Kamis, 11 November 2021

BAGAIMANA MANAJEMEN PENANGANAN STRES YANG EFEKTIF

 

Nama : Thadika Oudy Amaya Decha Putri Pramudiani

NIM : 20310410048

PSIKOLOGI MANAJEMEN DAN ORGANISASI

Essay Pra-syarat Ujian Tengah Semester

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

BAGAIMANA MANAJEMEN PENANGANAN STRES YANG EFEKTIF


Stres di tempat kerja dapat memengaruhi siapa saja dan bisa dipicu oleh apa saja. Umumnya, stres akibat kerja terjadi ketika seseorang tidak dapat memenuhi tuntutan atau kebutuhan dari pekerjaannya.

Terlalu banyak yang harus dilakukan, kurangnya waktu, kurangnya informasi dan kurangnya sumber daya untuk menuntaskan pekerjaan.

Dalam survei terhadap 1.400 pekerja di Amerika Serikat yang dipublikasikan secara online oleh careerbuilder.com , lebih dari satu pertiga responden menyatakan telah mengalami penambahan beban kerja. Mereka bekerja dengan waktu yang lebih panjang dan jam istirahat makan siang yang lebih pendek agar pekerjaan bisa selesai.

Akibatnya, pekerja mulai mengalami banyak gejala stres secara fisik maupun mental. Dalam hal ini, stres bukan hanya merugikan para pekerja, tapi juga mengganggu kinerja seluruh organisasi. Menurut empat dari lima manajer di Eropa, stres merupakan bencana dalam perusahaan. Stres adalah salah satu risiko psikososial di tempat kerja yang penanganannya lebih sulit dibandingkan masalah kesehatan.

Stres diimplikasikan sebagai faktor penyebab dari absen, kecelakaan kerja, masalah psikologis, tuntutan kompensasi, produktivitas yang rendah, tindakan pencurian di tempat kerja, kinerja yang tidak maksimal, dan tingkat keluar masuk pekerja yang tinggi. Yang jelas, stres berdampak langsung secara menyeluruh.

Di Amerika Serikat, survei terbaru mengindikasikan bahwa stres akibat kerja mengakibatkan pemilik perusahaan harus mengeluarkan sekitar 2 kuadriliun per tahun karena masalah absen, keterlambatan, kejenuhan, produktivitas yang semakin rendah, angka keluar masuk pekerja yang tinggi, kompensasi pekerja, dan peningkatan biaya asuransi kesehatan.

Dalam kaitannya dengan pekerjaan, jika stres tidak ditangani dengan baik, maka akan berpengaruh pada menurunnya performansi, efisiensi, dan produktivitas kerja yang bersangkutan.

Definisi, Penyebab, dan Dampak

Menurut World Health Organization (WHO), stres akibat kerja adalah sebuah respons yang ditimbulkan karena dihadapkan pada tekanan dan tuntutan kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan seseorang, sehingga orang tersebut tidak dapat mengatasinya.

Stres akibat kerja juga berarti suatu kondisi ketegangan yang memengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seseorang. Bila seseorang (pekerja) mengalami stres yang berlebihan, maka hal ini dapat mengganggu kemampuan orang tersebut dalam menghadapi lingkungan dan pekerjaannya.

Penyebab Stres Akibat Kerja

Ada banyak penyebab yang bisa meningkatkan stres di tempat kerja, menurut Robbins (2008:370) ada tiga pengelompokan kategori potensi pemicu stres kerja,

A.     Organisasi

1.      Beban kerja yang tinggi atau terlalu rendah

2.      Tuntutan atau tekanan pekerjaan

3.      Shift kerja atau jam kerja

4.      Tekanan atas peran tertentu dalam organisasi

5.      Peran yang tidak jelas

6.      Peraturan berlebihan dan kurang adil

7.      Kurangnya partisipasi pekerja dalam pengambilan keputusan

8.      Pola komunikasi yang buruk, misalnya antara direktur dengan Kepala Divisi, Kepala Divisi dengan manajer, sesama manajer, manajer dengan pekerja, atau sesama pekerja, dan sebagainya

9.      Gaya manajemen tidak jelas

10.  Pemimpin bersifat tidak terbuka dan kurang menanggapi saran dari bawahannya

11.  Kurangnya pelatihan

12.  Downsizing, bertambahnya tanggung jawab

a)       Pekerja dikorbankan (dipengaruhi penurunan laba yang didapat)

b)       Kurangnya kesempatan promosi atau peluang pengembangan karier.

B.      Individu

1.       Pertentangan antara karier dan tanggung jawab keluarga

2.       Ketidakpastian ekonomi

3.       Kurangnya penghargaan dan pengakuan kerja

4.       Kejenuhan dan ketidakpuasan kerja

5.       Konflik dengan rekan kerja atau atasan

6.       Kurangnya kepercayaan dalam satu tim

7.       Kurangnya motivasi dari atasan.

C.      Lingkungan

1.       Buruknya kondisi lingkungan kerja (pencahayaan, suhu, kebisingan, ventilasi/sirkulasi udara, ruang kerja yang berantakan, dll.)

2.       Diskriminasi ras, ancaman kekerasan, pelecehan, intimidasi dll.

3.       Kemacetan lalu lintas saat berangkat dan pulang kerja.

Dampak Stres Akibat Kerja

Dampak stres kerja dapat menguntungkan atau merugikan pekerja. Dampak yang menguntungkan diharapkan akan memacu pekerja untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan bersemangat sebaik-baiknya, namun jika stres tidak mampu diatasi maka akan menimbulkan dampak yang merugikan pekerja (Gitosudarmo, 2000:54).

Berikut ini beberapa dampak yang ditimbulkan dari stres kerja:

1.       Fisik : kandungan glukosa darah meningkat, denyut jantung dan tekanan darah meningkat, sulit tidur, sakit kepala, gangguan pencernaan, mulut kering, berkeringat, punggung terasa sakit, bola mata melebar nyeri pada bahu dan leher, keringat berlebih, dan kehilangan energi.

2.       Emosional : mudah marah, mudah tersinggung dan sensitif, gelisah, cemas, suasana hati mudah berubah-ubah, sedih, mudah menangis dan depresi, gugup, dan kelesuan mental.

3.       Intelektual: mudah lupa, sulit fokus, ketidakmampuan untuk membuat keputusan yang masuk akal, daya konsentrasi rendah, kurang perhatian, sensitif terhadap kritik, hambatan mental dan terlalu banyak memikirkan satu hal saja

4.       Interpersonal : acuh dan mendiamkan orang lain, senang mencari kesalahan orang lain atau menyerang dengan kata-kata, menutup diri secara berlebihan, dan mudah menyalahkan orang lain.

 

 

 



0 komentar:

Posting Komentar