Sabtu, 09 November 2024

ESAI 8 UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL_M ILHAM JANU NS_22310410007

 

PSIKOLOGI INOVASI

UJIAN TENGAH SEMESTER

DOSEN PENGAMPU : Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA. 

ANALISIS RENSPON INDIVIDU TERHADAP SITUASI TIDAK NYAMAN 

 


Muhamad Ilham Janu N.S

22310410007

 

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLMASI 45

YOGYAKARTA

NOVEMBER/2024

  

Dalam kehidupan kita sehari hari, seringkali dihadapkan pada situasi yang tidak menyenangkan baik di lingkungan kerja, pendidikan, atau bahkan dalam relasi sosial. Situasi ini dapat muncul dalam berbagai hal. Reaksi terhadapat situasi tersebut sangat beragam, pemahaman terhadap respon ini menjadi penting dalam konteks psikologi. Diagraam yang di sajikan memberi gambaran yang menarik tentang bagaimana seseorang merespon situasi tidak nyaman.

Diagram yang di tampilkan membagi respon seseorang terhadap situasi tidak nyaman menjadi empat kuadran berdasarkan dimensi utama aktivitas dan konstruktifitas. Setiap kuadran mencerminkan strategi yang berbeda dalam upaya mencapai situasi nyaman. Seseorang yang berada di kuadran voice cenderung lebih cepat mencapai kenyamanan jangka panjang karena mereka secara aktif terlibat dalam menciptakan perubahan. Tapi hal ini membutuhkan energi dan keberanian untuk menghadapi potensi tersebut. Seseorang di kuadran exit mungkin menentukan kenyamanan sementara dengan meninggalkan situasi yang tidak nyaman, tetapi jika masalah mendasar tidak diatasi, mereka akan mengalami kesulitan menemukan kenyamanan di tempat baru. Sedangkan untuk seseorang yang berada di kuadran loyalty mengalami kenyamanann sementara dengan mempertahankan status quo, jika masalah mendasar tidak terselesaikan ketidak nyamanan mereka akan meningkat seiring waktu. Seseorang yang berada di kuadran Neglect mengalami pengurangan stres jangka pendek, akan tetapi penolakan untuk menghadapi masalah dapat memperburuk situasi tersebut.

Pilihan respons individu terhadap situasi tidak nyaman tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal seperti kepribadian dan nilai-nilai, tetapi juga oleh faktor eksternal seperti lingkungan sosial dan budaya. Misalnya, dalam budaya yang sangat menghargai keselarasan sosial, individu mungkin lebih cenderung memilih untuk menghindari konflik (kuadran neglect) daripada menyuarakan pendapat mereka (kuadran voice). Ini menimbulkan permasalahan serius karena penumpukan ketidakpuasan dapat memicu masalah yang lebih besar di kemudian hari. Untuk mengatasi permasalahan ini, perlu dilakukan upaya untuk menciptakan lingkungan yang lebih terbuka dan inklusif, di mana individu merasa aman untuk mengekspresikan diri dan mencari solusi bersama.

Untuk mengatasi tantangan dalam memilih respons yang tepat, individu dapat menerapkan kerangka kerja sederhana. Pertama, identifikasi secara jelas apa yang membuat situasi tersebut tidak nyaman. Kedua, evaluasi risiko dan manfaat dari setiap pilihan respons. Terakhir, pertimbangkan sumber daya yang tersedia dan pilihlah respons yang paling sesuai dengan tujuan jangka panjang. Dengan mengembangkan keterampilan kognitif seperti pemecahan masalah dan berpikir kritis, individu dapat lebih efektif dalam menganalisis situasi dan menemukan solusi yang kreatif. Selain itu, dukungan sosial yang kuat juga berperan penting dalam membantu individu mengatasi kesulitan dan mencapai kesejahteraan.

Berbagai respon seseorang terhadap situasi yang tidak nyaman sangat penting untuk membantu dalam mengambil keputusan yang lebih baik. Tidak ada satu respon yang selalu benar dalam setiap situasi. Jadi memilih respon yang tepat tergantung pada faktor faktor seperti kepribadian, nilai nilai, dan situasi tersebut. Memahami berbagai respons individu terhadap situasi yang tidak nyaman adalah langkah penting dalam meningkatkan kesejahteraan. Dengan mengembangkan kerangka kerja untuk pengambilan keputusan, meningkatkan kemampuan kognitif, dan membangun dukungan sosial yang kuat, individu dapat lebih efektif dalam mengatasi tantangan dan mencapai kenyamanan jangka panjang. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor lain yang mempengaruhi pilihan respons individu dan untuk mengembangkan intervensi yang lebih efektif.


Daftar pustaka :

 Berger, C. R., Roloff, M. E., & Roskos-Ewoldsen, D. R. (2011). A Handbook of Communication Science (D. Sri Widowatie, Penerj.). Jakarta: [Nama Penerbit]. (Buku asli diterbitkan tahun 2011 oleh Wadsworth)

 

Mitsakis, F. V., & Malone, C. (2017). A critical review of the Exit-Voice-Loyalty-Neglect literature: limitations, key challenges and directions for future research. The International Journal of Management, 6(3), 1-10.

0 komentar:

Posting Komentar