NEED FOR ACHIEVEMENT (nAff)
PSIKOLOGI INOVASI
ESAI 9 - UJIAN AKHIR SEMESTER
DOSEN PENGAMPU: Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA.
ROSITA
22310410108
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
DESEMBER 2024
Need for achievement dapat diartikan sebagai suatu dorongan
dalam diri seseorang untuk melakukan atau mengerjakan suatu kegiatan atau tugas
dengan sebaik baiknya. Beberapa aspek yang dapat digunakan untuk mengukur
tingkat need for achievement seseorang yaitu aspek kebutuhan akan pencapaian,
kesediaan untuk mengambil tanggung jawab, memiliki rasa takut akan kegagalan,
kemampuannya dalam mengatasi hambatan atau kendala, dan yang terakhir kesediaan
untuk menerima kritik dan masukan dari orang lain.
Beberapa aspek yang berkaitan dengan tingkat need for
achievement seseorang yaitu bersedia bertanggung jawab, teliti dan
mempertimbangkan risiko, mengharapkan adanya umpan balik, bersikap kreatif dan
inovatif, memperhatikan waktu penyelesaian tugas, serta memiliki keinginan yang
kuat untuk menjadi yang terbaik ( Pagehgiri, 2016).
Salah satu karakteristik yang menonjol dari seorang individu
dengan need for achievement (nAff) tinggi adalah semangat untuk berprestasi dan
kemampuan melihat peluang di balik tantangan, seperti yang dicontohkan oleh
Ruben dalam kasus "The Crocodile River." Ruben memperlihatkan
bagaimana perhatian pada hal-hal kecil namun positif dapat memberikan dampak
besar bagi kemajuan perusahaan. Mahasiswa diharapkan mampu meniru perbuatan ini
untuk memperkuat nAff mereka, terutama dalam konteks akademik dan profesional.
Dalam konteks kehidupan mahasiswa, sikap positif dan dukungan antar sesama
sangatlah penting. Pernyataan bahwa "mahasiswa hendaknya bisa meniru
perbuatan Ruben, mengatakan hal-hal positif di sekitarnya," mencerminkan
perlunya membangun lingkungan yang konstruktif dan mendukung. Namun,
permasalahan yang terjadi adalah seringkali mahasiswa terjebak dalam sikap
pesimis atau saling menjatuhkan, sehingga tidak mampu menciptakan atmosfer yang
positif.
Permasalahan
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali individu terjebak
dalam pola pikir yang fokus pada kekurangan atau masalah besar, sehingga
hal-hal kecil yang sebenarnya positif menjadi terabaikan. Akibatnya, suasana
kerja atau belajar menjadi kurang kondusif, dan motivasi untuk berprestasi
menurun. Hal ini juga dapat menyebabkan rendahnya semangat kolaborasi dan
keengganan untuk memberikan apresiasi terhadap kontribusi orang lain.
Salah satu
tantangan utama yang dihadapi mahasiswa adalah tekanan akademis dan sosial.
Dalam lingkungan yang kompetitif, sering kali muncul rasa cemburu dan
ketidakpuasan yang dapat memicu komentar negatif terhadap rekan-rekan. Hal ini
dapat menciptakan suasana yang tidak sehat, di mana mahasiswa merasa tertekan,
kurang percaya diri, dan kehilangan motivasi.
Solusi
Untuk meniru perbuatan Ruben, mahasiswa dapat melakukan hal
berikut:
1. Melatih Kebiasaan Positif
Secara
aktif mencari dan mengapresiasi hal-hal positif di sekitar, baik dalam tim
maupun lingkungan belajar. Menulis jurnal apresiasi harian untuk mencatat
hal-hal baik yang terjadi.
2. Mengembangkan Empati dan Kerja Sama
Meningkatkan
kepedulian terhadap rekan kerja atau teman sekelompok, terutama ketika mereka
menghadapi kesulitan. Memberikan dukungan dengan tindakan nyata, seperti
membantu menyelesaikan tugas atau memberikan dorongan semangat.
3. Berpikir Solutif
Ketika
menghadapi permasalahan, fokus pada solusi yang relevan dan dapat diterapkan.
Melibatkan semua pihak terkait untuk menciptakan hasil yang optimal.
4. Meningkatkan Kompetensi dan Motivasi
Menetapkan
tujuan yang menantang namun realistis untuk memacu kemampuan diri. Menggunakan
masukan positif sebagai bahan untuk terus berkembang.
Dengan meniru perbuatan Ruben, mahasiswa dapat memperkuat nAff mereka dan menjadi individu yang lebih berprestasi. Fokus pada hal-hal positif, empati, serta orientasi pada solusi merupakan langkah penting yang tidak hanya meningkatkan motivasi diri tetapi juga menciptakan lingkungan yang mendukung kesuksesan bersama.
DAFTAR PUSTAKA
Pagehgiri, Juniada. "Membangun Intensi Berwirausaha melalui Adversity Quotient, Self Efficacy, dan Need For Achievement." Jurnal Teknik Gradien, vol. 8, no. 2, 2016, pp. 182-198.
Setiawan, Ainur R., et al. "Pengaruh Need for Achievement Dan Innovativeness Terhadap Entrepreneurial Intention Yang Dimediasi Entrepreneurial Attitude." Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, vol. 6, no. 6, 1 Jun. 2021, doi:10.17977/jptpp.v6i6.14897.
Rosidah, Rosidah. "Membangun Need Of Achievement Sumber Daya Manusia dalam Organisasi." Efisiensi, vol. III, no. 2, Aug. 2003, doi:10.21831/efisiensi.v3i2.3798.
0 komentar:
Posting Komentar