“ UJIAN AKHIR SEMESTER “
Need for Achievement (naff) dan Dilema Etis dalam Kewirausahaan
Dosen pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta , MA.
Syahrul Rizqi / 22310410077
Need for Achievement (naff) dan Dilema Etis dalam Kewirausahaan
Konsep need for achievement (naff) telah lama diakui sebagai salah satu karakteristik krusial yang membedakan individu dengan potensi kewirausahaan yang tinggi dari yang lainnya. Konsep ini menggambarkan dorongan intrinsik untuk mencapai tujuan, mengatasi tantangan, dan menunjukkan kinerja yang unggul dalam berbagai aspek kehidupan, terutama dalam dunia bisnis. Dalam konteks kewirausahaan, nAff menjadi salah satu faktor pendorong yang membantu entrepreneur untuk tetap berkomitmen terhadap visi mereka meskipun menghadapi tekanan dan ketidakpastian.
Namun, meskipun konsep naff memiliki peranan yang signifikan, interpretasi dan implementasinya tidak selalu berjalan mulus. Dalam ekosistem kewirausahaan modern yang semakin kompleks, diperlukan pemahaman yang lebih holistik mengenai bagaimana motivasi berprestasi ini bekerja, bagaimana pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan, dan bagaimana keterkaitannya dengan elemen-elemen lain seperti etika, inovasi, dan tanggung jawab sosial. Terdapat sejumlah permasalahan mendasar yang perlu disoroti dalam memahami dan mengembangkan naff di kalangan calon entrepreneur. Salah satunya adalah kecenderungan untuk menafsirkan naff sebagai motivasi tunggal yang bersifat individualistis. Pendekatan seperti ini sering kali mengabaikan dinamika lingkungan sosial, budaya, dan ekonomi yang turut memengaruhi pola pikir dan tindakan entrepreneur. Selain itu, fokus yang terlalu besar pada pencapaian target tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap pihak lain dapat menimbulkan dilema etis yang membahayakan keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang.
Pertama, terdapat kesalahan fundamental dalam atribusi teori yang dipaparkan. Teori need for achievement sebenarnya dikembangkan oleh David McClelland, bukan Gregor McDouglas sebagaimana disebutkan dalam teks. McClelland, melalui penelitiannya yang ekstensif di Harvard University, mengidentifikasi bahwa motivasi berprestasi merupakan salah satu faktor kunci dalam kesuksesan wirausaha. Seperti yang dikemukakan oleh Rahman et al. (2021) dalam penelitiannya, “ Kebutuhan untuk berprestasi secara konsisten telah diidentifikasi sebagai prediktor utama kesuksesan kewirausahaan, dengan para wirausahawan menunjukkan tingkat motivasi berprestasi yang secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan non-wirausahawan”.
Kedua, kasus The Crocodile River yang digunakan sebagai contoh menimbulkan pertanyaan serius tentang keseimbangan antara fokus bisnis dan tanggung jawab sosial. Meskipun fokus pada tujuan bisnis penting, mengabaikan masalah etika dan sosial seperti yang dilakukan Ruben terhadap kasus Lorena dapat berdampak negatif pada keberlanjutan usaha jangka panjang. Hal ini sejalan dengan temuan Zhao dan Gao (2023) yang menyatakan bahwa " Pengusaha sukses di era modern harus menyeimbangkan perilaku mencari keuntungan dengan tanggung jawab sosial dan pertimbangan etika untuk memastikan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan “.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan pendekatan yang lebih komprehensif dalam pengembangan naff. Solusi yang dapat diterapkan meliputi pengembangan program pendidikan kewirausahaan yang mengintegrasikan aspek motivasi berprestasi dengan etika bisnis dan tanggung jawab sosial. Program ini dapat mencakup pembelajaran berbasis proyek, mentoring dari pengusaha sukses, dan exposure pada situasi bisnis nyata yang mempertimbangkan kompleksitas aspek sosial dan etika. Dalam konteks mahasiswa, pengembangan naff perlu dilakukan dengan lebih seimbang. Alih-alih hanya meniru fokus bisnis Ruben yang mengabaikan masalah sosial, mahasiswa perlu dibekali dengan kemampuan untuk mengidentifikasi peluang bisnis yang tidak hanya menguntungkan secara finansial tetapi juga bermanfaat bagi masyarakat. Pendekatan ini akan menghasilkan entrepreneur yang tidak hanya bermotivasi tinggi tetapi juga memiliki kepekaan sosial yang baik. Kesimpulannya, pengembangan naff tetap relevan dalam membentuk entrepreneur sukses, namun perlu diimbangi dengan pengembangan aspek etika dan tanggung jawab sosial. Model pengembangan yang terintegrasi akan menghasilkan entrepreneur yang tidak hanya fokus pada pencapaian tujuan bisnis tetapi juga mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Daftar Pustaka
Rahman, Saiful A., Syed Abidur, and Marie Johnson. 2021. "Understanding the Role of Achievement Motivation in Entrepreneurial Success." Journal of Business Studies 45 (3): 278-294.
Zhao, Ming, and Li Gao. 2023. "Balancing Profit and Purpose: A New Paradigm for Entrepreneurial Success." International Journal of Entrepreneurship Studies 12 (2): 145-162.
0 komentar:
Posting Komentar