Jumat, 03 Mei 2024

Menyelami Depresi: Perspektif Psikologi Abnormal

 

TUGAS ARTIKEL

 

Nama                           : Ahmad Faris Danardana

NIM                            : 22310410080

Matkul                         : Psikologi Abnormalitas

Dosen Pengampu        : FX. Wahyu Widiantoro, S.Psi., MA

 

Menyelami Depresi: Perspektif Psikologi Abnormal

 



 

Depresi, bagaikan awan hitam yang menyelimuti jiwa, mewarnai kehidupan dengan kesedihan mendalam dan rasa putus asa. Lebih dari sekadar perasaan sedih biasa, depresi merupakan gangguan mental serius yang dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan. Dalam ranah psikologi abnormal, depresi ditelaah sebagai salah satu kondisi kesehatan mental yang paling umum dan kompleks.

Setiap individu pasti mengalami berbagai masalah dan rintangan dalam hidupnya. Jika seseorang dalam hidupnya mudah putus asa dan tidak kuat menghadapi masalah, orang tersebut dapat mengalami disstress bahkan depresi. Depresi tidak hanya dialami oleh orang dewasa namun dapat terjadi pada anak-anak tanpa mengenal kelas sosial. Berbagai faktor dapat menyebabkan seseorang menjadi depresi dan terpuruk. Depresi merupakan salah satu penyebab utama kejadian bunuh diri. Sebanyak 40% penderita depresi mempunyai ide untuk bunuh diri. Depresi merupakan gangguan kesehatan jiwa yang menjadi beban kesehatan terbesar di dunia.

Psikologi abnormal mempelajari perilaku dan pola pikir yang menyimpang dari norma, termasuk gangguan mental seperti depresi. Dalam konteks ini, depresi didefinisikan sebagai keadaan tertekan dan murung yang persisten, disertai dengan berbagai gejala yang mengganggu fungsi dan kesejahteraan individu.

 

Gejala-Gejala Depresi yang Mengakar

Depresi tidak hanya memanifestasikan dalam kesedihan, tetapi juga melalui berbagai gejala yang kompleks, seperti:

  • Perasaan sedih, hampa, dan putus asa yang berkepanjangan
  • Penurunan minat dan kesenangan dalam aktivitas yang biasanya disukai
  • Perubahan nafsu makan, yang dapat berupa penurunan atau peningkatan nafsu makan
  • Gangguan tidur, seperti insomnia atau hipersomnia
  • Kelelahan dan kekurangan energi
  • Kesulitan berkonsentrasi, berpikir jernih, dan membuat keputusan
  • Perasaan gelisah atau melambat
  • Perasaan tidak berharga, bersalah, atau penuh rasa bersalah
  • Pikiran tentang kematian atau bunuh diri

Jenis-Jenis Depresi yang Beragam

Psikologi abnormal mengklasifikasikan depresi ke dalam beberapa jenis, dengan karakteristik dan tingkat keparahan yang berbeda:

  • Gangguan Depresi Mayor (MDD): Jenis depresi yang paling umum, dengan gejala yang parah dan persisten.
  • Gangguan Depresi Persisten (Persistent Depressive Disorder, PDD): Depresi yang berlangsung selama dua tahun atau lebih, dengan gejala yang lebih ringan daripada MDD.
  • Gangguan Depresi Bipolar: Gangguan suasana hati yang ditandai dengan episode depresi dan mania (kebahagiaan atau kegembiraan yang berlebihan).
  • Depresi Psikotik: Depresi yang disertai dengan halusinasi atau delusi.
  • Depresi Musiman (Seasonal Affective Disorder, SAD): Depresi yang terkait dengan perubahan musim, biasanya terjadi pada musim dingin.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Depresi

Depresi merupakan kondisi kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk:

  • Faktor Biologis: Genetika, ketidakseimbangan kimiawi di otak, dan kondisi medis tertentu dapat meningkatkan risiko depresi.
  • Faktor Psikologis: Pengalaman traumatis, pola pikir negatif, dan kurangnya koping yang sehat dapat berkontribusi pada depresi.
  • Faktor Sosial: Stres, masalah hubungan, dan kesulitan keuangan dapat memicu atau memperburuk depresi.

 

Penanganan Depresi: Menuju Cahaya Harapan

Meskipun depresi merupakan kondisi yang serius, namun kabar baiknya adalah depresi dapat diobati dengan efektif. Psikologi abnormal menawarkan berbagai pendekatan untuk membantu individu yang mengalami depresi, termasuk:

  • Terapi: Terapi seperti terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi interpersonal terbukti efektif dalam membantu individu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir dan perilaku negatif yang berkontribusi pada depresi.
  • Obat-obatan: Antidepresan dan obat-obatan lain dapat membantu meringankan gejala depresi, terutama bila dikombinasikan dengan terapi.
  • Perubahan Gaya Hidup: Olahraga teratur, pola makan sehat, dan tidur yang cukup dapat membantu meningkatkan mood dan mengurangi gejala depresi.

Mencari Bantuan dan Dukungan

Jika Anda atau orang yang Anda kenal mengalami gejala depresi, penting untuk mencari bantuan profesional. Psikolog, psikiater, dan konselor terlatih dapat membantu Anda memahami depresi, mengembangkan rencana perawatan yang tepat, dan mendapatkan dukungan yang Anda butuhkan.

Menapaki Jalan Pemulihan: Harapan bagi Masa Depan

Depresi memang bagaikan awan hitam yang menyelimuti jiwa, namun dengan pemahaman dan penanganan yang tepat, awan tersebut dapat diurai. Psikologi abnormal menawarkan berbagai solusi untuk membantu individu yang mengalami depresi, membuka jalan menuju pemulihan dan kehidupan yang lebih cerah.

 

REFERENSI

Dirgayunita, A. (2016). Depresi: Ciri, Penyebab dan Penangannya

Hadi, Fitriwijayati, Usman & Rosyanti, 2017. Health Information Jurnal Penelitian: Gangguan Depresi Mayor: Mini Review. Volume 9, Nomor 1, Juni 2017.

Sari, Retno Arienta. (2020). Literature Review: Depresi Postpartum. Jurnal Kesehatan, Volume 11, Nomor 1, hlm 167-174.

 



Ahmad Faris Danardana

22310410080

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar