Jumat, 12 November 2021

PUISI UNTUK SAHABAT

PUISI UNTUK SAHABAT

Tulisan ini dibuat untuk memenuhi ujian MID Psikologi Sosial 2 dengan dosen pengampu Dr,Arundati Shinta, M.A


Oleh

Siti Nurhaliza (20310410055)

Kelas A regular

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

Dalam tulisan kali ini, penulis akan mendeskripsikan tentang puisi yang telah dibuat oleh penulis pada lomba cipta puisi yang bertema “persahabatan”. Lomba tersebut dilaksanakan secara online, deadline pengumpulan karya puisinya sampai tanggal 24 oktober 2021 pukul 22.00 WIB. Adapun puisi yang dibuat penulis tentu yang bertema “persahabatan" tetapi dengan judul yang bebeda, yaitu “seperti pelangi”. Puisi ini terdiri dari 16 baris, masing-masing bait terdiri dari 4 baris.

Jika dilihat dari judul maka puisi tersebut akan terlihat seperti puisi yang berisi tentang kebahagiaan padahal didalamnya berisi tentang ketidakpuasan dan ketidakpercaya akan sahabat. Secara sepintas puisi yang dibuat oleh penulis seperti ada 2 orang yang sedang berdialog dalam puisi tersebut. Padahal sebenarnya hanya ada 1 orang, satu orang tersebut sedang berbicara pada dirinya sendiri tentang anggapan mengenai seorang sahabat. 


Dalam puisi tersebut sahabat diibaratkan seperti pelangi karena pelangi memberikan pemandangan yang indah jika dilihat oleh mata, tetapi pelangi tidak bisa dipegang ataupun dimilki, pelangi hanya bisa dilihat dari kejauhan, pelangi datangnya sebentar tidak selama-lamanya. Begitu juga seorang sahabat dalam puisi tersebut, sahabat dalam puisi itu digambarkan sebagai orang yang awalnya datang membawa kebahagian, keceriaan tetapi ketika dalam kesulitan sahabat tersebut pergi meninggalkan, tidak memperdulikan, sahabat tersebut hanya datang untuk memanfaatkan tidak benar-benar ingin menjalin sebuah persahabat. 

Dalam puisi ini penulis mencoba mengatakan pada diri sendiri dan menyadarkan diri sendiri bahwa yang dianggapnya sebagai seorang sahabat bukanlah sahabatnya, melainkan hanya orang yang ingin meraih keuntungan dari sebuah persahabat, dan juga penulis mengingatkan pada dirinya sendiri untuk tidak mengejarnya karena dia merupakan orang yang tidak pantas untuk menjadi sahabatnya sendiri, orang yang memanfaatkan sahabatnya demi mencapai keinginnya tidak pantas untuk dijadikan sebagai sahabat. Meskipun puisi “seperti pelangi” tidak menjadi juara 1,2, atau 3, tetapi puisi ini masuk ke “penulis terpilih” yaitu penulis yang karya puisinya akan dibukukan.



0 komentar:

Posting Komentar