Kamis, 11 November 2021

PENGARUH KONFORMITAS TEMAN SEBAYA TERHADAP SIKAP MEMBOLOS PADA SISWA SMA

 

PENGARUH KONFORMITAS TEMAN SEBAYA TERHADAP SIKAP MEMBOLOS PADA SISWA SMA

Essay 1 Persyaratan Ujian Tengah Semester

Psikologi Sosial II

Semester Ganjil 2021/2022

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A



Kenakalan remaja bervariasi jenisnya, salah satunya adalah perilaku membolos. Kenakalan jenis ini meski termasuk tingkat kenakalan ringan namun tidak pernah selesai permasalahannya. Setiap waktu selalu ditemukan kasus remaja yang terjaring razia karena membolos sekolah. Di Kota Semarang, sejumlah pelajar tertangkap sedang asik main di kuburan saat jam sekolah berlangsung (Mj, 2016), beberapa remaja lainnya diberikan hukuman push up oleh satpol PP akibat membolos sekolah (Prabowo, 2015), dan hukuman membaca pancasila akibat membolos sekolah (Purbaya, 2015).

Perilaku membolos yang juga merupakan bagian dari kenakalan remaja merupakan akibat dari proses pengkondisian lingkungan sosial yang buruk (Cialdini & Goldstein, 2004. Remaja yang mengalami emosi tidak stabil lebih mudah terjerumus karena mereka dapat dipengaruhi oleh tekanan kelompok dari lingkungan mereka (Esiri, 2016). Lingkungan sosial yang dapat mempengaruhi perilaku anak dapat berasal dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, kelompok sebaya dan lingkungan sekitar (Hawkins dkk, 2000). Pengaruh teman-teman sebaya pada perilaku kenakalan remaja lebih besar dari pada pengaruh keluarga (Hawkins dkk, 2000). Santrock (2002) menjelaskan bahwa perilaku membolos merupakan bagian dari kenakalan remaja yang merupakan bagian dari pelanggaran Status offenses yang merupakan pelanggaran status. Dari beberapa pengertian tersebut maka diperoleh kesimpulan bahwa perilaku membolos merupakan sebuah perilaku tidak masuk sekolah ataupun meninggalkan sekolah yang dilakukan tanpa sepengetahuan pihak sekolah dan tanpa izin yang jelas, dan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Dalam lingkungan sosial yang beraneka ragam tersebut, kondisi kelompok pertemanan remaja memberikan pengaruh pada perilaku remaja (Sarwini, 2011). Pada pertemanan, remaja memiliki tuntutan akan konformitas. Konformitas di dalam lingkungan pertemanan memiliki dua sifat, yaitu konformitas yang bersifat negatif dan konformitas yang bersifat positif. Konformitas yang bersifat negatif dapat berupa penggunaan bahasa yang jorok, mencuri, merusak, membolos bahkan mengolok-olok orang tua dan guru. Pada lingkungan pertemanan yang tidak baik atau yang negatif dapat merangsang timbulnya reaksi emosional buruk pada remaja. Jiwa remaja yang labil akan mudah terjangkit delinkuensi dari lingkungan. Hal tersebut bisa mengakibatkan remaja mengalami kegagalan didalam proses belajarnya serta dapat menghilangkan motivasi remaja untuk belajar hingga timbulah kelompok remaja yang suka membolos, melakukan keonaran disekolah hingga putus sekolah yang diakibatkan pengaruh dari lingkungan tersebut.

Oleh karena itu maka dapat disimpulkan bahwa :

1.       Konformitas teman sebaya memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap variabel perilaku membolos remaja. Semakin tinggi pengaruh konformitas teman sebaya maka semakin tinggi pula perilaku membolos yang dilakukan oleh remaja. Sebaliknya, semakin rendah pengaruh konformitas teman sebaya maka semakin rendah pula perilaku membolos yang dilakukan oleh remaja”.

2.        Konformitas teman sebaya pada remaja berada dalam kategori sedang cenderung rendah. Aspek yang paling berpengaruh dalam konformitas teman sebaya adalah aspek normatif.

3.       Perilaku membolos pada remaja berada dalam kategori rendah. Aspek yang paling berpengaruh dalam variabel perilaku membolos adalah aspek tidak masuk sekolah selama sehari penuh.

 

 

0 komentar:

Posting Komentar