UJIAN TENGAH SEMESTER
PSIKOLOGI INOVASI
Dosen Pengampu: Dr. Dra. Arundati Shinta, MA
Nama: Yusuf Khoirul Anas
NIM: 22310420003
FAKULTAS PSIKOLOGI
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
2024
Dalam kehidupan, kita sering menghadapi situasi yang
tidak nyaman, baik di tempat kerja, maupun di lingkungan akademik atau sosial. Situasi
tidak nyaman ini dapat berupa lingkungan fisik yang buruk atau lingkungan
sosial yang tidak mendukung. Contohnya termasuk gedung yang tidak memadai,
hubungan kerja yang penuh konflik, atau pimpinan yang kurang mendukung.
Psikologi inovasi menawarkan berbagai respons yang dapat diambil oleh individu
dalam menghadapi ketidaknyamanan tersebut, yang dapat dilihat dalam bagan yang
menggambarkan model respons individu: Exit, Voice, Loyalty, dan Neglect.
Model ini menggambarkan cara seseorang merespons
situasi tidak nyaman dalam dua dimensi: antara konstruktif dan destruktif serta
antara aktif dan pasif. Respon yang dipilih akan mempengaruhi apakah seseorang
mampu meningkatkan kenyamanan di lingkungannya atau tidak.
Pilihan Exit
adalah respons aktif dan destruktif yang diambil individu untuk keluar dari
situasi yang tidak nyaman. Ini sering kali menjadi pilihan bagi seseorang yang
merasa bahwa situasi yang dihadapinya tidak dapat diperbaiki atau diubah. Dalam
konteks pekerjaan, exit dapat berarti pengunduran diri atau berpindah ke
departemen lain. Dalam hubungan sosial, exit mungkin berarti mengakhiri
interaksi dengan orang-orang yang memberikan dampak negatif.
Pilihan ini dapat membantu seseorang mencapai
kenyamanan, tetapi tidak selalu memberikan solusi untuk memperbaiki situasi.
Meskipun keluar dapat membantu seseorang menghindari ketidaknyamanan, ini dapat
menjadi pilihan yang tidak efisien apabila setiap masalah dihadapi dengan cara
keluar tanpa mencari solusi konstruktif.
Kedua, Voice
adalah respons aktif dan konstruktif yang melibatkan upaya individu untuk
memperbaiki situasi tidak nyaman dengan cara menyuarakan pendapat, memberikan
masukan, atau berusaha memperkenalkan perubahan. Individu yang memilih voice
cenderung percaya bahwa situasi dapat diubah dan berupaya untuk membuat
perbaikan yang akan berdampak positif bagi semua orang yang terlibat.
Dalam organisasi, voice
dapat diwujudkan melalui komunikasi terbuka dengan manajemen, pengajuan saran
perbaikan, atau berpartisipasi dalam tim pengembangan. Melalui cara ini,
individu dapat merasa lebih nyaman karena mereka merasa memiliki kendali atas
perubahan yang terjadi. Respons ini juga membantu menciptakan lingkungan yang
lebih baik, tidak hanya untuk individu tersebut tetapi juga untuk rekan-rekan
mereka.
Ketiga, Loyalty
merupakan respons pasif dan konstruktif, di mana individu tetap bertahan dalam
situasi tidak nyaman dengan harapan bahwa situasi tersebut akan membaik tanpa
perlu campur tangan mereka. Individu yang memilih loyalty menunjukkan kesetiaan
terhadap organisasi, tim, atau lingkungan sosial mereka dan berharap pada
perubahan positif di masa depan.
Loyalty sering dipilih oleh mereka yang tidak
ingin mengganggu keseimbangan sosial atau menghadapi risiko yang lebih besar
dengan mengungkapkan ketidaknyamanan mereka secara terbuka. Meskipun demikian,
terlalu lama bertahan dalam situasi yang tidak nyaman tanpa perubahan dapat
berdampak negatif pada kesehatan mental dan kepuasan individu.
