Sabtu, 28 Desember 2024

Esai UAS - Mico Alan Sebastian 22310410013

 Esai UAS PSIKOLOGI INOVASI

Meningkatkan Semangat Berprestasi (Need For Achievement) dalam Dunia Inovasi dan Kewirausahaan

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A.

 


MICO ALAN SEBASTIAN

22310410013

 

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA


Permasalahan

Entrepreneurship menuntut individu memiliki semangat berprestasi (need for achievement atau nAff), yaitu dorongan untuk mencapai tujuan yang melampaui kemampuan awal. Namun, banyak mahasiswa calon wirausahawan mengalami kesulitan menjaga fokus karena terjebak dalam rutinitas atau masalah sepele.

Hal ini bertolak belakang dengan prinsip yang diajarkan oleh Gregor McDouglas, bahwa individu dengan semangat nAff yang kuat mampu mengesampingkan hal-hal kecil yang tidak relevan, sebagaimana dicontohkan Ruben dalam kasus The Crocodile River. Dalam konteks Indonesia, situasi ini sering terlihat ketika mahasiswa menghadapi dilema antara melibatkan diri dalam organisasi kemahasiswaan atau mengelola waktu untuk mencapai tujuan pribadi.

Solusi

Untuk meningkatkan nAff dalam konteks inovasi dan kewirausahaan, langkah berikut dapat diterapkan:

1.             Menetapkan Tujuan Menantang dan Spesifik

Menurut penelitian oleh Rahmawati (2021), menetapkan tujuan yang jelas dan menantang dapat meningkatkan motivasi intrinsik. Misalnya, mahasiswa yang bercita-cita menjadi pengusaha bisa memulai dengan target mengembangkan produk inovatif dan memasarkan secara daring melalui platform lokal seperti Shopee atau Tokopedia.

2.              Membangun Lingkungan Sosial yang Mendukung

Lingkungan sosial memengaruhi motivasi. Mahasiswa perlu bergaul dengan individu yang mendorong mereka untuk berkembang, seperti bergabung dalam komunitas kewirausahaan. Wibowo (2016) menyebutkan bahwa lingkungan sosial yang produktif memperkuat daya juang mahasiswa.

3.              Menghindari Gangguan Tak Relevan

Ruben dari The Crocodile River mengajarkan pentingnya memprioritaskan tujuan utama. Dalam konteks ini, mahasiswa perlu fokus pada pengembangan diri dan menghindari konflik interpersonal yang tidak produktif. Menurut Suryani (2019), mengelola waktu dengan baik adalah kunci untuk menghindari distraksi.

4.              Melatih Pola Pikir Positif dan Kompetitif

Pola pikir kompetitif dapat dilatih dengan mengikuti lomba atau proyek inovasi. Riset oleh Santoso (2020) menunjukkan bahwa mahasiswa yang sering mengikuti kompetisi memiliki rasa percaya diri lebih tinggi dan cenderung lebih fokus pada pencapaian tujuan.

5.              Beradaptasi dengan Perkembangan Teknologi

Inovasi dalam teknologi digital membuka peluang besar bagi mahasiswa untuk mengeksplorasi kewirausahaan berbasis teknologi. Sebagai contoh, mahasiswa dapat mempelajari pemasaran digital melalui pelatihan daring seperti yang disarankan oleh Prasetyo (2020).

 

Kesimpulan

Konsep need for achievement memberikan panduan penting bagi mahasiswa untuk menjadi individu yang berprestasi. Dengan menetapkan tujuan yang menantang, membangun lingkungan sosial yang positif, menghindari gangguan, melatih pola pikir kompetitif, dan memanfaatkan teknologi digital, mahasiswa dapat meningkatkan potensi mereka dalam dunia inovasi dan kewirausahaan.

 

Daftar Pustaka

Budianto, E. (1999). Moral industri: Laporan dan renungan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Harper, M. (1984). Entrepreneur for the poor. London: Intermediate Technology Publications in association with GTZ.

Prasetyo, H. (2020). Psikologi Karir di Era Digital. Bandung: Alfabeta.

Rahmawati, N. (2021). Strategi Motivasi dalam Dunia Kewirausahaan. Yogyakarta: Pustaka Edukasi.

Santoso, T. (2020). Pengaruh Kompetisi terhadap Motivasi Mahasiswa. Surabaya: Airlangga University Press.

Suryani, T. (2019). Manajemen Waktu untuk Mahasiswa Produktif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Wibowo, A. (2016). Lingkungan Sosial dan Perkembangan Motivasi Belajar Mahasiswa. Bandung: Remaja Rosdakarya.

 

0 komentar:

Posting Komentar