Kamis, 11 November 2021

PENTINGNYA BERKOMUNIKASI SANTUN DENGAN LANSIA

 PENTINGNYA BERKOMUNIKASI SANTUN DENGAN LANSIA 

 


 

DISUSUN OLEH :

Atika Nuryanti

Nim. 20310410064

Dosen Pengampu : Dr. Arundhati Shinta, M. A

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Essay ini ditulis guna pemenuhan salah satu prasyarat UTS Psikologi Manajemen dan Organisasi

 

Komunikasi merupakan suatu kebutuhan bagi setiap orang dalam kehidupan sehari-hari untuk melakukan interaksi dengan orang lain bahkan dengan dirinya sendiri. Komunikasi yakni sebuah proses penyampaian pesan dari satu individu terhadap individu lain yang akan menimbulkan suatu interaksi karena adanya sebab akibat.

Dalam kehidupan sehari-sehari kita memerlukan komunikasi untuk menunjang aktivitas dalam konteks ini komunikasi yang digunakan yakni komunikasi antara atasan dengan karyawan lansia yang memiliki tingkat kemampuan digital lebih dari pimpinannya ketika berseberangan opini.

Berdasarkan sensus pada 2010, jumlah lansia di indonesia yaitu 18,1 juta jiwa, merupakan 7,6 % dari total penduduk. Pada tahun 2014 jumlah lansia naik menjadi 18,781 juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2015, jumlah lansia semakin bertambah hingga mencapai sekitar 36 juta jiwa (http://www.depkes.go.id). Banyaknya peningkatan populasi lansia secara progresif, sehingga semakin besar juga kebutuhan dasar yang harus orang tua penuhi (Saadati, Shoaee, Pouryan, Alkasir, & Lashani, 2014).

Terdapat berbagai masalah yang muncul pada lansia yakni setelah orang memasuki lansia maka individu tersebut akan mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor.  Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain, sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat. Sementara fungsi psikomotorik (kognitif) yakni hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang cekatan (Kartinah & Sudaryanto, 2008).

Dari berbagai masalah yang muncul pada lansia tersebut akan memunculkan beberapa hambatan dalam komunikasi, sehingga perlunya kita melakukan komunikasi yang sopan dengan lansia, yakni dengan cara mengetahui pikiran dan pengetahuannya, perasaannya, maupun menanggapi tingkah laku seorang lansia tersebut. Dimana Komunikasi akan berlangsung jika terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Adanya gangguan yang mendistorsi pesan pada lansia ini dipengaruhi oleh kemampuan berbahasa yang baik dan benar sehingga komunikasi tidak akan “tersambung” atau tersampaikan dengan benar.

Perlunya komunikasi antar pimpinan dengan karyawan lansia dikarenakan komunikasi merupakan alat untuk menjalin hubungan antar sesama dan adanya gangguan dalam komunikasi yang mendistorsi pesan pada lansia.

 

 

PUSTAKA :

Kartinah, & Sudaryanto, A. (2008). Masalah Psikososial Pada Lanjut Usia. Berita Ilmu Keperawatan, 1(1), 93–96.

Missah. 2014. Komunikasi Antar Pribadi Pada Orang Tua Lanjut Usia Di Panti Rumah Doa Kanaan. Journal “Acta Diurna”. Vol.3 (2).

Prayogo. 2017. Proses Komunikasi Interpersonal Antara Perawat Dengan Pasien Lanjut Usia (Lansia) di Rumah Usiawan Panti Surya Surabaya. Jurnal E-Komunikasi. Vol.5 (1).

Saadati, H., Shoaee, F., Pouryan, A., Alkasir, E., & Lashani, L. 2014. Effectiveness of Gestalt Group Therapy on Loneliness of Women Caregivers of Alzheimer Patients at Home 1. Iranian Rehabilitation Journal, 12(22), 54–58.


0 komentar:

Posting Komentar