Keempat, Neglect
adalah respons pasif dan destruktif, di mana individu tidak melakukan apa pun
untuk memperbaiki situasi dan malah mengabaikannya atau bahkan berkontribusi
pada pemburukan situasi tersebut. Dalam konteks pekerjaan, neglect dapat
berarti bekerja dengan cara yang malas, menurunkan produktivitas, atau tidak
memperhatikan kualitas pekerjaan.
Neglect adalah respons yang biasanya dipilih
ketika individu merasa tidak memiliki kemampuan atau keinginan untuk
memperbaiki situasi, tetapi tidak memiliki keberanian untuk meninggalkannya.
Akibatnya, respons ini tidak hanya mengurangi kenyamanan individu tetapi juga
dapat merugikan organisasi atau lingkungan sosial mereka.
Keempat respons dalam model ini (Exit, Voice, Loyalty, dan Neglect) mencerminkan berbagai pendekatan
yang dapat diambil individu dalam menghadapi situasi tidak nyaman. Setiap
respons memiliki konsekuensi berbeda dan memberikan peluang serta tantangan
dalam upaya mencapai kenyamanan. Voice
dan Loyalty dianggap lebih
konstruktif dalam jangka panjang, karena keduanya bertujuan untuk menciptakan
perubahan positif atau menjaga stabilitas. Sementara itu, Exit dan Neglect mungkin
memberikan kenyamanan jangka pendek, namun dapat berdampak destruktif jika
digunakan secara berlebihan. Dengan memahami pilihan-pilihan ini, individu
dapat lebih bijak dalam memilih respons yang sesuai dengan situasi yang mereka
hadapi dan menciptakan lingkungan yang lebih nyaman dan produktif.
DAFTAR PUSTAKA
Robbins,
S. P., & Judge, T. A. (2013). Organizational
Behavior (15th ed.). Pearson Education. Buku ini memberikan penjelasan umum mengenai
perilaku organisasi dan berbagai respons terhadap ketidakpuasan, termasuk model
Exit, Voice, Loyalty, dan Neglect.
Ng, T.
W. H., & Feldman, D. C. (2012). "Employee Voice Behavior: A
Meta-Analytic Test of the Conservation of Resources Framework." Journal of Organizational Behavior,
33(2), 216-234. Artikel ini mengulas bagaimana perilaku voice terkait dengan
kenyamanan kerja dan sumber daya yang dimiliki karyawan untuk memperbaiki kondisi
mereka.
Van
Dyne, L., Ang, S., & Botero, I. C. (2003). "Conceptualizing Employee
Silence and Employee Voice as Multidimensional Constructs." Journal of Management Studies, 40(6),
1359-1392. Artikel ini menjelaskan tentang voice dan silence dalam konteks
perilaku di tempat kerja dan bagaimana hal ini mempengaruhi suasana dan
kenyamanan kerja.
Morrison, E. W.,
& Milliken, F. J. (2000). "Organizational Silence: A Barrier to Change
and Development in a Pluralistic World." Academy of Management Review, 25(4), 706-725. Artikel ini membahas
pentingnya respons voice dalam organisasi untuk mendorong perubahan positif dan
mengatasi ketidaknyamanan di tempat kerja.
Rusbult,
C. E., Farrell, D., Rogers, G., & Mainous, A. G. (1988). "Impact of
Exchange Variables on Exit, Voice, Loyalty, and Neglect: An Integrative Model
of Responses to Declining Job Satisfaction." Academy of Management Journal, 31(3), 599-627. Artikel ini
mengembangkan model Exit, Voice, Loyalty, dan Neglect sebagai respons terhadap
ketidakpuasan dalam konteks pekerjaan.
Hirschman,
A. O. (1970). Exit, Voice, and Loyalty:
Responses to Decline in Firms, Organizations, and States. Harvard
University Press. Buku ini memperkenalkan konsep exit, voice, dan loyalty yang
menjadi dasar teori mengenai bagaimana individu merespons ketidakpuasan dalam
berbagai situasi.
0 komentar:
Posting Komentar