Kamis, 26 Desember 2024

Psikologi Inovasi_Esai 3_Berperilaku Inovatif_Arundati Shinta_Desember 2024_Juliani Mariati Larosa _22310410072

 Kisah Kreativitas yang Menguntungkan

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta 

Juliani Mariati Larosa

22310420072


"Benang ini masih bagus, sayang kalau dibuang." Gumamku, sambil memandangi tumpukan benang sisa jahitan yang terbengkalai di sudut ruangan tempat seorang penjahit mengerjakan beberapa pakaian yang sedang dijahit. Sebagai seorang yang dulunya pernah menjalankan usaha yang sama yakni tailor, hatiku selalu terusik melihat sisa bahan jahitan terbuang sia-sia.
 
Ide muncul ketika mengingat tugas yang aku dapatkan disebuah mata kuliah untuk berperilaku inovatif mengubah barang bekas menjadi sebuah barang berguna dengan kreatifitas. "Kenapa tidak aku buat lampion dari benang ini?". Awalnya, ide itu terasa biasa aja. Namun, semakin aku pikirkan, semakin menarik. Aku membayangkan lampion yang terbuat dari benang sisa jahit, sangat unik bukan?
 
Sering kali kita sulit melihat potensi dari barang-barang yang terbuang. Psikologi inovasi menjelaskan bahwa terkadang kita terjebak dalam pola pikir linear, hanya melihat sesuatu dari sudut pandang fungsinya yang utama. Ya misalnya, benang hanya dipandang sebagai bahan untuk menjahit. Namun, dengan sedikit kreativitas, benang yang terbuang bisa menjadi bahan dasar untuk membuat kerajinan tangan yang unik. Terkadang, kita perlu melepaskan batasan pemikiran kita dan melihat sesuatu dari perspektif yang berbeda untuk menemukan potensi tersembunyi di dalamnya.
 
Alat dan Bahan:
  • Benang sisa jahit: (Benang yang digunakan ga harus bagus, benang terputus-putus atau kusut pun jadi).
  • Balon: Pilih balon yang berukuran sedang, agar mudah dibentuk dan tidak terlalu banyak membutuhkan benang.
  • Lem kertas: Lem kayu akan membantu merekatkan benang ke balon dan membuat lampion lebih kuat.
  • Kuas: Gunakan kuas untuk mengoleskan lem kayu ke balon secara merata.
  • Gunting: Gunakan gunting untuk memotong benang dan membentuk lampion.
  • Lampu LED: Lampu LED kecil dan hemat energi, cocok digunakan untuk menerangi lampion.
  • Tali: Digunakan untuk menggantung lampion dan memasang lampu LED.
 
Tahap Pembuatan:
  1. Membuat Bentuk Dasar: Tiup balon hingga ukuran yang diinginkan. Kemudian, olesi seluruh permukaan balon dengan lem menggunakan kuas.
  2. Membungkus Balon: Lilitkan benang ke balon dengan pola acak, pastikan seluruh permukaan balon tertutup. Bisa menggunakan berbagai warna benang supaya membuat lampion lebih menarik.
  3. Menebalkan Lilitan: Setelah lilitan cukup tebal, olesi kembali permukaan benang dengan lem.kertasnya. 
  4. Pengeringan: Biarkan lampion mengering selama beberapa jam. Supaya cepat kering, gantung balon agar proses pengeringan lebih cepat.
  5. Membuat Lubang: Setelah lem benar-benar kering, potong bagian bawah balon untuk membuat lubang tempat memasang lampu LED.
  6. Merangkai Lampion: Pasang lampu LED ke dalam lampion. Atau bisa juga tidak menggunakan LED (lampion hanya sebagai hiasan ruangan gantung).

Setelah berhasil membuat beberapa lampion, aku mulai berpikir untuk memasarkannya. Aku sadar bahwa banyak orang yang mencari barang-barang unik dan ramah lingkungan. Lampion benang ternyata cocok untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Akupun mulai memasarkan lampionku melalui media sosial, aku berpikir walaupun usahaku ini tidak menghasilkan keuntungan yang banyak, setidaknya membantu mengurangi sampah dan memberi nilai tambah pada barang-barang yang terbuang.
 
Karya lampion benang ini mengajarkan bahwa kreativitas dan inovasi bisa muncul dari mana saja, bahkan dari barang-barang yang terbuang. Dengan sedikit usaha dan ketekunan, kita bisa mengubah sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan indah.



0 komentar:

Posting Komentar