kerja yang mendorong inovasi, kolaborasi, dan pengembangan diri.
  • Membina Mentor: Menyediakan akses kepada mentor yang dapat memberikan bimbingan dan dukungan.

Meskipun demikian, Konsep nAff merupakan salah satu aspek penting dalam memahami karakteristik seorang entrepreneur. Namun, untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap, kita perlu melihat nAff dalam konteks yang lebih luas, mempertimbangkan interaksi dengan faktor-faktor lain, dan memahami bahwa pengembangan nAff adalah proses yang berkelanjutan dan membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang nAff, kita dapat membantu calon entrepreneur untuk mengembangkan potensi mereka secara maksimal. Bagi mahasiswa need for achievement yaitu elemen penting yang dapat memacu individu untuk melampaui batas kemampuan mereka. Bagi mahasiswa pekerja, mengembangkan nAff tidak hanya memungkinkan mereka sukses dalam pendidikan dan pekerjaan, tetapi juga membangun fondasi untuk inovasi di masa depan. Dengan fokus pada tujuan besar, membangun lingkungan positif, dan melatih pola pikir kreatif, mahasiswa pekerja dapat menjadi agen perubahan yang produktif dan inovatif. 

 

Daftar Pustaka:

  • Budianto, E. (1999). Moral industri: Laporan dan renungan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
  • Harper, M. (1984). Entrepreneur for the poor. London: Intermediate Technology Publications in association with GTZ (German Agency for Technical Co-operation).
  • McClelland, D. C. (1961). The achieving society. Van Nostrand Reinhold.
  • Ryan, R. M., & Deci, E. L. (2000). Self-determination theory and the facilitation of intrinsic motivation, social development, and well-being. American psychologist, 55(1), 68-78.

 

0 komentar:

Posting Komentar