ESSAI UJIAN AKHIR SEMESTER
“Menumbuhkan Need for Achievement pada Mahasiswa”
PSIKOLOGI INOVASI
DOSEN PENGAMPU: Dr. Dra. ARUNDATI SHINTA, MA.
Nurul Khasanah
22310410033
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
DESEMBER 2024
Semangat untuk meraih prestasi merupakan salah satu pendorong utama dalam mencapai kesuksesan, baik dalam dunia entrepreneurship maupun aspek kehidupan lainnya. Dorongan ini mendorong individu untuk menetapkan tujuan yang menantang dan berusaha keras mencapainya. Dalam konteks entrepreneur, semangat untuk berprestasi sering kali dihubungkan dengan konsep need for achievement. Konsep ini menyoroti pentingnya menetapkan target yang mendorong individu untuk melampaui kemampuan mereka saat ini. Dengan pendekatan yang tepat, hal tersebut dapat dilatih dan dikembangkan, menjadikannya fondasi penting bagi individu yang ingin mencapai keberhasilan di dunia bisnis dan kehidupan secara umum.
Kebutuhan untuk mencapai tujuan, atau yang dikenal dengan need for achievement, merupakan salah satu karakteristik utama yang membedakan seorang entrepreneur dengan individu lainnya. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh David McClelland yang menekankan bahwa dorongan untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi dari kemampuan individu menjadi pendorong utama dalam kewirausahaan (Saputro, dkk 2023). Tujuan yang terlalu mudah tidak akan memicu semangat kerja keras, karena individu merasa kurang tertantang dan tidak terdorong untuk memberikan usaha terbaiknya. Oleh karena itu, tantangan yang memacu kemampuan menjadi elemen kunci dalam membangun karakter seorang entrepreneur yang sukses.
Menariknya, bahwa need for achievement ini bukanlah sesuatu yang bersifat bawaan melainkan dapat dilatih dan dikembangkan (Sukmaningrum & Rahardjo, 2017). Salah satu cara melatihnya adalah dengan menanamkan kebiasaan menulis hal-hal positif yang bersifat kompetitif serta membiasakan diri bergaul dengan orang-orang yang memiliki kualitas unggul dan berorientasi pada kemajuan. Dalam konteks ini, interaksi dengan individu yang memiliki visi dan komitmen yang kuat terhadap tujuan mereka dapat memberikan inspirasi dan motivasi tambahan untuk mencapai keberhasilan.
Contoh kasus dalam The Crocodile River oleh Harper (1984) menunjukkan bagaimana Ruben yang fokus pada tujuan bisnisnya dan mampu mengabaikan persoalan sepele yang tidak relevan dengan pengembangan usahanya. Ruben memilih untuk memprioritaskan pengelolaan perusahaan yang sedang ia bangun karena ia memahami bahwa perhatian pada hal-hal kecil yang bersifat emosional, seperti membantu Lorena yang tersakiti oleh Atong, dapat mengalihkan fokus dan energi dari tujuan utamanya. Keputusan Ruben untuk tetap fokus pada bisnisnya mencerminkan sikap seorang entrepreneur yang memiliki orientasi kuat terhadap pencapaian dan efisiensi. Ia menilai bahwa keterlibatannya dalam konflik pribadi akan merugikan perusahaan yang memerlukan strategi dan eksekusi yang matang. Ruben memahami bahwa membangun bisnis memerlukan dedikasi penuh, disiplin, dan prioritas yang jelas. Sikap ini mengajarkan bahwa keberhasilan sering kali bergantung pada kemampuan mengesampingkan distraksi demi pencapaian yang lebih besar.
Bagi mahasiswa yang bercita-cita menjadi entrepreneur, meneladani sikap seperti Ruben dapat menjadi langkah awal dalam mengembangkan need for achievement. Dengan fokus pada hal-hal positif dan menantang di sekitar, serta bergaul dengan individu yang memiliki visi dan misi serupa, mahasiswa dapat membentuk pola pikir berprestasi yang esensial dalam dunia entrepreneur. Selain itu, pendidikan kewirausahaan yang dimulai sejak dini juga memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakteristik need for achievement. Dengan mengenalkan konsep kewirausahaan pada mahasiswa melalui teori, simulasi, dan praktik langsung, mereka dapat mengasah keterampilan yang diperlukan dalam dunia bisnis, seperti pengambilan keputusan, manajemen risiko, dan inovasi. Pengalaman praktis yang diperoleh melalui proyek kewirausahaan atau magang juga membantu mahasiswa mengasah kemampuan ketahanan mental dan kepercayaan diri dalam menghadapi tantangan dunia nyata. Proses ini membantu mereka menghadapi tantangan dengan lebih matang dan menciptakan peluang baru yang relevan untuk pertumbuhan bisnis di masa depan.
Referensi :
Harper, M. (1984). Entrepreneur for the poor. London: Intermediate Technology Publications in association with GTZ (German Agency for Technical Co-operation).
Saputro, W. E., Adi, B. W., & Totalia, S. A. (2023). Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan, Need For Achievement, dan Internal Locus Of Control Terhadap Minat Berwirausaha Siswa SMK Negeri 1 Sukoharjo. OIKOS: Jurnal Kajian Pendidikan Ekonomi dan Ilmu Ekonomi, 7(1), 11-29.
Sukmaningrum, S., & Rahardjo, M. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Niat Berwirausaha Mahasiswa Menggunakan Theory Of Planned Behavior (Studi Pada Mahasiswa Pelaku Wirausaha Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro). Diponegoro Journal Of Management, 6(3), 471-482.
0 komentar:
Posting Komentar