Menciptakan Keberuntungan dari Lomba Esai dan Kompetisi Fotografi
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Juliani Mariati Larosa
22310420072
Pernahkah kamu berpikir bahwa keberuntungan bisa diciptakan? Dalam kuliah Psikologi Inovasi, saya menemukan konsep menarik tentang "faktor keberuntungan dalam meraih kesuksesan". Dosen saya menjelaskan bahwa keberuntungan bukan sekadar faktor eksternal, melainkan bisa dibentuk melalui berbagai cara, seperti:
- Memperbanyak diri dalam situasi yang memungkinkan meraih keuntungan: Ini berarti berani mencoba hal-hal baru dan keluar dari zona nyaman. Seperti yang diungkapkan dalam artikel "Psikotes dan Keberuntungan dalam Berburu Pekerjaan" (Shinta, A. 2012), "mencari kerja seperti menjala ikan. Semakin banyak lamaran yang dikirim, semakin besar peluang mendapatkan pekerjaan."
- Rajin berteman dan terbuka dengan orang baru: Membangun koneksi dan jaringan bisa membuka peluang tak terduga. Pentingnya membangun jaringan sosial yang luas, karena semakin banyak orang yang dikenal, semakin luas pula kemungkinan kita untuk menjadi orang yang beruntung. Membangun jaringan sosial yang luas dapat meningkatkan peluang seseorang untuk mendapatkan informasi dan kesempatan yang tak terduga (Zailani, 2022).
- Mengambil sisi positif dalam situasi sulit: Alih-alih terpuruk, fokuslah pada pelajaran dan kesempatan yang muncul dari kesulitan. Orang yang resilien cenderung lebih optimis, mampu melihat peluang dalam kesulitan, dan memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan.
- Berpikir sebelum bertindak: Mempertimbangkan konsekuensi dan strategi sebelum mengambil keputusan bisa meminimalkan risiko dan membuka jalan bagi keberuntungan. Konsep ini sangat menarik karena mengaitkan keberuntungan dengan usaha dan tindakan. Pentingnya "self-efficacy", yaitu keyakinan pada diri sendiri untuk mampu mencapai tujuan. Orang yang memiliki self-efficacy tinggi cenderung lebih percaya diri, berani mengambil risiko, dan lebih gigih dalam menghadapi tantangan.
Saya sendiri pernah mengalami kejadian yang membuat saya berpikir ulang tentang makna keberuntungan. Kehilangan HP di bulan November lalu membuat saya sedih dan panik, mengingat banyak tugas dan data penting yang tersimpan di dalamnya. Namun, saya memutuskan untuk melihat sisi positifnya: kehilangan HP membuat saya bisa mendapatkan HP baru yang lebih canggih dan memuaskan kebutuhan saya. Pengalaman ini mengajarkan saya tentang pentingnya bersyukur, sebuah konsep yang juga dijelaskan oleh dosen saya. Bersyukur berarti melihat sisi positif dari setiap kejadian, bahkan yang tampak negatif.
Dalam kuliah Psikologi Inovasi, saya mendapat tugas untuk mengikuti minimal dua lomba sebagai syarat penilaian. Saya melihat ini sebagai kesempatan untuk menguji konsep "menciptakan keberuntungan" yang telah saya pelajari. Saya memilih dua lomba yang tidak sepenuhnya sesuai dengan minat saya, yaitu lomba esai dan kompetisi fotografi. Tujuan saya bukan untuk meraih juara, melainkan untuk mencoba menciptakan peluang dan melihat bagaimana keberuntungan bisa "dibuat" terjadi.
Tantangan dan Kreativitas dalam Lomba Esai
Lomba esai menjadi tantangan pertama. Saya harus berpikir keras untuk menemukan judul yang menarik dan sesuai dengan format yang ditentukan. Untungnya, saya sudah terbiasa menulis esai, sehingga proses penulisan tidak terlalu sulit. Namun, rasa tidak percaya diri muncul karena melihat banyaknya peserta yang berpengalaman, bahkan ada yang pernah menjadi juri lomba esai sebelumnya. Tantangan terbesar muncul ketika saya harus menulis tentang ekonomi, sebuah topik yang sama sekali bukan passion saya. Namun, alih-alih menyerah, saya menggali informasi dan berusaha mengerjakan esai sebaik mungkin. Saya belajar untuk berpikir kreatif dalam mencari sudut pandang yang menarik dan membangun argumen yang kuat.
Menciptakan Momen "Dramatis" dalam Kompetisi Fotografi
Kompetisi fotografi menghadirkan tantangan unik. Tema yang ditentukan adalah "Momen Bersama Ibu", sebuah tema yang sulit bagi saya sebagai anak rantau yang terpisah jauh dari ibu. Namun, saya berpikir keras dan menemukan ide yang tak terduga: mengapa tidak mengabadikan kerinduan seorang anak rantau terhadap ibunya? Saya berinovasi dengan mengedit foto diri saya yang tampak sedih dan merindukan, lalu menggabungkan dengan foto ibu saya. Hasilnya adalah sebuah foto yang menggambarkan kerinduan seorang anak rantau terhadap sosok ibu yang berada jauh di sampingnya.
Pengalaman mengikuti dua lomba ini mengajarkan saya banyak hal tentang psikologi inovasi. Pertama, partisipasi dalam lomba merupakan bentuk dari "mencari situasi yang memungkinkan meraih keuntungan". Dengan mengikuti lomba, saya membuka peluang untuk belajar, mengembangkan diri, dan bahkan meraih keberuntungan. Kedua, proses kreatif dalam mengikuti lomba merupakan contoh nyata dari penerapan prinsip-prinsip psikologi inovasi. Saya belajar untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, dan mencari solusi inovatif untuk mengatasi berbagai tantangan yang muncul. Ketiga, partisipasi dalam lomba mendorong saya untuk keluar dari zona nyaman dan mencoba hal-hal baru. Saya menyadari bahwa keberuntungan bisa diciptakan dengan berani mencoba hal-hal yang tidak biasa, bahkan jika tidak sepenuhnya sesuai dengan minat kita.
Kesimpulan
Pengalaman mengikuti lomba esai dan kompetisi fotografi menjadi bukti nyata bahwa keberuntungan bisa diciptakan. Melalui proses kreatif dan inovasi, saya belajar untuk melihat peluang, mengatasi tantangan, dan menemukan solusi yang tak terduga. Psikologi inovasi mengajarkan saya bahwa keberuntungan tidak hanya tentang faktor eksternal, melainkan juga tentang usaha, tindakan, dan kemampuan untuk berpikir kreatif dalam menghadapi berbagai situasi.
Daftar Pustaka
Shinta, A. (2012). Psikotes dan keberuntungan dalam berburu pekerjaan.
Zailani, A., Tarigan, Y. D. M. B., & Adri, Z. (2022). KONSEP KEBERUNTUNGAN: STUDI INDIGENOUS MASYARAKAT SUMATERA BARAT. Psyche: Jurnal Psikologi Universitas Muhammadiyah Lampung, 4(2), 156-169.
0 komentar:
Posting Komentar