MERINGKAS JURNAL 1
Teknik Penyusunan Skripsi
Ridhwan Fajar Kurnniawan(20310410028)
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen Pengampu : Dr. Arundhati Shinta, M.A
Topik |
Kesepian yang
dirasakan mahasiswa perantau saat di kost |
Sumber |
Nurlayli,
Rizqi Khoirunnisa & Hidayati, Diana Savitri. 2014. KESEPIAN PEMILIK
HEWAN PELIHARAAN YANG TINGGAL TERPISAH DARI KELUARGA. Jurnal Ilmiah
Psikologi Terapan |
Permasalahan |
Kesepian
merupakan fenomena yang sering terjadi pada manusia namun memiliki dampak
buruk bagi kesejahteraan hidup.Mahasiswa pada tahap perkembangan dewasa awal
rentan mengalami kesepian jika tidak mampu menyelesaikan tugas
perkembangannya yaitu membangun hubungan dekat (intim) dan membangun afiliasi |
Tujuan |
Tujuan dari
penelitian adalah untuk melihat gambaran kesepian yang dialami mahasiswa
pemilik hewan peliharaan yang tinggal terpisah dengan keluarga.Diharapkan dengan
adanya penelitian ini dapat menjadi tambahan kajian ilmu psikologi karena kajian
mengenai hewan peliharaan belum banyak dikaji secara mendalam melalui penelitian
ilmiah di Indonesia.Manfaat secara praktis dapat menjadi referensi dan alternatif
solusi dalam penanganan masalah kesepian. |
Isi |
Kesepian adalah suatu reaksi emosional dan kognitif
terhadap dimilikinya hubungan yang lebih sedikit dan lebih tidak memuaskan
daripada yang diinginkan orang tersebut. Kesepian merupakan pengalaman tidak
menyenangkan dimana kualitas dan kuantitas hubungan sosial seseorang
mengalami penurunan secara signifikan.Kesepian perlu ditangani karena jika
tidak diatasi bisa menyebabkan perilaku negatif seperti yang dinyatakan
Caciopo & Patrick bahwa kesepianberhubungan dengan penyalahgunaan obat
dan bulimia nervousa serta rendahnya self esteem dan hanya mengharapkan
kepuasan instan.Kesepian dirasakan oleh semua orang tanpa batasan usia dan
status ekonomi. Hal tersebut terbukti melalui penelitian di daerah yang
memiliki laju perekonomian yang baik yaitu Amerika dan Inggris, dalam majalah
Psychology Today ditemukan bahwa 50% dari 40.000 orang dengan berbagai
kelompok usia 18 tahun hingga 54 tahun yang diteliti melaporkan bahwa mereka
kadang-kadang atau sering kali mengalami kesepian (Burns, 1988) dan dalam
survey loneliness yang dilakukan oleh Mental Health Foundation di Inggrispada
Mei tahun 2010, dari 2256 orang ditemukan 24% populasi yang merasakan
kesepian, sampel dengan umur 18-34 tahun lebih merasakan kesepian daripada
sampel yang berumur di atas 55 tahun (perbandingannya hingga 17%) (Mental Health
Foundation, 2010).Banyak hal yang menyebabkan seseorang jatuh dalam kesepian.
Salah satu penyebab kesepian adalah kondisi di mana harus tinggal jauh dari
keluarga.Hal tersebut dijelaskan oleh Lake (1986) dalam bukunya bahwa orang
yang bekerja jauh dari rumah terpisah dengan keluarga dan teman-teman
mengatakan ini sebagai penyebab kesepian mereka. Hal lain yang
dirasa menjadi salah satu faktor penyebab kesepian adalah masalah perpindahan.Baron
& Byrne (2005) menyebutkan bahwa perpindahan ke lokasi baru dapat
menimbulkan kesepian.Pindah ke tempat baru dan terpisah dari keluarga
terkadang perlu dilakukan oleh mahasiswa dalam menempuh pendidikan. Mahasiswa
yang sebagian besar berada pada masa perkembangan remaja akhir dan dewasa
awal sangat rentan mengalami kesepian.Hal itu dapat dilihat dari tugas
perkembangan kepribadian menurut Erickson (Alwisol, 2009) bahwa remaja dengan
kematangan alat reproduksi mulai merasakan ketertarikan untuk membangun
keakraban (intimacy) dengan oranglain.Remaja akhir mulai menyiapkan diri
untuk menuju tahap perkembangan selanjutnya yaitu dewasa awal. Dalam hal ini
remaja akhir mulai merasakan apa yang dirasakan pada tahap dewasa awal yaitu
keakraban yang stabil. Ini menunjukan bahwa masa perkembangan dalam tahap
tahap awal dewasa sangat membutuhkan keakraban karena jika gagal maka individu
tersebut akan mengalami isolasi dan merasa kesepian. Selain itu, hal yang
perlu dipenuhi dalam tahap perkembangan ini adalah mengembangkan afiliasi,
dimana afiliasi mendorong orang untuk berbagi dengan orang lain salah satunya
dengan lingkungannya. |
Metode |
Metode
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala kesepian yang disusun
oleh Russel (1996) yaitu Revised University of California, Los Angeles
Loneliness Scale (R-UCLALoneliness Scale)versi 3 yang telah diterjemahkan.
Skala ini bersifat unidimentional. Jenis skala adalah skala Likert yaitu
terdapat 4 pilihan jawaban yaitu 1 untuk “tidak pernah”, 2 untuk“jarang”, 3
untuk“kadang-kadang”, 4 untuk“selalu”.Jika tidak pernah maka responden dapat
menjawab “tidak pernah” dan jika selalu merasakannya, responden dapat
menjawab “selalu”.Jumlah total item dalam skala ini sebanyak 20, dengan 11
item negatif (kesepian) dan 9 item positif (tidak kesepian). Item berbentuk
pertanyaan, seperti “Apakah Anda merasa ramah dan bersahabat?” atau “Apakah
Anda merasa sendiri?”. Skoring dapat dilakukan dengan menjumlah total nilai tiap
item. Semakin tinggi total nilai maka semakin tinggi pula tingkat loneliness.
Kelebihan skala ini adalah tidak memasukkan kata kesepian secara langsung
dalam item-itemnya. |
Hasil |
Gambaran
demografi subjek penelitian dapat diketahui bahwa subjek yang berpartisipasi
dalam penelitian ini berjumlah 50 orang dengan kisaran umur 18 tahun hingga
24 tahun. Subjek yang paling banyak berpartisipasi pada penelitian ini adalah
subjek dengan umur 20 tahun hingga 22 tahun dengan jumlah total 30 orang
(60%) dari 50 orang responden. Subjek dengan jenis kelamin perempuan juga
sedikit lebih banyak dari subjek dengan jenis kelamin laki-laki, yaitu 28
orang (56%) dari jumlah keseluruhan responden. |
Diskusi |
Hasil
penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar (72%) mahasiswa pemilik hewan peliharaan
memiliki kategori kesepian yang rendah.Namun, masih ditemukan mahasiswa
pemilik hewan peliharaan yang mengalami kesepian pada kategori tinggi.Kondisi
dari setiap individu yang berbeda menjadi pertimbangan bagaimana kondisi
kesepian subjek meskipun sama-sama memiliki hewan peliharaan. |
0 komentar:
Posting Komentar